archives

Archive for

Jangan Kasihani Aku…

Aku duduk di sebuah warung, di suatu pagi, menanti mobil sedan sang Kakak Lelaki yang sedang dicat bagian belakangnya di sebuah bengkel pinggir jalan. Hari  itu, matahari sudah bersinar terang sekalipun jarum jam tanganku masih menunjuk di antara angka delapan dan sembilan, sehingga dengan terpaksa, aku menyeret langkahku untuk membeli minuman dingin — favoritku adalah Coca Cola dengan es batu. Maklum, panas sekali hari itu.

Warung itu masih sepi. Tak ada satupun orang yang menyesaki warung itu kecuali aku dan seorang pemiliknya; lelaki tua, usia delapan puluhan, dengan tubuh ringkih, dan rambut yang pigmennya luntur.

Kusapa dia dan segera kupesan Coca Cola dan es batu itu. Dengan cekatan, meski lambat, Bapak Tua itu segera meladeni permintaanku. Membuka botol minuman berkarbonat itu, memecah es batu, meletakkannya di dalam gelas bertelinga, dan menyodorkannya padaku. Dengan senang hati, kuterima sodoran gelas darinya, kutuangkan isi botol itu, dan kuminum perlahan, menikmati aliran air dingin manis itu ke dalam tenggorokan.

Benar-benar Surga di teriknya hari begini! Continue reading

Bisakah Kamu Tidur Nyenyak Malam Ini?

Seorang lelaki.

Koruptor.

Mengais uang, mengisi tabungan, berfoya-foya, bersenang-senang, dengan uang yang didapatnya melalui cara-cara yang tak halal. Uang rakyat disulapnya menjadi mobil-mobil mewah, yang disimpan dalam garasi rumah-rumah yang sangat mewah, dan disimpan selagi lelaki itu berkelana keliling dunia, dari benua satu ke benua yang lainnya, menginap di hotel mahal satu ke hotel mahal lainnya.

Uang rakyat disulapnya menjadi berlian untuk istri, tabungan untuk anak-anaknya, sekaligus menyekolahkan mereka setinggi langit.

Permisi, Pak. Boleh aku tanya sedikit saja.

“Bisakah kamu tidur nyenyak karena telah merampas uang yang bukan menjadi hakmu?”

** Continue reading

Secangkir Teh Manis Hangat dan Sepiring Pisang Goreng

Ini yang selalu kulakukan setiap hari.

Kunanti dirimu di muka teras, mencoba duduk tenang di atas sebuah kursi rotan yang lama-lama membuat pantatku sakit karena terlalu lama duduk di sana, sambil berkali-kali melirik jam kecil yang melingkar di pergelangan tanganku. Melihat putaran waktu yang terus berputar dan berputar sekalipun kuingin jeda sebentar saja.

Kutajamkan pandanganku, seperti meneliti sebutir beras. Kupicingkan mataku, seperti mengintip lubang kunci. Kuakomodasikan penglihatanku dengan maksimum, supaya aku tak terlewat memandangi sosokmu yang mungkin saja berkelebat di depan rumahku.

Tapi kamu tak ada.

Sudah kusiapkan secangkir teh manis hangat dan sepiring pisang goreng untukmu, untuk menyambutmu pulang.

Tapi ya. Kamu tetap tak pulang. Continue reading

Dua Orang Lelaki

Seorang lelaki.

Tak bisa tidur tenang. Istri di sampingnya juga gelisah,  seolah-olah kegelisahan adalah virus yang bisa menular dengan sekali sentuh. Tubuh mereka bergesekan di atas ranjang, punggung dengan punggung, sebelah kaki dengan sebelah kaki. Hangat terasa, tapi mereka diam dalam gelisah.

Lelaki itu memandang nyalang ke langit-langit rumahnya yang penuh dengan bekas-bekas air yang bocor. Membuat lukisan yang makin menyuramkan pandangannya malam itu. Ada sesuatu berupa sulur-sulur yang menariknya untuk terus membuka mata, memandang nyalang kemana saja, dan menyuburkan gelisahnya.

Ah, dia tidak hanya gelisah.

Dia juga takut!

