Mother, how are you today?
Here is a note a from your daughter
With me everything is OK
Mother, how are you today?
Mother, don’t worry, I’m fine.
Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?
Saya menemukan lirik lagu ini di salah satu posting ‘Kakak Perempuan’ saya, Imelda Coutrier, dengan judul Mother, How Are You Today. Posting yang berisi ucapan selamat ulang tahun kepada sang Mama juga cerita tentang anak laki-laki sulungnya, Riku-Chan, yang memberikan hadiah khusus kepada Sis (my nick name for her, selain Wonder Woman), berupa gantungan hand phone yang dibuatnya sendiri di sekolah.
Dengan segera, saya terharu membacanya dan merasa kedua mata saya memanas seketika.
Ya. Tanpa terasa, air mata saya menitik perlahan, seperti tidak mau kompromi dengan sapuan make up di wajah saya..
Saya menangis
Bukan hanya karena rasa haru yang menyelinap masuk di hati saya saat saya membaca tentang Sis yang memohon maaf pada Mama karena tak bisa hadir di Jakarta, persis di hari ulang tahun beliau…
Bukan juga hanya karena saya terharu pada usaha si Ganteng Riku yang sudah bersusah payah membuat satu gantungan hand phone untuk Mama tersayangnya…
Tapi saya menangis, juga karena lirik-lirik lagu itu.
Yang sederhana saja.
Yang isinya hanya bertanya, “Ibu, apa kabar hari ini?”
Yang isinya hanya berkata, “Kalau aku baik-baik saja, Ibu…”
Yang isinya hanya berjanji, “Iya, musim panas nanti aku bakal pulang… Janji, deh, nggak akan terlambat lagi…”
Sederhana, kan?
Sebuah ucapan yang gampang saja terlontar keluar dari mulut anak-anak di manapun yang berjauhan dengan orang tuanya, dengan Ibu tercintanya. Mungkin dengan ucapan sambil lalu via telepon, mungkin malah hanya mengirim pesan pendek via ponsel untuk mengirit waktu…
Sesederhana itu.
Tapi sayangnya, meskipun sangat mudah dan sederhana,
seorang Lala, tak akan pernah bisa melakukannya lagi.
Ya.
Dan perempuan berumur 28 tahun itu pun menangis. Sekali lagi.
***
Kebetulan saat saya membaca posting itu, saya memang sedang bercakap-cakap dengan Sis melalui mesin percakapan elektronik, yahoo messenger. Tanpa menunggu, saya bilang kalau sedang membaca posting itu lalu merasa sedih setelahnya.
Well, she knew me too well. Sis tahu persis tentang Bungsu Asunaro ini yang selalu cengeng setiap hatinya bersinggungan dengan kata Ibu. Betapa mudahnya si Bungsu ini terharu dan menangis hebat hanya karena sedang membaca cerita-cerita tentang Ibu dan Ibu saja.
She knows me.
Dan Sis tidak banyak bicara, hanya ‘memeluk’ saya.
“Aku belum bisa kasih Mami apa-apa, Sis…” kata saya, menanggapi soal isi ceritanya yang memberikan gambar bunga kesukaan Mama, sebagai pengganti kehadirannya.
Tapi Sis menenangkan perasaan saya. Dia bilang, “Jangan disesali. Kamu udah bantu merawat dia sampai kamu sakit, kan?”
Ya… Ketika Mami sakit, hanya saya yang bisa diandalkan Mami untuk merawat sakitnya. Mulai dari membantu Mami mandi, menadahi air seninya di pispot, sampai buang air besar di tempat tidur… Mbak dan Bro memang sudah bekerja, sehingga hanya saya satu-satunya anak yang bisa menjadi andalan ketika Asisten Rumah Tangga saya cuti dan tidak segera kembali sampai Mami meninggal.
It wasn’t a choice. It was something that I had to do. Saya tidak bangga. Itu memang kewajiban saya sebagai seorang anak yang telah susah payah Mami lahirkan. I couldn’t do anything, couldn’t give her anything, but my time… and my willingness to stay beside her..
“Jangan bilang kamu nggak kasih apa-apa, La… Bahwa kamu sudah merawat dia sampai kamu sakit itu, sudah lebih berharga daripada berlian…”
… I cried.
