Seorang teman baik mengirim satu pesan pendek ke ponsel saya. Isinya cuman bertanya, “Eh, La.. bolak-balik gue mampir ke blog elu, kok belum ada posting baru, sih? Something wrong? Are you OK?”
Am I?
Segera saya membalas pesannya itu, “Kayaknya gua lagi pingin hiatus dulu, Bu. Nggak kenapa-kenapa, kok. Lagi males liatin internet.” …sumpah, kalau liatin cowok cakep, saya nggak bakalan males deh.. benerannn… 🙂
Setelah beberapa kali sms yang seperti berbalas-balas pantun itu, saya pun menyudahinya dengan, “Thanks ya, Bu.. Take care…” lalu saya memasukkan ponsel ke dalam saku celana jeans yang tengah saya pakai …ya iya lah, masa yang dipakai orang sih… dan melanjutkan acara jalan-jalan dengan Bro dan Mbak Ira. Kebetulan saat itu saya memang sedang berada di Supermal; alias mal terdekat dari rumah, yang bisa ditempuh dalam waktu sepuluh menit (sudah termasuk ribet-nya cari parkiran lho!), yang saking seringnya jalan-jalan ke sana, kami sering dituduh sebagai yang punya mal …mohon yang terakhir itu jangan dipercaya, karena saya lagi hiperbolis sekali… (emang kapan lu nggak hiperbolis ya, La? hihihi…)
Bro, kakak saya, memang manusia yang pingin tahu banget siapa yang menelepon saya, siapa yang mengirim SMS ke saya, siapa yang mengajak saya makan malam, siapa yang mengajak saya ketemuan di mal… lama-lama saya mikir, sebetulnya dia kuatir sama saya atau ingin nyiapin tumpeng beserta kemenyan ya, karena akhirnya si Adik Gembulnya ini berhasil mendapatkan laki-laki juga setelah puluhan tahun lamanya.. hehehe… Jadi ketika saya terlihat sibuk dengan ponsel saya, dengan segera dia bertanya, “Siapa, Mbul?”
“Hah? Yang SMS? Yessy…”
Dan karena saya memang rajin bercerita soal siapa-siapa saja yang sedang dekat dengan saya, Bro tentu tahu siapa nama teman yang saya sebut tadi.
“Ngapain?”
“Cuman nanya, kenapa aku lama nggak update blog aku…”
“Oww… emang sudah berapa lama?”
“Terakhir hari Kamis, sih…”
“Lama tuh..”
“He-eh.”
“…”
Sudah. Begitu saja. Setelah itu, dia malah mulai sibuk menarik-narik tangan istrinya yang sepertinya lagi kalap banget mengumpulkan ‘Gombal’ (satu istilah yang diciptakan Bro sebagai kata lain dari ‘Baju’ yang nanti-nantinya juga bakal jadi ‘gombal’ alias kain pel!) ke dalam kantung belanjanya.. idih si Mbak, perasaan setiap hari selalu beli baju deh… (ini ratapan perempuan yang sebenarnya pingin banget beli gombal gombal tapi lagi super ngirit… hehe)
Malam itu, berakhir dengan satu kantung belanja berisi dua helai ‘gombal’ yang didiskon sampai 50%, dengan model dan warna yang sama, kecuali tulisan di bagian depannya… satu pink, satu biru muda! …kok bete La? Ya jelas bete lah.. wong saya nggak bisa minjem karena ukurannya kecil! 😦
Oh belum.. belum berakhir deng..
Malam itu berakhir dengan satu wejangan kakak kesayangan saya (ah, you have no idea how much I adore my brother!) yang membuat saya berpikir terus sampai malam ini.
Dia hanya bilang:
“Mbul, kamu musti terus update blog kamu. Nggak boleh hiatus. Kasihan kan yang sudah repot-repot mampir ke blog, ninggalin komentar, tapi kamu-nya malah manjain rasa males kamu, nggak posting, nggak balesin komentar, nggak blogwalking… Kalau kamu mampir ke blog orang, susah-susah nyari inspirasi buat komentarin ceritanya, eh ternyata nggak ada respon sama sekali, apa kamu nggak bete?”
Dan malam itu, dua malam yang lalu, saya benar-benar kehilangan kata-kata… Continue reading
OK.
