you're reading...
daily's blings, Thoughts to Share

Left Over Cake

Just opened my refrigerator.
Dasar perut gembul, jam segini malah kelaparan! Seharusnya perut saya tahu persis kalau saya sedang dalam program diet; bukan karena kebaya ‘lontong’ yang akhirnya cukup populer karena sering saya sebut di blog maupun facebook, tapi karena baru saja saya membeli beberapa potong baju yang sengaja dibeli dalam ukuran lebih kecil, karena percaya sebentar lagi bakal muat.

Aduh! Sebentar lagi, dari Hongkong??? Yang ada gara-gara kopdaran di mana-mana, minggu kemarin (ups, udah seminggu yang lalu, ya? Buset, dah. Waktu jalan cepet banget sih!), saya kebanyakan makan, makan, dan makan. OK, sekarang saya resmi menggendut! 

Nah, seharusnya perut mau kompromi dong, jangan rewel kalau malam-malam begini? Tunggu sampai besok pagi, kek, waktunya sarapan? Atau siangan dikit, pas saya janjian kencan sama Lin di Tunjungan Plaza? Asal jangan malam ini, deh, pas saya sudah pake kaos gombrong di atas lutut dan siap-siap tidur. Jangan, jangan. Saya bakal semakin gendut kalau musti makan jam segini. HELP!

Ah, tapi memang, rasa lapar itu biasanya bisa ditekan dengan dua cara (according to me, lho, ya).
Pertama; dengan tidur aja. Sampai hari ini, saya belum punya kebisaan untuk makan sambil tidur.
Kedua; dengan makan aja. Ini jelas. Nggak usah pakai acara bego-bego nanya ke saya, ya.

Sayangnya, saya sedang ingin melek karena banyak keping DVD yang belum saya tonton. Iya, DVD yang saya beli di Bandung, hari Sabtu kemarin. Ada beberapa judul film yang sudah nafsu saya tonton sejak minggu kemarin tapi belum sempat juga. Nah, mumpung sekarang weekend, maka saya mau menggeber film-film favorit di layar laptop saya. Uhui. Keren banget nggak, sih…

Karena saya tidak mungkin tidur, maka pilihan berikutnya adalah makan.
Edan. Jam segini?

Saya tahan terus sampai perut saya sakit. Idih, pamali menyakiti diri sendiri. Diet, ya diet, deh. Tapi nggak usah pakai acara menyakiti diri sendiri, kenapa, sih… (pembelaan Lala kalau lagi kelaperan banget tapi takut merasa bersalah). Akhirnya saya keluar dari kamar, memakai sandal jepit pink yang biasa saya pakai untuk mengelilingi rumah, lalu berjalan ke dapur.

Kebiasaan saya adalah membuka kulkas dan mengintip isinya. Kira-kira apa yang bisa di’hajar’ yah? Frozen food apa yang bisa digoreng sebentar lalu masuk perut? Buah apa yang ada di kulkas, selain buah pepaya yang sudah mulai busuk itu? (hehe)

Ketika asyik melihat ‘jerohan’ kulkas, mata saya tertumbuk pada satu kotak cheese cake, hasil pemberian sahabat saya, Titi Kharisma, untuk ulang tahun saya, dua minggu yang lalu. Iseng, saya membuka tutupnya dan segera melihat cheese cake yang masih banyak. Lupa tersentuh sampai dua minggu lamanya.

Bimbang dan ragu.
Makan? Nggak. Makan? Nggak. Makan????
Aduh, kenapa saya malah mirip tokek?!

Saya tutup pintu kulkas, berharap mendapatkan pencerahan atau ilham atau apalah. Saya ragu; kalau dimakan, saya bakal makin gendut aja. Kalau nggak dimakan, terus gimana dengan nasib perut saya? Frozen food yang ada hanya otak-otak dan sumprit, saya juga lagi males banget masuk dapur buat menggorengnya di wajan. Jadi memang cuman ada cheese cake itu yang menjadi satu-satunya alternatif.

Makin bimbang. Makin ragu.
Makan? Nggak. Makan? Nggak. Makan???
AH, MAKAN AJA, DEH!