“Jangan menganggap kalau kamu adalah anak yang tidak berbakti. Never do that. Never think about that. OK?”
… it was a river, coming down from my eyes. Dada saya sesak.
“La, tell her you’ve published your book…. Kamu belum pernah cerita sama Mami, kan?”
… ya. I was too excited about this book and forgot to tell my Mom about my happiness… Oh my… How silly I am… How stupid…
“Tell her…” kata Sis sekali lagi.
Sambil menghela nafas dan menghembuskannya perlahan, saya menjawab, “Ya, Sis… I will…“
***
Rabu pagi, 3 Desember 2008
Dear Mami…
Lama ya, Lala nggak cerita-cerita sama Mami? Lala minta maaf karena sudah terlalu asyikΒ dengan dunia Lala yang sedang penuh berkerlap-kerlip ini. Lala minta maaf karena sudah terburu-buru melipat mukena tanpa mengirimkan doa khusus buat Mami. Lala minta maaf ya, Mi… Lala nggak jadi anak sholihah, yang bisa membuat perjalanan Mami ke Surga menjadi jauh lebih nyaman…
Kapan terakhir Lala cerita sama Mami, ya? Sepertinya sudah lama sekali… Tapi Mami tahu soal buku itu, kan? Iyaa… buku-buku yang ada di kamar Lala itu lho Mi… Yang ada di dalam kardus itu.. Yang sengaja Lala beli buat teman-teman Lala itu… He eh, yang kini berantakan di kamar Lala itu… hihihi… Biar sudah 28 tahun, Lala tetep si Bungsu-mu… Yang jorok, yang pemalas, yang kamarnya nggak beda sama kapal pecah itu… π
Mami sempat lihat judul bukunya, kan, Mi? Mami sempat baca nama penulis di cover depan buku-buku itu, kan, Mi? Hayo… siapa coba, namanya? Hehehe…. Bener, Mi… itu namaku! Lala Purwono! Si Bungsu-mu itu…
Akhirnya Lala berhasil mewujudkan cita-cita Lala jadi penulis, Mi. Setelah bertahun-tahun Lala nggak berani-berani mengirimkan naskah ke penerbit, akhirnya kesempatan untuk mencetak buku mampir juga bulan Agustus kemarin. Tahu nggak, sih, Mi… It was such a miracle… (eh, Mi… nggak lupa kan sama Bahasa Inggris? Pasti nggak lupa kan.. wong dulu Lala sama Mbak dan Mas itu nggak pernah bisa ngerasani Mami sama Papi pakai bahasa Inggris kok… Sampai bingung mau belajar bahasa Asing lain aja hanya supaya Mami nggak ngeh kalau lagi diomongin anak-anaknya! hihihi)
Eniwei,
Iya, Mi. It was such a miracle. Kesempatan itu justru datang ketika Lala malah tidak berharap apa-apa. Lala sudah mengirimkan naskah ke satu penerbit, setahun sebelumnya, tapi kemudian Lala sudah bete duluan karena musti revisi. Sejak saat itu, Lala kan nggak pernah usaha lagi, malah keasyikan nulis di blog… Itulah kenapa Lala bilang, buku itu hadir seolah dengan cara yang sangat ajaib. Tepat ketika Lala benar-benar membutuhkan penyemangat untuk kembali berdiri di atas kaki Lala lagi… Sebagai distraksi anakmu ini supaya tidak larut dalam sedih yang sepertinya enggan pergi itu…Sekarang Lala sudah punya buku, Mi. Buku yang Lala anggap sebagai bukti bahwa anak bungsu-mu ini tidak hanya bisa cengeng, bawel, ngambek, jorok, dan bandel.. Bahwa anak bungsu-mu ini tidak hanya menjadi mahasiswi dengan nilai yang pas-pasan… Bahwa anak bungsu-mu ini tidak hanya menjadi seorang perempuan yang tak pernah berhasil memesan katering untuk pernikahannya sendiri…
I am now… a writer, Mi.
Buku Lala ada di Toko-Toko Buku, Mi…
Yang mungkin saja, anak-anak teman-teman dan sahabat-sahabat Mami akan melihatnya di sana, lalu membelinya, lalu membacanya, lalu bilang pada orang tua mereka yang kemudian berkata, “Lho, Lala Purwono? Apa ini Lala yang anaknya si Tutik, ya?” …dan saat itu, pasti wajah Mami akan terbayang di ingatan mereka…Mami senang, kan, Mi?