Setelah termehek-mehek cukup parah dan bikin teman-teman bloggers bersemangat untuk menjadi ‘cheerleaders‘ supaya saya bisa semangat lagi… (hehe, entah kenapa saya sekarang ngebayangin teman-teman The Asunaros saya memakai kostum cheerleaders dengan kaus ketat, rok super mini yang melambai, rambut diikat dua samping kiri kanan, dan membawa pom-pom sambil teriak, “Go, Lala, Go!” hihihi)
Dan setelah saya akhirnya menemukan konklusi bahwa sebetulnya setiap ujian yang datang dalam hidup kita menunjukkan bahwa kita adalah The Strong and Chosen People…
Apalagi setelah saya semakin menyadari bahwa saya memang tidak pernah sendirian…
Bahwa banyak sekali manusia-manusia yang sedang menghadapi badainya masing-masing…
Bahwa kemungkinan besar, badai yang sedang saya hadapi, ketakutan-ketakutan yang menghinggapi hati saya, hanya secuil saja dari besarnya badai yang sedang mencoba menggulung mereka… meluluhlantakkan segala pondasi kekuatan yang mereka bangun…
Ya.
Saya sudah memutuskan untuk menghentikan mourning period saya 🙂
Saya sudah memutuskan untuk ketawa lagi, senyum lagi, seneng-seneng lagi…
No more silent cry… (apalagi nangis-nangis bombai seperti beberapa malam kemarin yang berhasil membuat saya buntu ide dan kepingin nangis melulu — tapi herannya, kenapa makannya jalan terus, ya? hihihi) Continue reading
Gara-gara blogwalking ke rumah Mbak Rhainy dan baca postingnya tentang Blog Award di sini, saya langsung ngebatin, “Haduh, ternyata harus diterusin tho ya, blog award ini? Kirain setelah itu cuman boleh GR aja dan nggak perlu pake acara diterus-terusin segala… haduh, haduh…*
Jadi ceritanya…
Tanggal 21 Juli kemarin, saya dapet Award dari dua blogger yang jiwa-jiwanya, edan-edannya, moody-moodynya sama banget seperti saya, si Ibu Nata dan Ibu Luz. Cerita punya cerita, ternyata mereka memilih saya karena sifatnya yang sama dan gaya bertutur yang nggak jauh beda! Permasalahan yang dihadapi juga mirip. Bahkan si Luz bilang gini, “Somehow I found my self in your blog…” Dan Natazya yang lagi sibuk pacaran dengan lelaki kecilnya itu juga bilang, “Bu, bu… daripada gue repot-repot nulis, mending gue suruh lelaki kecil gue buat baca postingan ini!” Saat itu, saya bicara soal PMS bitch which apparently, kami adalah dua penderita yang sungguh akut! 🙂
Setelah baca blog Mbak Rhainy, saya jadi ngerasa bersalllaaaaahhh banget. Kok ya bisa-bisanya saya cuekin peraturannya yang menyuruh saya untuk melanjutkan pesan sponsor ini alias memilih blog favorit saya? INI NGGAK ADIL!!! *teriak si Nata dan Luz* Hahaha.. maaf, Ibu-Ibu.. hiperbolis, ya?
Dan karena ini adalah PR dari dua wanita wonderful itu…. Akhirnya, dengan berbangga hati, saya menganugerahkan award ini nih….
…untuk:
1. OM NH18… Om Lala tersayang… Kenapa memilih dia? Karena he deserves that! Lelaki yang ngakunya ordinary ini, ternyata extraordinary, lho, Sodara-Sodara Sebangsa Setanah Air! Pokoknya, bener-bener hebat deh si Om! Salut, Om….. *cium tangan, terus nadahin tangan.. minta uang saku! hihihi*
2. EMIKO MIYASHITA.. ya, ya, My luvely Sistah! Smart, bisa banget multitasking, dan selalu saya anggap sebagai Wonder Woman.. just because… SHE IS!
3. ABANG HERY… another Asunaro… Si Abangnya Lala yang heibat! 🙂 Suka banget sama gaya penulisannya yang super hebring… Cemburu banget sama tulisan dan gaya bahasanya yang okei itu… Uh, ngiri, Bang! Sumprit! 😀
4. Aji Saka… cowok super narsis dan sok ganteng. Blognya konyol banget! Dijamin bisa ngakak-ngakak dan langsung menuduh, ini cowok makhluk bumi apa dari planet laen! Coba deh berkunjung ke sana.. (awas kalo ga balik ke sini lagi ya! hihi)… oh ya Ji… Berterimakasihlah sama dirikuh karena blogmu, again and again saya promosiin! BAYAR ROYALTI!
5. Lady Fi a.k.a Nia a.k.a Ninoets… perempuan muda workaholic yang isi blognya sederhana, lucu, miris, dan apa adanya. Seneng banget berkunjung ke sana… tapi oh tapi… damn you multiply! Susah banget sih harus ninggalin komentar di sana!!!