Segera saya mengambil piring kecil, sendok, lalu mengiris cheese cake itu dan memindahkannya ke atas piring. Oh la la! Cheese cake is my favorite cake, ever. Mm, diikuti tiramisu dan opera cake, pastinya. (Udah, deh, nggak usah ngebatin kalau kalian udah tahu dari mana saya mendapatkan bentuk tubuh seperti hari ini.. hihihi)

Ketika memindahkan potongan cheese cake itu, tiba-tiba saya bimbang dan ragu lagi.
Kebanyakan? Nggak. Kebanyakan? Nggak. Kebanyakan, ya? Apa nggak, sih?

Nah, lho! Bingung…
Dimakan, takut gendut.
Nggak dimakan, selain perut kelaparan, cheese cake yang super delicious itu punya masa tenggang… eh, umur kadaluarsa juga, kan? Kalau dengan ketakutan yang seperti itu, kapan cheese cake mahal dan enak itu habis? Ditambah dengan selera Bro dan Mbak Ira yang menganggap kue bolu lebih enak ketimbang cheese cake, nanti yang ada malah sudah basi dan nongkrong dengan pasrahnya di dalam tempat sampah dong? EMAN-EMAN, AH!

“Caranya, La… Bawa ke kantor!”
Sahabat saya bilang begitu ketika saya curhat soal nasib cheese cake yang membuat pertentangan batin ini (cieeh.. biasa aja kaliii).

“Ih, kenapa harus dibawa ke kantor, sih?” tanya saya.
“Lah, katanya kepingin habis… Biar nggak keburu basi…”
“Iya juga, sih…”
“Ya udah, bawa ke kantor, biar temen-temenmu yang ngabisin. Pasti banyak deh yang mau!” 
“Tapi, tapi…”
“Tapi, apaan?”
“Sayang, euy, kalau dimakan orang lain….”

Teman saya langsung ilfeel dan bilang, “Elo, ya. Kebiasaan jelek gini dipiara mulu! Piara itu kucing, kelinci, apa anjing gitu… Bukannya ketololan elo, kalee!”

Hidih! Harus, ya, marah-marah begitu…

“Tau nggak, sih, La.. Elo itu emang kebiasaan banget, kan, sok-sok dieman-eman, tapi yang ada malah basi? Inget nggak sih, kebiasaan elo suka nyimpen makanan di kulkas, elo makan sedikit-sedikit cuman karena takut gendut, tapi yang ada besok-besoknya makanan itu jadi basi?”

Hidih! Harus, ya, belagak jadi paranormal gadungan gitu…

“Jelek, tau, La. Lo mau sampai kapan nyimpen cake, makanan favorit elo, di dalam kulkas? Sampai kulkas lo penuh dan kompresor-nya rusak, hm?”

Ah, ah. Ada satu pilihan cara lain untuk menghilangkan rasa lapar selain tidur dan makan.
Apa itu?
Telepon sahabat saya ini dan minta dia mengomeli saya! Dijamin; laper ilang, bete nambah! 😀

Tapi… hmm… dia benar juga.
Saya memang terbiasa untuk tidak membuang makanan favorit saya; misalnya kalau saya pergi ke restoran dan membeli koloke dan tidak habis, biasanya saya bungkus untuk agenda makan berikutnya. Sampai rumah, segera saya masukkan kulkas. Kamu tahu apa yang terjadi? Ketika hendak memakannya, saya mikir sampai berjuta-juta kali (he-eh, saya itungin! hihi) dan nasib koloke itu seringkali berakhir tragis di tong sampah! Gila, kan???

Hmm… ada contoh lain lagi. OK. Di luar makanan aja, biar terkesan saya nggak rakus banget jadi perempuan! 😀

Di dalam lemari pakaian saya, ada setumpuk pakaian.. hm, tidak hanya setumpuk, deng… tapi BERTUMPUK-TUMPUK pakaian yang tidak akan pernah bisa terpakai lagi. Ukurannya sudah tidak sesuai (hey, saya dulu pernah gendut banget, lho… sekarang kan cuman gendut AJA… hihi), warnanya sudah nggak jelas karena kelunturan, atau modelnya sudah sangat, sangat tidak sesuai kalau nekat dipakai pada jaman secanggih sekarang!

