you're reading...
Fiktif

Perempuan yang Palsu

Orang bilang, hidung tinggiku ini tidak seperti hidung perempuan Asia pada umumnya. Katanya, cuman orang-orang keturunan Eropa saja yang bisa memiliki hidung setinggi ini, dengan lubang hidung yang kecil dan gepeng seperti ini. Katanya, aku yang berdarah Surabaya asli ini tidak akan memiliki hidung sebangir Nicole Kidman. Katanya, tidak mungkin hidungku ini asli.

Ya. Mereka bilang hidungku ini adalah hasil permak dokter plastik kenamaan yang membuka praktek di sebuah jalan besar, persis di tengah kota. Di sebuah klinik yang menjadi langganan artis-artis yang khusus terbang dari Ibukota hanya untuk mengubah hidung mereka menjadi bangir dan seksi, bukan lagi hidung ala jambu air.

Hey, aku tak bisa membantah.

Hidungku ini memang hasil permak dokter Pras, ahli bedak plastik kenamaan yang tadi kusebut. Yang kuperoleh lewat berminggu-minggu konsultasi, berjam-jam operasi, lalu berhari-hari proses pemulihan. Yang menghabiskan sebagian dari duit tabunganku. Yang membuatku sempat miskin beberapa bulan karena biayanya yang tidak murah.

Ah,

Aku tidak mengelaknya.

Aku memang mempermak hidungku. Lantas, kenapa? Kamu mau bilang aku palsu?

**

Orang bilang, kulit wajahku yang bersih mulus ini pasti bikinan Dokter Pras juga. Katanya, Dokter Pras bisa menarik kulit wajahku kencang-kencang ke belakang lalu diikatnya ke belakang di balik akar-akar kulit kepalaku. Katanya, metode seperti ini sudah banyak diadopsi oleh ahli bedah plastik di Indonesia dari Dokter-Dokter Bedah Plastik luar negeri yang kemudian menjadi sibuk mengurusi antrian pasien artis Hollywood macam Demi Moore yang tidak bertambah tua seiring pertambahan usia. Katanya, tidak mungkin perempuan berusia tiga puluh lima bisa memiliki pipi semulus pantat bayi.

Lagi-lagi aku tak bisa membantah.

Atau mengelaknya.

Sekalipun, ya, ya. Ini bukan hasil kreasi Dokter Pras, melainkan Dokter Lusy yang ahli sekali soal kecantikan kulit. Ini bukan kreasi tarik-menarik kulit wajah. Kekencangan kulitku ini bisa aku dapat dari berkali-kali suntik botox, tepok sana sini setelahnya, di-laser berkali-kali sampai pori-pori mengecil, dan masker berlian yang menguras tabunganku.

Baiklah, aku mengaku saja sedikit fakta yang lain soal wajahku ini. Dokter Pras juga turut ambil bagian untuk mempercantik pipiku yang semulus pantat bayi itu. Tahu apa yang dia lakukan? Haha. Dia memindahkan lemak-lemak dari pantatku tepat ke pipiku! Ya. Tadinya aku juga merasa aneh sekali.. well hellow… membayangkan setiap orang mencium pantatku setiap bertemu rasanya tidak akan menyenangkan! Aneh saja kalau mereka benar-benar kiss my ass.  Tapi Dokter Pras bilang, aku bakal terlihat jauh lebih muda dari usiaku yang sebenarnya, jadi… Ya, ya. Dokter Pras, let’s do it.

Berhari-hari konsultasi. Berjam-jam operasi. Berhari-hari pemulihan. Hasilnya? Pipiku terlalu licin, bahkan untuk kaki-kaki nyamuk yang berterbangan!

Orang tertawa ketika melihat wajahku seperti kepiting rebus saat proses pemulihan itu. Tapi lucunya, mereka malah merasa iri ketika aku tampil kinclong beberapa hari kemudian.

Ironic, eh?

**

Sudahkah aku cerita soal proses penyumpalan silikon di kedua payudaraku? Silikon ukuran 34D yang membuat aku terlihat seperti gitar spanyol karena pinggangku yang kecil dan bokong seksi seperti milik Beyonce. Tadinya aku hanya tertarik untuk mengencangkannya saja, mengingat bentuknya sudah tidak menarik lagi sejak usiaku bertambah. Aduh! Baru kali ini aku benci sekali dengan gaya gravitasi bumi yang membuat kedua payudaraku berlomba-lomba untuk tertarik ke bawah! Huh!