6. Daniel Mahendra… kalau ada yang belum berkunjung ke blog bapak satu ini… segeralah ke sana! You’re all gonna luv it… Percaya deh! Dijamin puas! 🙂 (halah, ngomong opo tho aku iki.. )
7. LAINSIJI… yang dulunya selalu saya kirain kalau dia adalah laki-laki yang cerdas, taunya beberapa waktu lalu, dia membuka rahasia kalau ternyata… it’s a woman behind the smart blog! Komentar-komentarnya seru, isi blognya sumpah asyik… Ini bikin saya ngerasa sangat sangat bangga… Ah, another smart woman… Keep up the good work, Bu!
8. Nata… bukan karena dia sudah memberikan saya award ini, tapi simply because… I love the blog! Dan terlebih pula… she’s so like me! Hahaha.. itu artinya, saya memilih diri saya sendiri dong.. huhu.. payah lu La… 😀
9. Ulan… ya, si Ulan. Blognya seru… Gaya bahasanya, tulisan-tulisannya… Benar-benar nikmat berkunjung di sana… (maaf ya, Lan, sering main tapi jarang tinggalin komentar! fakir benwit! hihihi). Buat pecinta tulisan yang nyentrik dan lucu dan bagus dan asyik… silahkan ikutan nge-fans ibu satu ini ya… 🙂
10. Bebek Bawel a.k.a Rere… Sebagai apresiasi karena udah ngenalin saya ke dunia blog… 🙂 Ayo, Dek.. rajin-rajinlah menulis lagi mulai dari sekarang ya! Masa gurunya malah udah mutung duluan sih…. 😀
11. Donny Verdian… ini blognya orang yang ngaku ga bisa nulis tapi tulisannya bagus! Idih, kok nggak pede sih, Don? Biasa aja kali… Ntar orang-orang juga pada bisa nilai kalau kamu itu bisa nulis apa nggak… Lagipula, kalau nggak bisa nulis, kenapa bisa bikin blog coba? hayoooww… hayooowww…
12. Stey… Ceplas ceplos.. apa adanya.. meledak-ledak.. Sebelas dua belas deh kayak saya! a bit gloom and dark… but worth to read! Coba deh!
Aduh, aduh.. Ini pembagian Blog Award ini harus sampai ke nomor berapa sih? Soalnya masih ada banyak lagi yang bisa saya sebutin di sini… 🙂
Yang pastinya sih… Sekarang saya lagi sering berkunjung ke rumah orang-orang ini: Yessy, Mbak Rhainy, Pak Grandis, Nepho, dan Panda. (Tapi, maaf-maaf ya Pak, Bu, sekalian…. Saya emang jarang banget ninggalin komentar! Sedih yaaa… Padahal sumprit, deh, saya selalu baca… 🙂 )
So… So…
Setelah saya berjuang keras, memeras otak sekaligus cucian kotor (pembantu nggak ada, nih! Help!), saya persembahkan Award itu dengan sepenuh hati…. Untuk orang-orang hebat di balik blog-blog yang luar biasa menginspirasi hidup saya dan bikin hidup saya ekstra luar biasa menyenangkan! 🙂
Makasih yaa…
psssttt… dan silahkan lho, kalau ingin balik menominasikan saya! Hihihi… Pamrih amat lu, La! 😀
Seorang Sahabat selalu iri dengan perempuan-perempuan bertubuh langsing, berkulit putih, berambut panjang hitam tebal dan bergelombang ala salon, wajahnya cantik… Penampilannya ala peragawati. Dan setiap lantai di mal adalah runway tempat mereka berlenggak lenggok dengan cantiknya.
Seorang Sahabat yang lain selalu iri dengan tas yang ditenteng di tangan Si Cantik-Cantik itu. Atau ponsel canggihnya. Atau merk pakaiannya. Atau kaca mata yang bertengger di wajah mereka.
Sahabat-sahabat saya iri dengan penampilan fisiknya. Dengan apa yang mereka tenteng ke sana kemari. Ya. Termasuk lelaki-lelaki ganteng berduit yang biasanya ada di samping mereka seperti layaknya bodyguard yang dadanya membusung karena merasa bangga *hey, ada seorang bidadari di sebelah mereka, bergayut manja di sebelah mereka, masa tidak bangga sih?*.
Pertanyaannya.
Apakah seorang Lala juga mencemburui semua itu? Menderita lahir batin melihat pemandangan-pemandangan itu?
Hm.
Wanna know my honest answer?
OF COURSE I’M JEALOUS! 🙂
Saya masih perempuan normal yang mencemburui perempuan-perempuan yang jauh lebih beruntung dibandingkan saya. Kalau saya tidak iri dengan perempuan bertubuh langsing, cantik, dan memiliki segala yang tidak saya punya.. well… saya pasti sudah sekelas biksu yang tidak mementingkan duniawi sama sekali. Saya tetaplah perempuan biasa-biasa saja yang merasakan kecemburuan ketika melihat perempuan lain dikaruniai kelebihan yang tidak saya punya. Hm, buat saya ini wajar. It happens a lot. Jadi, saya tidak merasa sendirian.
