Sudah sekian lama saya jarang berdoa.
Sholat memang selalu wajib dilaksanakan. Bacaan-bacaan setelah sholat pun terbaca dengan otomatis; doa buat orang tua, untaian doa sesudah sholat fardhu, juga berdzikir dengan seuntai tasbih. Semua itu seolah otomatis. Usai mengucapkan salam kepada kedua malaikat di bahu kiri dan kanan, doa itu terlantun begitu saja. Ya, otomatis itu tadi.
Tapi, sudah sekian lama saya tidak berdoa. Bermesra-mesraan dengan Allah, sang Maha Pengasih juga Maha Penyayang, lalu mencurahkan seluruh isi hati, seluruh gundah gulana, seluruh gelisah yang menggelora, dan menumpahkan seluruh air mata bersamaan dengan luruhnya semua cerita.
Kenapa? Continue reading