** Continue reading

Aku Ingin Berdansa

Tiba-tiba aku ingin berdansa.

Melepas alas kaki lalu membiarkan telapak kaki-kakiku merasakan dinginnya ubin.
Mengganti rokku dengan celana pendek, memadukannya dengan kaos oblong longgar, lalu merasakan kenyamanan dari kain katun itu menggesek mesra kulit tubuhku.
Menghapus pulasan make up dan membiarkan wajahku polos lalu siap berkeringat. Continue reading

Lelaki yang Diam

Seorang Lelaki berdiri di dalam ruang gelap yang sama sekali tak bercahaya. Dengan keluh kesahnya, dengan sedihnya, dengan lukanya, dengan masa lalunya, dengan impian masa depannya, dia berdiri di sana, sendiri, dalam gelap, dalam ruangan yang tak bercahaya, dalam nafas yang terhembus perlahan. Satu, satu, demi satu.

Tidak butuh paranormal untuk tahu bahwa dia sedang terluka.
Mata telanjangku bahkan bisa mengetahui semua yang tak nampak di depan mataku. Continue reading

Dunia Sedang Tak Bersahabat

Dunia sedang tak bersahabat.

Membuat aku ingin menyendiri dulu dan mencoba untuk mengerti mengapa dunia memilih untuk bermusuhan denganku.

Membuat aku ingin menyendiri dulu dan mencoba untuk memahami bahwa bukan dia yang bermusuhan denganku, tapi inginku yang berseberangan dengan inginnya.

Dunia sedang tak bersahabat, jadi kupilih untuk mengurai kekesalanku daripada harus mengurainya di depan banyak orang yang bertanya ada apa, apa yang terjadi, mengapa, haruskah bereaksi seperti sekarang ini.

Aku dan duniaku sedang bermusuhan.

Kuharap hanya sementara saja, sampai kutemukan seluruh energi untuk memulai persahabatan itu lagi.

Aku hiatus sebentar, Kawan.

Aku berhenti blogwalking sementara, Kawan.

Ada sesuatu yang perlu kuurusi, ada sesuatu yang musti kupikirkan.

Dan kuharap, sebentar saja…

***

Kantor, Senin, 5 April 2010, 11.04 Pagi

Jangan Ketuk Pintuku

Lelaki itu datang ketika aku tidak percaya cinta, lalu kubiarkan ia mengacak-acak seluruh isi ruangan di hati sambil berdoa semoga dia tidak memecahkan beberapa koleksi patung-patung kristal yang telah kutata sedemikian rupa.

Lelaki itu datang ketika aku tidak percaya cinta, lalu kubiarkan dia meminjam hatiku untuk dibawanya pergi, yang katanya, ia akan menjaganya baik-baik.

Ya, aku kembali berdoa, semoga dia menjaganya dengan baik, seperti aku yang selalu berhati-hati menjaga hatiku sendiri. Continue reading

Nothing, Everything

Oprah & Nate

Ada yang seru di acara Oprah Show, siang tadi. Aku memang paling suka kalau Oprah sudah mengupas soal make over, entah itu penampilan fisik atau perubahan interior sebuah rumah. Seru aja melihat metamorfosa keren itu; dari seseorang yang biasa saja menjadi bak seorang artis di red carpet perhelatan Oscar, sampai ke rumah bobrok menjadi sebuah rumah impian. The significant beautiful changes that make me go WOW! Continue reading

Bukan Puteri Duyung

Kiki, keponakan tersayang dengan kostum Puteri Duyung-nya

Alhamdulillah, aku manusia, dan bukan Puteri Duyung.

Memiliki sepasang kaki yang siap melangkah, kemana saja, sekuat tenaga yang aku punya. Di atas stiletto, di atas sandal jepit, di atas bakiak, atau flat shoes, aku bebas melangkah, berjalan ke mal-mal, berjalan ke pasar, berjalan ke warung soto dekat rumah, berjalan ke depot pangsit mie ayam — heran, makanan semua yang dituju! hehe. Aku bisa melangkah kemanapun, selagi nafas masih mudah dihela dan energi masih menyala-nyala. Continue reading

Catatan Harian

April 2010
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930