Tapi, untuk jawaban yang jauh lebih jujur lagi… Sebenarnya, saya jauh lebih cemburu dengan perempuan-perempuan yang PANDAI. Ahli dalam pendidikan, hebat dalam pekerjaannya, jago dalam dunia yang dia geluti, dan.. ya.. knows what she’s doing.
Saya paling mencemburui perempuan-perempuan yang isi kepalanya sungguh luar biasa. Dibandingkan perempuan super cantik, saya lebih cemburu dengan perempuan yang berpenampilan fisik biasa-biasa saja tapi dia seorang Ahli Fisika, misalnya. Penulis hebat, misalnya. Seorang Sutradara luar biasa, misalnya. Atau… seorang Ibu Rumah Tangga jagoan dari Tokyo, Emi-Chan, yang bisa melakukan apa saja, yang tahu apa yang harus dia lakukan, dan tahu persis bagaimana cara mewujudkannya.
Saya akan menjadi sangat sangat cemburu kalau harus berhadapan dengan orang yang jauh lebih pintar, jauh lebih hebat, jauh lebih kenyang pengalaman hidup, dibandingkan ketika berhadapan dengan orang yang cantik.
Terkesan munafik-kah saya, dengan menganggap bahwa isi kepala jauh lebih penting ketimbang mulusnya kulit seseorang?
Terkesan berlebihan-kah saya, dengan menganggap bahwa yang terpenting adalah prestasi kerja seseorang di bidang yang ia geluti, ketimbang rambut yang tergerai indah dan tubuh langsing berbalut pakaian ala designer?
Hah.
Munafik…
Atau berlebihan…
Biarlah. Biarlah saja.
Saya rela dibilang munafik atau menganggap segala sesuatunya dengan sangat berlebihan, karena buat saya, kecantikan adalah sebuah anugerah yang diberikan pada orang-orang tertentu saja. Tapi kalau kepandaian dan kesuksesan seseorang adalah sesuatu yang hanya bisa diperoleh jika didukung dengan usaha yang keras dan waktu yang tidak instan.
Kesuksesan bukan hadiah. Kesuksesan adalah hasil dari kerja keras. Dan saya jauh lebih menghargai orang yang melakukan sesuatu untuk mencapai mimpinya, ketimbang duduk mesam mesem dan mendapatkan semuanya di atas pangkuannya…
*tapi hey! Meskipun tetap saja, akan lebih menyenangkan kalau menjadi orang yang cantik, sekaligus sukses.. hahahaha*
Â
Dan.. SISTAH! Ini pujian terbuka Asunaro Bungsu buat Kakak Kedua!! 🙂
My so called sistah, once said to me before I left my hometown, last week. She said this:
Noway aku akan membiarkan adikku ini menjadi sedih di Jakarta.
Pokoknya aku akan antar kamu ke tempat yang kamu dan dia TIDAK pernah kunjungi.
Aku juga ngga ijinin kamu naik BUSWAY… Tunggu aku jemput kalo perlu
huh kok aku jadi mo marah ya?
Coz aku juga sedang berperasaan spt kamu, takut pada masa lalu.
But aku akan buktikan hari Minggu besok, sama sekali tidak ada apa-apanya. So you have to promise me, tell me whenever you feel sad. You are not allowed to be sad beside me girl…
Berulangkali dia SMS sepanjang perjalanan Surabaya-Jakarta, just to make sure that I was okay. Karena dia tahu kepanikan saya, dia memahami ketakutan saya. Hm, I know that she loves me… and she was dealing the same thing, sehingga dia tahu bagaimana cara menenangkan perasaan saya, tahu bagaimana caranya membuat saya tersenyum lagi, meskipun berhari-hari setelahnya, setelah pertemuan pertama kali saya dengan sosok Ibu yang hebat ini di muka rumahnya dengan bayi gendut dan lucu di gendongannya, saya tahu… she’s just a woman afteral. Ada dua sisi dalam setiap keping mata uang dan beruntunglah saya, kakak kesayangan saya ini telah membiarkan saya menjadi adik yang terus ingin mencoba membalas kasih sayangnya.
She is unbelieveable.
She is extra ordinary.
She’s definetely one of a kind.
She’s really something… she really is.
Saya beruntung…
Saya sangat beruntung menjadi adiknya. Saya sangat beruntung bisa memeluknya di ujung perpisahan saya di rumahnya, tadi malam. Saya beruntung bisa menangis di bahunya dan merasakan sentuhan kasih sayang seorang kakak di bahu saya. Dia mengusap air mata saya sambil memberikan kalimat-kalimat yang sangat meneduhkan. She asked me to be strong… because she believes… that we are women who deserve real loves… Someday… Somehow….