Mami bangga, kan, Mi?
Mami tersenyum, kan, Mi?Please let me know that you’re smiling, Mi… Please let me know that you’re happy, Mi… Please… I know it sounds crazy, but please… I really want to know… No matter how…
Ah, Mami..
Sebetulnya Lala masih kepingin cerita banyak lagi sama Mami… Tapi Mami bisa menunggu sampai nanti malam, kan? Pukul dua lebih sedikit ya, Mi… Biar Lala bisa puas cerita di sana, tanpa perlu repot-repot menghapus air mata yang turun nggak kompromi karena Lala sekarang masih di kantor, di depan banyak orang.. πI’ll see you again, tonite, Mami-ku Sayang…
Nanti kita cerita-cerita lagi yaa…Peluk cium penuh cinta dari Bungsu-mu yang Bandel (tapi cantik! hihi),
LalaPs. Upsss… Mi, Mi, Mi!!! Saking cerewetnya, Lala sampai lupa nanyain kabar… Hahaha…. Apa kabar, Mi?? Sehat kaaaannn…. Lala kangen dehhhh!! mmmuachhhhhhh… π
***
I’m still singing the song..
The song that reminds me of her and made me crying.
But this time, I’m no longer sad…
Because I know… that she always listens and loves me…with her own and special ways…
And because I believe that she knows,
That I love her.
With my own, maybe weird, but special ways…
Until forever.
I found the man of my dreams
Next time you will get to know him
Many things happened while I was away
Mother, how are you today?
thanks Sis.. untuk pelukanmu tadi pagi…
“but my timeβ¦ and my willingness to stay beside her..”
That’s more than enough La …
Itu adalah persembahan kamu yang paling besar untuk Mami …
Percaya sama saya …
SO … jangan sedih ya …
Please …
Salam Saya …
NH
pengen nulis surat yang sama buat almarhum Papa π₯
*peluk-peluk Lala*
aku ngga usah komentar apa-apa lagi kan?
hei….cengeng!
aku menangis bersama kamu waktu membaca posting ini la.
SO ….kita emang cengeng yak
EM
saya menitikkan air mata
membaca postingan ini (bener lho)
sebab papa saya juga meninggal
usai sy menyelesaikan kuliah…….
Eniwei, suatu ketika memang mncul perasaan hambar
jika orang paling dicintai tlah keburu pergi…
dan blm sempat menyksikan kesuksesan anaknya π¦
sy tahu….Jeunglala sngat kepingin….Mama
melihat drmu tlah brhasil menerbitkan buku…
drmu jg ingin beliau menyaksikan pernikahanmu
dan menimang cucu buah cintamu
tapi….semuanya tlah menjadi kehendakNya…
tabahkan hatimu…..sabar dan jangan keburu
melipat mukena usai shalat
sempatkan mengirimkan doa untuknya
sebab jika seseorang meninggal dunia,
semuanya (harta, jabatan, dll) tdk berarti lagi kecuali
tiga hal : shadaqah zariah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak yg soleh/ shalihah……(sorry….agak sok
bijak dikit nih….) Thanks my sista π₯
aih, tadi pagi saya baru telepon si mama, karena kangen dan minta dibikinin rendang buatan mama.
Besok sabtu rencananya mau ke rumah mama, buat kangen-kangenan.
Nice posting La.
Apa kabar dik ? semoga hari-harimu selalu berseri yah.
Speechless..
uah..
dalem bgt..
salam knal
Jadi kangen sama nyokapku nih…
Kamu harus bisa menjadi anak yang shalihah ya La, biar doa kamu bisa di jadikan salah satu amal yang tak terputus bagi Mami di sana… π
Lo sukses bikin gue nangis dan terharu ….
La…
Mami pasti bangga banget kok sama elo..
beneran..
sumpah deh
Pasti La..
Gue aja bangga..apalagi mami lo kan π
kiss kiss hug hug
Orang tua takkan tergantikan dalam hidup kita…
Mudah mudahan apa yang diungkapkan mbak Lala akan menjadi ungkapan banyak anak kepada ibu dan juga ayahnya…Anak yang selalu mendoakan, selalu rindu dan mencintai orang tuanya…sampai kapanpun..