Makanya aku memutuskan untuk datang ke dokter Pras sekali lagi. Dokter ganteng itu menyuruhku membuka pakaian dan dia mengeluarkan senjata andalannya: SPIDOL HITAM. Mencoret-coret sana-sini di permukaan kulitku lalu berkata, “Mau implant silikon aja?”

Dokter! Kata-katamu itu bak mantra buat aku! Bagaimana mungkin aku bisa menolak tawaranmu, kalau kemudian kau menyodorkan foto-foto artis seksi dengan payudara yang mencuat indah seperti itu?

Tanpa banyak berpikir, aku pun menyetujui dokter Pras untuk melakukan ‘keajaiban’nya sekali lagi. Ya, ya. Keajaiban yang cuman terjadi kalau ada dana segar puluhan juta Rupiah itu.

Tapi, aku tak peduli.

Yang penting aku menikmati refleksi tubuh seksiku di depan cermin saat berkaca setiap pagi; mematut-matutkan baju kerja yang akhirnya tak sanggup kukancingkan sampai ke atas. Ya, biarlah dua kancing teratas itu kubiarkan terbuka saja.

Aku suka terlihat seksi, sekalipun silikon-silikon itu seolah bergerak-gerak terus setiap aku melangkahkan kaki.

Bodo! Yang penting aku happy!

**

Aku selalu menjadi ‘tontonan’ setiap menghadiri acara reuni. Semua teman-teman lamaku bilang, “Kamu lain sekali sekarang…”

Ah, itu pasti! Dulu hidungku pesek, ujungnya mekar seperti jambu air, dan lubangnya besar sekali sampai mereka menggoda kalau aku memakai jempolku buat mengupil!

Dulu, dadaku seperti papan penggilas cucian. Rata! Okay, agak berlebihan, memang. Tapi dulu, dadaku biasa saja. Tidak menyembul seksi di balik baju bertali spagetiku seperti sekarang.

Wajah ini? Aih. Jerawatan! Banyak! Kata teman-teman, wajahku seperti ladang ranjau, karena beberapa jerawatku sering meledak sewaktu-waktu bak ranjau yang terinjak tanpa sengaja.

Dulu badanku juga gemuuuukk sekali. Lebar seperti pintu kelas. Teman-teman lelakiku selalu berkata, “Awas, buldozer lewat,” hanya karena aku hendak berjalan melewati mereka. 

Saat itu teman-temanku tertawa. Mencemooh. Mengejek. 

Tapi sekarang?

Mereka menelan ludah saat aku melintas di depan mereka.

Now, who’s laughing? Mereka. Atau aku?

**

Mereka bilang, aku palsu.

Dari ujung folikel rambut sampai jempol kakiku sudah made in manusia semua. Bahkan kuku-kuku jariku ini… kalian pikir asli? Haha. Maaf, kuku-kuku ini adalah tempelan!

Rambutku, hasil implant, karena aku benci sekali dengan rambut keriting halus yang kuwarisi dari Ibu.

Hidung, kulit, pinggang, bokong, payudara… ah, kalian sudah tahu bagaimana cara aku mendapatkannya, bukan?

Jadi, ya. Mereka bilang, “Aku nggak bangga kalau aku jadi kamu..”

Aku diam saja.

“Nggak ada yang asli.. Dari atas sampai bawah, palsu semua…”

Aku masih diam.

“Kamu perempuan yang palsu. Kalau jadi kamu, aku pasti malu setengah mati!”

Dan aku hanya mencoba untuk tersenyum saja sambil berbisik di dalam hati:

“Paling tidak… Aku tidak seperti kamu, yang berpura-pura menjadi perempuan baik-baik dengan tubuh berbungkus baju yang santun, tapi kemudian sering ngomongin orang dan menjadi penjilat Bos…

Paling tidak… Aku tidak seperti kamu, yang berkoar-koar kalau seks bebas itu dosa, tapi aku sering melihatmu menginap di hotel short time dengan suami orang…

Paling tidak… Aku tidak seperti kamu, yang bilang kalau kulit wajahmu yang mulus itu adalah asli buatan pabrik, padahal aku sempat melihat beberapa botol cream penghalus kulit di dalam tasmu yang terbuka…

Paling tidak… aku tidak palsu sepertimu.

Paling tidak… aku mengaku dari mana aku mendapatkan kecantikanku, dan bukannya berpura-pura kalau aku mendapatkannya dari keturunan Nenek Moyangku dari Eropa sana.”

Orang boleh bilang kalau aku palsu. Silahkan saja, tertawakan saja.