(And I believe that, Sistah… I do…)
Yes, Sistah.
Yes, I’m talking about you! My so called sistah, EMI-CHAN, my Wonder Woman…
Thanks for the beautiful days you ever have me during my holiday…
Thanks for treating me at so many places dan kamu adalah salah satu orang yang ‘paling berjasa’ bikin berat badan saya naik sampai berkilo-kilo selama sepuluh hari di Jakarta!! 🙂
Hey.. remember Dimsum Time at Central, Bulungan, yang aku kalap banget itu? *kapan ga kalapnya lu La.. hahaha*
Or sipping coffee at Oh La La Cafe, Pacific Place, sambil ngomel nggak jelas karena nggak bisa memanfaatkan hotspot gretongan itu?
Hey.. what about the crazy lunch at The Cafe, Hotel Mulia, yang bikin kita berdua kayak perempuan-perempuan patah hati dan maruk banget ambil makanannya? Gila.. yang itu kenyang banggeeetttsss… 🙂
Mmm.. what else… what else… Tiamo? Resto Perancis tempat kita kumpul dengan Asunaro Boy yang ternyata badannya ceking-ceking semua dan pastinya lebih langsing ketimbang duo Gendut Lala-Emiko ini… dua perempuan yang punya cita-cita mulia untuk bisa make bikini, somehow someday itu? hehehe…
Then our last meal…. di Ootoya… Makan bareng sama Riku dan Kai yang super kawaii itu… OMIGOD! Gimana caranya Lala bisa punya baby lucu begitu yaaa??? Masa musti kawin sama orang Jepang sih? Ada gitu orang Jepang yang mau sama saya, Sis?? Kalo ada, jangan sungkan-sungkan lho, buat ngabarin sayaaa… hehehe
Lepas dari segala ‘usaha penggendutan’ yang telah kamu lakukan, but I did have a lotta fun… *yang laen pada ngiri tuh, soalnya Lala gretongan mulu makan-makannya… hehehe…*
And you has proved me… that you never let me feeling blue whenever I was around you. You made me smile… You made me feel that I’m loved… You made me feel like I’m a special girl… You made me stronger… You did… you did all of those things, Sistah!
Entah kapan saya bisa membalas semua kebaikan yang kamu berikan…
Membalas oleh-oleh dari Jepang yang bikin barang bawaan saya sampe berkarung-karung itu *hiperbolis.com* 🙂
Membalas segalanya yang telah kamu persembahkan untuk saya, sehingga saya bisa terdistraksi dari segala macam rasa sedih yang menggerogoti pikiran saya…
Tapi saya akan memulainya dengan ini, EmiChan.
Dengan rasa sayang saya sama kamu, rasa cinta saya buat kamu, dan doa saya semoga hidupmu selalu jauh dari air mata sedih…
Karena air mata kamu… adalah air mata saya, EmiChan.
Dan kebahagiaan kamu… akan membuat hati saya berdegup sangat gembira juga.
Because…
Hey, Sistah! I love you….! Iya… I do!
Ps. Maaf tadi udah nangis hebat saat pamit… I just couldn’t help it… I’m going to miss you, so much!! Bye bye, Sistah…. We’ll see again as soon as possible… OK… Cup cup…
Seorang teman baik yang rumahnya jadi ‘posko’ selama saya eksodus ke Jakarta (dibilang eksodus karena saya emang lagi fucked up dengan suasana di Surabaya dan sekaligus ketemu dengan The Asunaros, pastinya), langsung berteriak kegirangan ketika saya nanya via telepon, dua minggu yang lalu, “Eh, selama gua di Jakarta, boleh nginep di rumah Mbak, kan?”
Mbak Neph langsung dengan girangnya bilang, “Wahh.. asyik.. ya boleh dong Jeung.. Nginep ajaaahhh….”
Dan yang bisa saya tebak sebelumnya, Mbak Neph langsung nyamber dengan kalimat ini, “Eh, ntar kalau gitu kita dugdug ya?”
Hm.. Apa itu dugdug?
Tadinya saya nggak tahu dan nanya dengan begonya, “Dug-dug itu apaan sih, Mbak?”