Lala…
I promise La.. I Promise…
Aku ga akan menyia2kan kesempatan yang ada…
Before it’s too late…
*peluk Lala*
Lala…
Tulisan kamu mengingatkan aku akan posting tentang mamaku yang sakit kanker, disini dan disini, dan kembali mengingatkan aku betapa saat ini, aku terus berjuang melawan waktu, berharap aku masih dikasih kesempatan sehari lagi, untuk tetap bisa melihat senyum mamaku, esok pagi…
Somehow, many parts of our life seems to be the same story. Bedanya cuma… saat ini mamaku sedang berada dalam kondisi yang membaik, tapi menurut dokter, dengan komplikasi gagal ginjalnya, it almost no hope for healing her disease. Satu-satunya pesan dokter ketika saya mengeluarkan mama dari RS adalah,
Skarang mamaku lagi ditempat yang jauh lala… sedang mencari pengobatan pada terapi alternatif. Dan beberapa hari yang lalu, ketika beliau sedang Cuci Darah, beliau berpesan…. “Come visit me here darling, mama pengen menghabiskan natal tahun ini sama kamu dan anya”
saat itu saya menangis lala… karena disaat yang bersamaan, saat ini saya harus dirawat di RS untuk satu penyakit… Penyakit yang sepertinya sama dan diturunkan oleh ibu saya…
And now when I read this post… I cry again… :((
Yes mommy, I will be right beside you on chrismas time.
Hang in there… ok mom?
Aduh maaf Lala… curhat colongan banget jadinya nih. Nice post, indeed. Thanks lala. And don’t be sad, because your mom is already see what you have reached up to now. She must be very proud of you. So, be happy for that, OK?!!
*peyukk peyukkk*
Eh iya, lupa mo bilang… lay out blog ini sekarang manisssss banget. Nuansa pink lembutnya kerasa… hurufnya juga diganti yah. Pokoknya jadi lebih manis dehhh, hehehe… π
hayyyahhhh, ternyata koment saya, karena pake link (dan mungkin kepanjangan, sampe diomelin sama om WP… skarang di keep di spam kamu, hehehe. Ya udah aja, aku sekalian hetrixxx di blog ini dehhh, belum pernah khan???, hahaha)
*still… hugs lala*
Jeung, aku nangis lo baca postinganmu ini……
Jadi pengen peluk mama ku yang lagi tidur di kamarnya dan bilang I love you Mom…….
Kerasa bahwa selama ini udah lama gak ngobrol sama mama…..terlalu sibuk dengan dunia sendiri π¦
Peluk buat Lala….
Nampaknya hari ini beberapa postingan kita satu ‘warna’, mengenang kasih sayang dan pengabdian pada orangtua.
Selamat ngobrol lagi dengan Mami ya, Lala. Kenang yang indah dan manis dari kebersamaan dengan Mama, sehingga jika mengenang Mama, yang timbul adalah senyum, semangat, dan kebahagiaan, bukan tangis dan kesedihan. Mama pasti nggak ingin melihat air mata Lala, kan?
Kalo istilah jawanya, mataku mbrambangi mbaca postinganmu ini.
Aku bisa membayangkan dan seperti ingin menghindar dari kenyataan yang akan dihadapi semua orang, ditinggalkan orang-orang terdekatnya…
Tetap kuat Lala, jalani pagi sekuat mentari yang menyinari,
lembutkan hati menjelang malam setemaram bulan yang remang menghangatkan…
Kita bersatu dalam doa …
Sudah berungkali kukatakan: kau boleh sedih, namun tak perlu berlama-lama. Cukupkan soal sentimentil-sentimentil. Lebih baik mendoakan ketimbang berduka-duka yang berkepanjangan.
Aku tahu betul apa yang kau rasakan. Ayahku pun tidak pernah melihat anak-anaknya “menjadi” seseorang. Ia telah selesai sebelum semuanya tampak selesai. Tapi hidup juga tetap mesti terus berjalan toh.
Aku juga kerap sedih jika ada sesuatu yang mengingatkan ayahku. Tapi lantas apa? Kehidupan tidak berjalan mundur.