Tapi apa?
Baju-baju itu tetap menyesakkan isi lemari saya. Bikin saya terpaksa stop beli baju baru karena takut lemarinya nggak cukup… (hihi, bilang aja lo nggak punya duit, La!) Bayangkan saja, di antara baju-baju jadul saya itu, ada yang saya beli ketika masih kuliah, yang artinya sudah sepuluh tahun lebih! EDAN…

Kenapa nggak disumbangin ke orang yang lebih membutuhkan, La?
Sudah. Sudah. Ada beberapa baju layak pakai yang saya hibahkan ke orang-orang yang lebih membutuhkan. Tapi tetap saja, ada beberapa pakaian yang tidak akan pernah bisa saya hibahkan kepada orang lain, semata-mata karena nilai historisnya yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh apapun.

Baju pemberian Mami yang sudah robek pun masih saya simpan.
Baju lengan panjang yang dulu biasa saya pakai saat aktif sebagai Remaja Masjid (pasti banyak yang pingsan, ya, saat tahu saya ikutan ReMas… hehehe), juga masih saya simpan.
Baju yang saya pakai untuk interview kerja pertama, juga saya simpan.
Dan banyak sekali baju-baju lain yang nasibnya kini terbengkalai tapi tak sudi saya hibahkan ke orang lain.

Gila, kan?
Sinting, kan?
Edan, kan?

Gara-gara percakapan via telepon dengan sahabat, saya mulai kepikiran dan menganalisa sendiri; apakah benar saya sudah se-edan itu? Apakah benar kebiasaan saya ini bisa banget disebut sebagai kebiasaan buruk? Dan kebiasaan buruk ini sudah seharusnya dimusnahkan saja?

“Mau sampai kapan elo nyimpen cheese cake itu dalam kulkas? Elo tahu, kebanyakan makan cheese cake juga nggak baik. Apa lo merasa cadangan lemak lo buat musim dingin masih kurang aja?”

Hidih. Ini anak memang lama-lama kurang ajar juga! 😀 

“Disimpen juga bakal bikin elo sakit semua kan? Nahan perasaan kepingin sekaligus kolesterol yang mengancam.”
“Iya.”
“Nah, itu dia lo tahu.”
“Gue emang tahu, kalee…”
“Lah, terus?”
“SAYANG! EMAN-EMAN!”

Saya mendengar sahabat saya itu ketawa di ujung telepon. “Ya, udah. Nikmati aja penderitaan lo. Jangan ngadu ke gue kalau ukuran celana jeans lo nambah, ya!”

SEMPRUL!

Setelah bermenit-menit mendapatkan celaan dan ujian perasaan dari sahabat saya, kembali saya melangkah ke depan kulkas. Mengintip ke dalam, membuka kotak berisi cheese cake, dan mengamatinya dengan mata berlinangan air mata (lebay.com). I saw my delicious left over cake inside, sungguh menggoda dan menerbitkan air liur saya. Tangan saya bergerak; maju mundur. 

Masih ala tokek, saya bertanya.
Besok di kasih ke Lin? Apa nggak usah, ya? Dikasih? Apa nggak? Kasih? Nggak?
Hidih, kesannya saya kok pelit amat, yah? 😀

Di depan pintu kulkas yang terbuka itu, saya akhirnya berpikir dan merasa sesuatu menyesak di dada dan membuat saya terburu-buru lari ke kamar, membuka wordpress.com, dan mulai menulis cerita ini… sekalian bertanya sama kamu semua, teman-teman saya.

Do you have any ‘left over cakes in your refrigerator’? Sesuatu yang sudah kamu ketahui benar bahwa itu buruk bagimu, tapi tetap kamu simpan dan sayang sekali jika kamu buang?

Do you have any favorite ruined and out of date clothes? Yang sudah kamu ketahui benar bahwa baju itu tidak akan pernah kamu pakai lagi, tapi tetap kamu simpan, for the sake of old times?

Dan satu pertanyaan lagi, because I couldn’t help but wonder:
Apakah menyimpan left over cake atau ruined and out of date clothes adalah sama saja dengan membiarkan seseorang menguasai hatimu padahal kamu tahu persis dia hanya menyakitimu? Dia tidak akan bermanfaat bagimu, cuman akan menyesakkan isi lemarimu? Isi kulkasmu? Dan yang ada, kulkas dan lemarimu akan doyong ke kanan kirim lalu jebol? 