Dan oalah.. yang dimaksud DugDug itu…. “Dugem, Cayankku… Dugdug itu artinya dugem.. Iseng aja gue bikin istilah gitu…”
Nah. Berhubung saya cuman tamu yang nginep gratis dan kemana-mana dianterin, tentu saya nggak enak ati juga kalau nolak permintaan dia. Eh, ini karena unsur kesopanan dan tata krama dong. Apalagi cuman sekedar dugdug. Bukan yang disuruh nyemplung sumur, kan? Jadi masih okay lah…
Malam minggu kemarin saya DugDug di X2, Senayan. Setelah meluncur dari rumah EmiChan (detil soal ini, di bagian cerita yang lain ya?), mengantarkan sahabat maya *ups, she’s for real now.. hehe*Â dan anaknya yang super luthu uthu uthu itu, saya, Mbak Neph dan Eneng langsung ke X2. Saat itu masih pukul sebelas lewat sedikit. “Ah, ngepel lanteinya nih kita…” kata Mbak Neph sambil mengurangi laju mobilnya. Maksudnya sih membunuh waktu.
Setelah kami puas ngobrol-ngobrol di dalam mobil (masih usaha killiing time), kami pun segera berjalan menuju lift yang bakal membawa kami sampai ke X2. Di situ saya mulai ngerasa “not belong there“. Kenapa? Hm.. ini karena, ketika saya menunggu lift dengan dua orang teman saya itu, ada beberapa orang lagi dengan penampilan super heboh. Three girls with sexy dresses. Sumpah, yang kebayang langsung scene demi scene di film Sex and The City deh! Mereka tidak terlihat cantik… tapi sumpah, seksi abis. Mbak Neph, saya, dan Eneng yang saat itu tampil standar banget alias kaos dan celana jeans langsung berbisik-bisik setelah ketiga perempuan itu berjalan mendahului kita saat keluar dari lift.
“Eh.. niat banget ya…” kata Mbak Neph.
“Gila, sampai ‘itu’nya tumpah semuah…” si Eneng. Dan yang dimaksud dengan ‘itu’ adalah ‘itu tuh’ *hehe, silahkan gunakan daya imajinasi kamu, ya…*
Dan apa yang saya komentari?
“Eh, keren banget ya bajunya…” Eventhough, maaf-maaf aja ya, saya sih merasa they were there for something… ya, that ‘something‘.
Saat masuk ke dalam spot yang lagi happening di Jakarta dan dibandrol seharga 100rebu dengan free first drink itu, saya langsung menyadari bahwa there was no live performance… I mean, band performance. Di situ hanya ada tiga ruangan dengan tiga orang DJ yang masing-masing bertugas untuk meramaikan suasana.
Hah…
DJ?
Just DJs? All nite long? Dengan musik yang jedak jeduk nggak penting dan nggak bakal berhenti sampai pukul empat pagi itu?
Huahh… rasanya pingin segera kabur saja dari sana…
Ditambah pula, karena nggak ada tempat duduk (dan katanya, musti bayar beberapa juta lagi supaya bisa dapet tempat di sofa yang bikin ngiler orang-orang yang kakinya gampang pegel seperti saya ini), saya harus rela serela-relanya untuk berdiri terus sambil mencoba untuk menikmati suasana.
APA YANG NIKMAT, YA???
Kalau yang lain bisa ‘kalap’ dan langsung goyang badan saat mendengar musik yang dipandu DJ perempuan yang super seksi itu, saya malah bengong aja sambil nyari tempat buat sandaran. Si Eneng pun bernasib sama. Dia ikutan nyender di tembok dan bengong aja melihat fashion on the street itu.
Sumpah.
Saya seperti melihat hutan rimba 😦
Dengan perempuan-perempuan yang nyaris ‘telanjang’…
Dengan laki-laki yang sibuk menggerayangi perempuan-perempuan mereka…
Dengan egolan dan goyangan badan yang nggak jelas…
Sambil merem melek pula…
Sambil mabok pula…
Dan rokok. Ya rokok. Batangan nikotin itu terselip hampir di semua jari pengunjung, laki-laki dan perempuan, dan asapnya berhembus dari mulut mereka seolah nikmat banget. Bikin polusi, apalagi ruangan berAC dan super crowded.
There.
Exactly the next one hour… saya memilih untuk ‘jahat’ dengan Mbak Neph lalu minta ijin untuk menunggu di luar bareng si Eneng yang matanya mulai berkunang-kunang (hey, we’re not drunk. Saya hanya pesan pineapple juice, Eneng dengan lychee juice, lalu sedikit alkohol untuk Mbak Neph). Ini bukan karena saya sudah males banget melihat ‘kelakuan rimba’ di depan mata saya itu *ah, ini kan urusan mereka, bukan urusan saya..*, tapi karena mata saya sudah mulai berair akibat adanya asap rokok di mana-mana.