Tapi aku punya hati yang masih asli. Sangat asli, bukan KW 1, apalagi KW2. Aku masih punya hati untuk tidak menyakiti orang-orang lain, untuk tidak menjadi penjilat demi kemajuan usaha, atau tidur dengan suami orang tapi mengaku sangat menentang seks bebas.

Kemasanku boleh palsu, tapi isinya terjamin asli.

Tidak seperti mereka, yang serupa asli, tapi di dalamnya palsu…

***

Kamar. 19 Mei 2009. 9.35 Malam
Sambil nunggu telepon seseorang ^_^

 

About Lala Purwono

Published writer (or used to be, darn!). A wife. A mom. A friend that you can always count on.

Discussion

24 thoughts on “Perempuan yang Palsu

  1. AKU ASLI SMUANYA!!!

    YA LUAR YA DALAM!!!

    *pengakuan yang tidak perlu :p

    Posted by natazya | May 19, 2009, 10:08 pm
  2. postingan kita berbeda banghet malam ini boss 🙂

    Posted by yessy muchtar | May 19, 2009, 10:26 pm
  3. Manusia terdiri dari raga dan jiwa yang bersatu
    Yang paling sering tampil dengan topeng atau palsu sesungguhnya bukan raga tapi jiwanya.
    Begiru banyak orang yg berusaha tampilkan image sabagai “orang baik” pada lingkungan tertentu (seperti di keluarga atau teman2 sekolahnya), namun seringkali itu sesungguhnya hanyalah balutan dan cover sebuah kepalsuan semata. Dan keasliannya muncul begitu dia berada dalam habitat lainnya yang serta merta merubahnya jadi seorang yg rakus, mata duaitan, menghalalkan segala cara untuk kaya, menghalalkan segala cara untuk sebuah posisi atau jabatan dan melakukan segala sesuatu untuk mencapai keinginannya tanpa pedulikan orang lain dan bahkan hati nuraninya.

    Beberapa orang lain mengikutsertakan raganya dalam arena kepalsuan.. tapi banyak alasan dan kadang sebagian masih dapat dibenarkan atau setidaknya dilakukan dengan alasan yang cukup kuat. Sejatinya, kepalsuan raga semata (kalaupun itu dianggap sebuah kepalsuan) tak seberapa dibandingkan kepalsuan jiwa…

    Posted by Nug | May 20, 2009, 5:56 am
  4. Tapi kali ini aku sudah gak tahan lagi..

    Dan aku mau minta ragaku yang dipinjam Tom Cruise sebagai model untuk digunakannya selama ini. Kok enak aja sekarang dia bisa ngetop (walaupun bayar lisensi sihh) pake ragaku sementara aku yang pegang Hak Patent dan mereknya terpaksa pakai casingku ang sekarang ini.. Huh…. Pokoknya akhir tahun ini kalo koktrak penggunaan raga yg kuberikan pada Tom Cruise berakhir, aku gak mau perpanjang dan akan kembali kugunakan sendiri akh…

    Eh… kok malah pada ngakak, gak percaya gitu sich..??? Liat aja dibelakang kupingnya (Tom Cruise) ada Bar Code nya aku seperti tato permanen gitu dengan code: ASN130864ACTORSERIES

    *Sambil pasang gaya lawyer penghayal jahil ngelus2 kepala botaknya..* Weitttt… itu siapa sih yg pada ngelemparin implant2 kesini..?? :mrgreen:

    Posted by Nug | May 20, 2009, 6:08 am
  5. It’s just a Packaging …

    Yang dinikmati itu “isi” nya …
    Packaging dibuang bukan ???

    Posted by nh18 | May 20, 2009, 9:37 am
  6. setuju dg pak nh, yg penting “isi”.
    tapi, naluri manusia kita tetap membutuhkan sesuatu yg dibungkus rapi dan indah.

    Posted by vizon | May 20, 2009, 9:57 am
  7. palsu atau ga, yang penting kan tetep punya jenis kelamin. daripada ga ada jenis kelaminnya? 😀

    Posted by Billy K. | May 20, 2009, 10:01 am
  8. Semua yang palsu (Asli tapi palsu), harganya murah. Baik itu packaging maupun isinya (Rupa maupun jiwa atau hati). Setiap manusia dilahirkan unik. Tidak ada satupun manusia yang dilahirkan sama persis. Maka jadilah Manusia yang utuh dan asli, karena yang asli itu mahal baik didunia maupun akhirat… Lala kau tetep cantik dengan aslimu (he..he, ini fiktif yah?, atau kejadian sebenarnya). Tetep semangat melakukan yang terbaik….