Yang lebih baik adalah membuat ia bangga dengan apa yang kita lakukan saat ini, tanpa perlu mundur ke belakang.
Kau perempuan. Dan menjadi perempuan mesti berani!
Come on!
duh, jadi nangis nih….
buyar deh, bedak gue…
udahlah La…gak usah sedih. Banyak berdoa buat Mami, ya..
semoga beliau tersenyum di alam sana….
o,ya… salam kenal La…
gue link ya La…
thank’s…
jadi ikutan terharu…..
duh…jadi menangis pas handling cust complaint(nasib customer care)…La,gw jadi kangen bunda…..
kl pulang kerja nanti gw mo pleuk bunda ….
Bunda I luv U…….
Mamimu pasti bangga melihatmu, La…
Doakan dia setiap selesai sholat.
Berpanjang-panjanglah…
saya jadi kangen sama mami…
padahal tiap hari ketemu…..
Mba Lala…
salam peluk selalu…
aku juga kehilangan seorang ibu, separuh hidupku itu dua tahun yang lalu… saat itu rasanya benar2 separuh hidupku terbang dan pergi menghilang. karena separuh tujuan dan rencana2 hidupku adalah sesuatu yang berhubungan dengan ia dan kebahagiaannya. namun ia pun pergi menyusul ayah yang terlebih dahulu meninggalkan kami 2 tahun sebelumnya.
dulu lagu Mother How Are You Today ini selalu membuat saya menangis karena kondisi ibu yang sakit bertahun2… dan saya harus meninggalkannya untuk kuliah di Bandung. Lagu ini seperti doa saya sekaligus ucapan rindu, berharap ia segera sembuh Ya Tuhan.
namun Ia selalu memberikan yang terbaik. Ia panggil ibu saya yang tercinta sehingga saat saya mendengar lagu ini saya telah tahu bahwa ia tidak lagi menderita sakit yan terus menyiksanya bertahun-tahun itu. Sekarang ia sudah tenang disana. Begitu juga ibu Mba Lala… disana, amien…
salam hangat selalu, Mba
-japs-
haduh……………
saya punya mama-papa(alm.) dan punya bapak ibu. orangtua saya banyak…….tapi mungkin belum pernah saya sekedar mengucap terima kasih, merawat mereka dengan baik….
haduh…makasih jeung buat “reminder”nya ini…
Membuka memori lama lagi ya?
mbaaak lala bikin aku nangis dikantooor T_T
aku terharu baca tulisannya mbak lala ini…
pasti mami nya mbak lala banggaaaa banget pny anak kyk mbak lala…
sekedar merawat mami wkt sakit itu udah wujud bakti seorang anak kpd ibunya, mbak…
aku aja bangga sm mbak lala, wl cm kenal di blog..
wah apa lg maminya mbak lala, pasti lebih banggaa!!!
semangaat mbaakk!!
sekarang mami pasti lg senyum2 disurga π
touchyy posting…
La,
Saya, menyangikan (dengan suara saya yang fals) lagu ini secara spontan. I know this song and it recalls my memory back to my high school times…
Try to sit on her position (Mom or Dad), and write you a letter:
Dear Lala, my beloving daughter,
Some expression may some times received as a wrong message and giving pressure to my beloving daugther…
In fact, I just want a happiness for her..
And whatever I’ll do is only for that reason..
But, I do realize, that some times I am not expressive enough, to ket her know..
That whatever she does, and whatever her achievement in her life, I’m so proud of her..
And, will love her forever…
Love,
Mom
Hmm.. happily family forever.
mba Lala, siapapun dirimu yang aku temukan dalam perjalanan blogwalking ku…sungguh terharu membaca tulisan mba..yg membuatku langsung merindu akan bundaku..
*buru2 mengambil Hp dan meneleponnya malam ini*
tenkyu mbaa…
Your mom must be very proud of he daughter…. π keep it in your mind la….
Your mom must be very proud of her daughter…. π keep it in your mind la….
termehek…mehek ketika membaca tulisan ini
saya yakin mama mu akan bangga pada anaknya …
Goodluck sist …
mmmm udah ga sedih khan aunty??? Apalagi udah ketemu ma aku ? Mami pasti seneng banget koq dengan aunty yang sekarang ini π
makasih, Mas G..
Tetap semangat kok… π