Setelah Mbak Neph bertemu dengan satu temannya yang lain, barulah saya ‘tega’ meninggalkan Mbak Neph. Saya dan Eneng pun berjalan ke luar dengan hati yang riangnya nggak ketulungan. Huaaaahh.. paru-paru saya ikut berteriak kegirangan. Cenangnya.. cenangnya bisa nafas enak lagi.. Mungkin itu kata si Paru-Paru saya 🙂
Begitu sampai di luar dan menunggu di kursi-kursi kayu yang membentuk lingkaran itu, saya baru sadar kalau ternyata, banyak sekali yang ‘tepar’ seperti saya. Duduk di luar dengan pandangan mata lelah. Ada yang nyender di kursi. Ada yang melipat kaki. Ada yang ngantuk-ngantuk sambil memainkan ponsel.
Dan ya…
Ada mereka-mereka ini:
…satu orang anak perempuan, masih belasan tahun, dibopong seorang anak laki-laki seumuran dia yang saya asumsikan itu adalah pacarnya.. si perempuan tidak sadarkan diri… sedang mabok… Gemesnya, begitu dia didudukkan di sebelah si lelaki, beberapa temannya malah dengan usilnya mengambil photo dan bilang begini, “Ah, ntar gua masukin friendster nih…”
…segerombolan laki-laki dengan dua orang perempuan yang keluar dari X2 sambil ketawa ketiwi mabok… persis di dekat saya, tiba-tiba si perempuan maen jatuh aja dan teman-temannya malah ketawa ketiwi lagi… Dan ya, perempuan itu mungkin mabok dan membutuhkan waktu yang agak lama untuk berdiri.
…sepasang Om-Om duduk di belakang Eneng dan temen saya itu mencuri dengar sedikit percakapan mereka. Apa isi percakapannya? Hold your breath… karena Om itu bilang begini, “Eh, gua tadi pegang-pegang pa****ra cewek lho… Gua remes sekalian…” Damn! Binatang sekali sih!!!
AAARRRRRGGGHHHHH!!!
I really hate to see it.
And deep down inside, saya berkali-kali bilang, “Amit-amit jabang bayi, deh, jangan sampai anak gua senakal itu…” Dan jangan pula, senakal emaknya ini! 🙂
Sambil menunggu Mbak Neph, saya dan Eneng akhirnya tertidur di kursi. Pules banget deh, meskipun begitu bangun, leher langsung pegel-pegel dan kaki kesemutan. Bangun-bangun sudah setengah tiga pagi dan melihat Mbak Neph berjalan ke arah kami dan mengajak pulang.
THANKS GOD! Akhirnya pulang juga.. hehe
On our way home… I thought about this thing.
Ya, saya tahu kalau X2 tidak akan menjadi my favorite spot. Ya, 100rebu dengan gratis sekali minum itu not worthy at all untuk mata belekan dan hidung megap-megap butuh oksigen bersih. Dan ya, eventhough saya ketemu sama Ivan Gunawan dan Adjie Notonegoro, saya lebih memilih untuk jalan ke Plaza Senayan buat ketemu artis-artis dan memungkinkan saya bisa melihatnya dengan jelas tanpa harus tertutup asap rokok (which btw, memang penting gituh ketemu sama artis? hehe)
Tapi…
Saya mendapatkan banyak hal dari dugdug malam itu…
Bahwa satu… people are really animals.
Bahwa dua… when you dress real sexy, you’ll put yourself in danger.
Bahwa tiga… don’t drink too much, know your own limit, if you want to stay awake all nite.
Dan bahwa empat… you’re old, Lala. Dugdug is so last year 🙂
So… Lala… masih mau dugdug lagi kamu, heh??? ^^
*terinspirasi dari tulisan Om Trainer Ganjen, NH18 yang ini, Abangku, Hery Azwan yang ini dan Emi-Chan, the Wonder Woman yang ini*
Baru saja saya berhenti mengaduk cangkir yang berisi bubuk kopi instan dan air panas. Ah, rupanya larutannya sudah cukup homogen sehingga kopi kesukaan saya itu, Torabika three in one with choco granule, sudah siap untuk dinikmati. Hm… wanginya kopi sudah menusuk-nusuk indera penciuman saya dan membuat saya nggak sabar untuk segera menyisip sedikit demi sedikit di bibir mug bergambar a little cute angel with wings and fashionable bag. Berjalanlah saya kembali ke meja sambil meniup-niup permukaan kopi itu supaya nggak terlalu ‘menyakitkan’ kalau menyentuh bibir saya.
Sampai di meja, barulah saya sibuk menyisip perlahan, sambil menghirup aroma sedap yang melayang di udara dan saya tangkap dengan semena-mena oleh hidung pesek saya.