Hm.
If you’re not one of those people who keep left over cake til it’s ruined and wasted, then why don’t I introduce myself.

Hai!
Nama saya Lala Purwono.
Usia 29 tahun.
Hobi menulis, nyanyi, dan minum kopi.
Dan ya.
I have plenty of left over cakes in my refrigerator and out of date clothes in my cupboard.

Yes, you’re abso-fuc**ng-lutely right.
I am THAT stupid
I really am. 

About Lala Purwono

Published writer (or used to be, darn!). A wife. A mom. A friend that you can always count on.

Discussion

22 thoughts on “Left Over Cake

  1. Jadi kesimpulannya? dimakan ngga tuh kue?
    (udah makan aja la, daripada kamu mati kelaparan….)

    Dulu aku selalu menyimpan left over cakes. Kenangan lama, sobekan kertas dan foto-foto, bahkan permen kesukaannya. dieman-eman…. but sekarang….
    move on… ada banyak hal-hal baru yang bisa segera menggantikan kenangan lama.Harus ada pembersihan.
    Oosoji kata orang Jepang.
    Ima ga daiji. Yang penting yang sekarang ini.Bukan sisa sisa masa lalu.

    EM

    Kesimpulannya?
    DIMAKAN!!
    Hehehe…

    Ima ga daiji; yang penting yang sekarang ini. Bukan sisa-sisa masa lalu.
    Damn, I love it! 😀

    Posted by Ikkyu_san | February 28, 2009, 12:30 am
  2. Mbak, whatta coincidence…
    beberapa jam lalu, aku bongkar-bongkar lemari…
    niatnya ngerapiin baju, tapi ujung2nya malah termangu (halah!) di depan puluhan baju yang “udah mengeciiil!” hehehe…
    sempet perang batin untuk menentukan nasib baju2 itu..
    mau dikasih orang…di-garage sale…atau disimpen dengan harapan suatu hari aku kurus lagi…hihi
    dan..pemenangnya adalah…opsi terakhir…
    oh, well..
    dan langkah selanjutnya yang aku ambil adalah mandi, pergi ke indomaret, beli 3 potato chips ukuran besar, then…dreaming to have my sexy back! hmm..hmm..

    Kalau di lemariku, malah baju-baju yang udah kegedean; jadul banget deh! 😀
    I love how you end the comment; beli tiga potato chips ukuran besar. Uhui! Lala bangettttt… 😀

    Posted by miSSiSSma | February 28, 2009, 2:01 am
  3. Diet juga butuh dukungan do’a La.
    Kasih juga kue itu dan bilang kalau kamu lagi diet. Paling temenmu berdo’a semoga program dietmu sukses, dan koleksi bajumu bisa dipake lagi…

    Atau kasih aja baju yang udah kecil itu ke orang lain, paling dia bilang, “Duh mba dulu pernah kurus begini ya… Dido’akan deh biar kurus lagi…” Nah sekarang kan kuenya bisa dimakan…

    Hidup adalah pilihan 😀

    Kayaknya yang doanya paling kenceng itu dirimu deh, Mang! Pasti kepingin potongan cheese cake dari Surabaya, kan? Udah, deh.. NGaku aja.. hihihi..

    Baju? Aduh, ukurannya malah udah kegedean. Jaman dulu tuh, aku gendut banget.. Makanya disimpen buat mengenang dulu pernah gendut… *halah, boong banget sih gue…hihihi*

    HIdup adalah pilihan? BANGET!

    Posted by mangkum | February 28, 2009, 8:59 am
  4. gak usah makan kue itu La… jangan!
    Jangan juga makan otak otak itu..keknya gak enak deh !
    tau gak yang paling bener????
    INDOMIE TELOR!!!..HAJARRRRRRRR!!!

    *Pssstttt..Always love how you start a story..and end it with something that peeps can remind about :)*

    Haha!
    Pake kornet juga plus keju. YUMMY! 😀

    Thanks, Babe…. Jadi, apa yang teringat dalam isi kepalamu, Bunda-nya Tangguh?