    Posted by Nazar | May 20, 2009, 10:05 am
  9. brarti klo sendainya sekolah lagi gak ada julukan buldozer nih?
    hmmmm… alhamdulillah klo hatinya masih asli mba… jadi bsa lebih mampu merasakan getaran hidup mba…

    Posted by ceznez | May 20, 2009, 10:38 am
  10. wooots…

    semakin yakin memang Lala operasi plastik…

    ahahahahahahahaha

    *kabur naek jet coaster*

    Posted by Chic | May 20, 2009, 10:46 am
  11. pagi tadi aku baru terima email ttg orang jepang yang makan dengan “mata”nya. Semuanya indah. Dan orang Jepang juga tidak segan buang duit untuk keindahan itu. Soal rasa? Itu belakangan karena dengan keindahan manusia bisa terhibur. Itu psikologi marketing bukan? (eh bener ngga mas trainer?)
    Nah kalau mau laku dijual ya silakan perhatikan “tampak luar”nya. Kalau saya sih ngga ada jual-jual apalagi obral hihihi. INNER BEAUTY tetap nomor satu deh buatku.

    EM

    Posted by Ikkyu_san | May 20, 2009, 11:03 am
  12. oke oke saya percaya
    🙂

    Posted by langit biru | May 20, 2009, 12:34 pm
  13. Yah, paling tidak perempuan ini mengaku ..
    Ada loh, teman aku yang gak mau ngaku, sampai dia pun merancang kembali masa lalunya ..

    Ada yaa …

    Posted by Muzda | May 20, 2009, 12:45 pm
  14. palsu tapi asli…. tulisan yg oke…
    salam kenal jeung lala…

    Posted by Veecla | May 20, 2009, 5:09 pm
  15. Yang asli itu yang paling bagus 🙂
    menghargai ciptaan Tuhan

    Btw La, idungmu asli ? :p
    ahhahha

    Posted by Eka Situmorang - Sir | May 20, 2009, 7:03 pm
  16. Kalo cuman sebagai pajangan aja seehh.. mendingan yang kemasan luarnya bagus donks, cling and memanjakan mata, huahahaha ^o^

    Tapii..

    Kalo buat teman hidup maahh.. mendingan yang dalamnya otree juga donkss.. and *eheemm* kemasan luarnya setidaknya enak laahh dipandang ama mata kita, ngga perlu seluruh dunia mengakuinya tampan, wakakakakak 😛

    Btw, Laa.. Laa..

    Ini khan lagi ngga ngomongin soal jodoh yaa? Kenapa komen gua larinya ke sana? 😀

    Posted by Indah | May 20, 2009, 8:44 pm
  17. dah segera mao launcing buku nech kyknya,.,,,,,

    Posted by Myryani | May 20, 2009, 10:46 pm
  18. inner beauty is number one…nothing compare with that…walaupun bungkus tetap penting agar kualitasnya semakin bagus 😀

    Posted by Ria | May 21, 2009, 9:34 am
  19. @Pak NH supaya lebih “marketable” maka packaging perlu juga diperhatikan ya kan ? … hehehe 🙂

    Posted by Oemar Bakrie | May 21, 2009, 9:36 am
  20. Yang penting agak ada stempel made in china deh sist,,, :).

    Posted by Jazili | May 21, 2009, 12:04 pm
  21. Mempercantik diri sah2 saja, cuma according to what I believe…jangan sampai merubah apa yg sudah Allah kasi (misalnya hidung yg tak seberapa mancung dioperasi jadi mancung). Jerawat dan badan gemuk bisa diperbaiki sselain dengan operasi….it’s fake and it’s obvious. Menjadikan alasan…yg penting dalamnya ga fake juga terkesan seperti justifikasi terhadap segala perubahan lewat operasi yg sudah dia lakukan….*loh kok jadi esmosi*

    Posted by 1nd1r4 | May 22, 2009, 7:59 am
  22. Salam knal ya mba 🙂

    Aku suka critanya, bagussss 🙂

    Posted by Aira | August 27, 2009, 7:59 am
  23. bagus La…
    bagus bgt ceritanya.. hehehe…

    Lala ngerti bgt seluk beluk operasi..
    jangan-jangan……

    selain kerja jadi sekretaris
    punya profesi dokter bedah plastik yaaaa…

    Posted by anna | April 2, 2010, 4:03 pm

Trackbacks/Pingbacks

  1. Pingback: Menulis Fiksi « The Blings of My Life - March 30, 2010

Leave a comment

Catatan Harian

May 2009
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031