Ah.. coffee…
A little piece of heaven in my days…
Kalau boleh hiperbolis, saya akan bilang, “I can’t live my life without coffee.” Dan kalaupun hari terlewat tanpa kopi yang membasahi tenggorokan saya, I got to say this, “Hell, I’ll get through it.. But it’s going to be a tough day…”
Mungkin kandungan kafein di dalam kopi yang saya konsumsi tidak memberikan efek candu yang segitu bombastisnya, tapi efek sugesti yang terpola di dalam pikiran saya, bahwa minum kopi bisa menenangkan mood yang sedang tidak bersahabat, telah membuat saya begitu mencandui kopi sampai sedemikian dahsyatnya.
Ah, itulah kenapa saya bilang… Coffee…. A little piece of heaven in my days… Karena memang, tanpa kopi, saya akan otomatis merasa super ngantuk dan malas melakukan apa saja….
But hey, the funny part is… with or without coffee, I can’t help my self to do this… visiting my Cyber BestFriends’ ‘home’… 🙂
Yeah. Saya kenal tiga orang di dunia maya yang bisa dibilang Sahabat. Mereka adalah Om NH18, Abang Hery Azwan, dan The Wonder Woman, Emi-Chan. Rumah ketiga orang hebat itulah yang paling sering saya kunjungi setiap hari dengan beragam alasan. Pertama, karena isi blog yang sangat menarik. Kedua, karena saya ingin mengetahui perkembangan terakhir mereka dan apa kabar mereka hari ini. Dan ketiga karena… hey… they’re my bestfriends! Don’t you think that it’s so damn normal that we want to visit our bestfriends’ houses?? In the name of we really care about them?? ^_^
Saya nggak tahu bagaimana awalnya saya bersahabat dengan orang-orang hebat itu. Posting mana yang mengakrabkan kami, posting mana yang menjadi awal mula persahabatan kami, dan kenapa, dan bagaimana… Yang saya tahu, setelah dengan berjalannya waktu, orang-orang inilah yang menjadi sumber energi saya setiap hari; untuk terus menulis dan mengingatkan saya pada sebuah mimpi yang pernah terlupakan.
Mereka mendukung saya dengan cara mereka masing-masing.
Om NH, dengan motivasi-motivasinya yang luar biasa serta kalimatnya yang sungguh fenomenal: “Percayalah, La. Someday aku akan lihat buku-buku kamu terpajang di toko buku terkenal dan aku akan menjadi orang pertama yang minta tanda tangan kamu…” 🙂
Emi-Chan, dengan kehebatannya dalam menjalani hidup sebagai Ibu yang super sibuk untuk kedua anaknya, menjadi penerjemah, menjadi sensei, bahkan pernah menjadi seorang DJ, telah mengajari saya bahwa tidak ada kata tidak bisa sebelum mencoba. Dan sebelum waktu benar-benar membuat saya tak bisa melakukannya, then that’s the time I should not stop. She always encourages me to do every positive things. And keep on believing that we can do it…
Dan Abang Hery Azwan, dengan cara menulisnya yang membuat saya terkagum-kagum karena mirip sebuah artikel koran *ah Abang, how I love your writings!* sehingga menginspirasi saya untuk terus belajar menulis dan ya.. pastinya dukungan yang benar-benar terasa nyata: he was the one who introduced me to an editor, which made my life brighter than ever… 😀
Saya nggak tahu apa peran saya buat kehidupan mereka. Apa yang bisa mereka ambil dari postingan seorang ‘Pengangguran Tersamar di Kantor’ usia 28 tahun ini untuk kehidupan mereka bertiga. Am I worthy enough for their lives? Apakah segala macam cerita bawel saya setiap hari akan memberikan a little something to think about afterwards?
I’m totally clueless, meskipun dengan sedikit pengharapan bahwa bersahabat dengan ‘Anak Kecil’ seperti saya ini*hey, biar begini, saya yang paling muda lho.. hahaa, bangga….*, their lives will be as bright as mine since the moment I met them in the forest of technology…
Hmmm.
Ternyata teknologi tidak menghalangi perasaan emosional yang tumbuh di hati saya buat mereka bertiga. Ternyata teknologi tidak seangkuh yang dibayangkan orang-orang bahwa persahabatan tidak mungkin bisa hadir tanpa tersentuh oleh fisik.
Tapi teknologi-lah yang membawa saya sampai hari ini.
Sampai di hari ketika saya menyadari, bahwa hidup saya semakin menyenangkan karena mereka ini…bukan GangGila, Gang Maru…. tapi THE ASUNAROS, empat sekawan, empat orang blogger yang sampai detik ini hanya saling bercanda lewat sentuhan keyboard dan klik mouse, tapi terasa begitu dekat….
Dan kini.
Sambil menyisip kopi yang perlahan mulai dingin dan aroma nikmat yang mulai lenyap dari udara, saya tahu… there’s nothing more exciting than doing this:
Sipping my coffee and visiting my bestfriends’ homes… 😀
Halo, Om… Abang… Emi-Chan…… ^_^