    Posted by yessymuchtar | February 28, 2009, 9:35 am
  5. Tahu nggak La, saat ke bandung saya baru sadar, ternyata bajuku sudah umur 20 tahun…hahaha….lha memang daster, karena dipakainya cuma sesekali kalau ke bandung, jadi masih bagus.
    Baju saya sering diberikan ke saudara, entah nnati disumbangkan kemana…soal badan sih, dibanding masih belum menikah naiknya 10 kg (dulu 42 kg dan sekarang antara 50-52 kg…kalaupun naik turun ya sekitar itu). Masalahnya cuma merasa kurang singset aja (kurang olah raga sih)…tapi yang penting sehat.

    Saya bingung kalau ada yang cerita suka ngemil sambil nonton…saya kalau makan ya makan, kalau ngemil, apalagi berminyak, bolak balik mesti cuci tangan..ini yang bikin males. Terus kalau udah malam, males gosok gigi lagi…jadi memang gosok gigi ini yang jadi penghambat males makan lagi….

    Posted by edratna | February 28, 2009, 11:23 am
  6. he..he….resep bu eni bagus tuh…..tapi siapa tahan nggak ngemil….apalagi di surabaya…buanyaak makanan enak…
    lala…kalau Bunda…nggak suka makan,nggak suka jajan..nggak suka ngemil….suka nya CARI duit….he..he..he….Duitnya buat apa dong Bun ??? Untuk beli beli…suka suka hati…

    Posted by dyahsuminar | February 28, 2009, 4:54 pm
  7. Trus…
    gimana nasib cheese cake itu?
    *ngiler.com*

    Udah dua hari ini aku kepikiran mau menyortir tumpukan baju-baju di lemari belum juga kesampean, jadi diingatkan nih La, thanks ya.
    Yang nggak penting-penting memang musti dibersihkan, nyesek-nyesekin ajah. Musti pintar memilih mana yang penting mana yang enggak, gitu kan?
    😉

    Posted by tanti | February 28, 2009, 10:55 pm
  8. Do you have any ‘left over cakes in your refrigerator’?
    I do, but most of it belong to my sis-in-law, not mine, also most of it end up in garbage later on. Sebenarnya masih banyak anak ‘yatim-piatu’ di kantor gw..dan biasanya cemilan yang gw beli tapi gak laku dirumah, akhirnya gw bawa juga ke kantor dan pasti habis.

    Do you have any favorite ruined and out of date clothes?
    ‘I do, still kept some with hope it will be ‘back to fashion’ again someday.
    Kan fashion berputar tiap 10-15taon sekali. Lagian, lebih rela duit dipake untuk beli buku or makanan ketimbang baju.

    Last questions, kalo maksud ‘left-over’ itu hanya untuk ke’benda-an’ bukan perasaan.. yah, gak apa-apa disimpan. Tapi kalo ‘left-over’ sebuah ‘kenangan pahit’ dari masa lalu.. sebaiknya dibuang saja kalo bikin hati penuh sesak.

    Posted by hawe69 | March 1, 2009, 12:18 am
  9. BTW, setuju ama Yessy.. INTERNET (Indomie telor plus kornet) gak ada mateeee nya untuk cemilan jam 10malam, weekend pula..

    Posted by hawe69 | March 1, 2009, 12:19 am
  10. Kalo Hetrix di blog-seleb diomelin gak ?

    hehehehe

    Posted by hawe69 | March 1, 2009, 12:21 am
  11. sampah buat orang lain, kadang jadi harta buat kita…demikian juga sebaliknya. nah masalahnya cheese cake ini adalah godaannya syaitonirojim buat jeunglala tapi anugerah dari surga buat yang lainnya….
    mungkin bisa dikirim via tiki hahaha…

    Posted by geRrilyawan | March 1, 2009, 6:16 am
  12. Wah… hampir sama ya… sekarang saya juga agak gemukan…biasa 93, sekarang 96kg …. soalnya Coklat Belgia nggak ada yang nggak enak kayaknya buat cemilan… jadi setiap ke Super market atau Gas station, selalu beli coklat, nggak perlu milih… soalnya semua enak… terutama Belgium Pralins…. he.. he.. he…
    Salam dari jauh…….

    Posted by michaelsiregar | March 1, 2009, 6:50 am
  13. mampir & salam kenal mba. Huahahaha… i’ve been there. Tapi saya inget kata bokap, “jangan lupa makan ya..supaya ga sakit” & kata temen2 kantor saya, “Makan yang banyak, ntar kalo lu pingsan lagi kita yang repod, soale lu pan berat!!!”
    jadi kalo saya berada di situasi itu, saya makan aja :D, toh ga tiap hari kan? sesekali break the rule of diet, wajar2 ajah… huahaha… tapi sampe sekarang saya masih belom bisa diet, jadi makan ‘secukupnya’ ajah… huahahaha

    Posted by quinie | March 1, 2009, 7:17 am
  14. Saya punya tebakan: mengapa bujangan yg biasanya kurus setelah menikah jadi gemuk ? … hayo tahu nggak kenapa ?

    Posted by Oemar Bakrie | March 1, 2009, 10:39 am
  15. Alo mbak ^^

    Pesanku singkat aja mbak, besok2 kalo ada left over cake, kirim aja ke kost aku daripada disimpen di kulkas trus mubazir kan sayang hahaha 😛

    Posted by Regina | March 1, 2009, 10:57 am
  16. Just passing by.Btw, you website have great content!

    _________________________________
    Making Money $150 An Hour

    Posted by Mike | March 1, 2009, 4:45 pm
  17. embat aza deh mba lala…yg penting happy

    Posted by cutemom cantik | March 1, 2009, 4:59 pm
  18. Ahahaha, kalau kue ultah di tempat gua selalu mengalami nasib yang sama tuh, Laa, emang pada dasarnya orang-orang rumah ga terlalu doyan kue tart. Makanya sekarang kalau mau beliin kue ultah tuh yang ukuran keciiill aja, itu aja kadang ngga langsung abis juga :p

    Mmm.. Gua juga tipe penyimpan benda2 ngga penting macam struk belanja, label baju, tas, dan lain sebagainya, atas nama sentimentil reasons, wakakakak 😀

    Kalau menurut clutter expert yang pernah nongol di Oprah seeh dibilang penumpukan benda2 itu berhubung ama what we feel inside.

    Uppss.. Oww.. Jedhig! Oucchh!!

    Nancap bener, hahaha :p Apa iya kondisi hati gua sekacau barang2 di kamar gua yang pada numpuk berantakan? Ahahaha :p

    Posted by Indah | March 2, 2009, 5:36 am
  19. Left over cake ??? … hah hati-hati weiceh … itu sudah kedaluarsa belum ???

    Kalo pakaian sih … ya gak papa juga … mau disimpen sampe kapanpun kan tidak akan menyebabkan kanker toh ?

    Have a nice day La …

    Salam

    Posted by nh18 | March 2, 2009, 9:59 am
  20. Masih bagus La, gendut karena makan banyak dan lezat. Masih ada sisi nikmatnya. Lah aku ini, makan nggak banyak-banyak amat, tapi gendut sukses jalan terus … hehehe …
    Nyadarnya kalau lihat poto. Hei, ternyata aku segendut itu ya? Ah, salah kameranya pasti, atau salah milih model baju, atau salah ambil posisi. Padahal, gendut ya gendut aja …

    Soal tumpukan baju yang lama nggak dipakai lagi, tapi masih sayang dilepas … kayaknya aku senasib deh. Setiap kali mau ngasihkan ke orang, selalu tergoda oleh pikiran, “ah, ini dipermak sedikit masih oke banget kok”. Padahal, dari tahun ke tahun, nggak sempat-sempat juga mempermak … oh, dasar!

    Posted by tutinonka | March 2, 2009, 10:17 am
  21. makan aja mbak,,,,
    *kompor2in*

    Posted by Myryani | March 2, 2009, 8:50 pm
  22. Bukan Indira namanya kalau membiarkan left over cake manis menunggu dalam kulkas…2 minggu pula..ohhh tidakkkkk. Say, apapun yang berlebihan akan ga baik buat kita, caranya adalah dengan memakannya sedikit demi sedikit tapi rutin. 3 potong kecillll setiap hari…dan jangan lupa share sama yang lain…*ga yakin tips ini membantu atau menjerumuskan lala* . Soal baju2 yang ada dalam lemari dan menumpu…it’s ok to keep something coz it has good or even bad memory, but one thing to remember “there’s a better place to store those memories” and u don’t need to buy space for that…it’s inside your head and heart 🙂

    Posted by 1nd1r4 | March 3, 2009, 9:49 am

Leave a reply to tutinonka Cancel reply

Catatan Harian

February 2009
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
232425262728