you're reading...
Learning from The Movies

My Singing Life

Have I ever told you about this huge… HUGE dream of mine?

Bahwa saya pernah (atau sampai hari ini, ya?) ingin sekali bekerja di Broadway — satu panggung teater yang di mata saya adalah sangat spektakuler? Pardon me for my limitations, tapi di mata saya, it is the most spectacular stage, ever.  Tidak perlu sebagai aktris (emang ada gitu, La, yang mau jadiin lu sebagai aktris? hehe), tapi sebagai penata lampunya, tukang ngepelnya, pekerjaan kasar apapun deh, asal saya bisa melihat pertunjukan teater di panggung itu secara gratis!…ya, syukur-syukur kalau ada sutradara teater yang khilaf mengajak saya untuk bergabung dalam pertunjukannya… Nothing is impossible, right? 🙂

Di antara semua pertunjukan teater yang ada, saya paling menyukai teater musikal; yang melagukan hampir semua dialog-dialognya. Yang mengubah hampir semua kalimat menjadi melodi yang indah. Saya dijamin terbengong-bengong selama pertunjukan deh! Lebay? Biarin! Suka-suka saya! *gila, ya, saya menulis kalimat barusan sambil melet beneran! hihihi*

Pernah ada yang bertanya: “Kenapa sih, La, lu segitu pinginnya kerja di Broadway? Bahkan jadi tukang pel aja lu bela-belain ke Amrik sono!”

Well,  saya memang sempat berkali-kali nyeletuk begini ke sahabat-sahabat saya sehingga mereka sempat heran juga. Dimana-mana orang kepingin jadi aktrisnya, bukan tukang pel atau penata lampunya. Sampai-sampai mereka berpikir,

“Jangan-jangan emang udah naluri, ya, La, jadinya lu suka gatel aja kalau ngeliat sapu nganggur di pojokan?” Dan saya pun dengan suksesnya melempari mereka dengan sandal! 😀

“Eh, tapi serius, kenapa lu pingin kerja di Broadway sampai segitunya?” tanya seorang sahabat lagi (Hey, GangGila! Hayo, ngaku deh, di antara kalian berlima, siapa yang pernah nanya gini ke gua???)

“Kenapa, ya? Hmmm…. “

“Apa karena elu suka nyanyi, La? Eh, tapi kalau sekadar nyanyi doang, mending lu jadi penyanyi aja kali ya, nggak usah jauh-jauh jadi tukang pel di Broadway…” tanya si Sahabat (yang belum juga saya ingat namanya! damn!) sambil kebingungan sendiri.

“Hmm… kenapa yaa?”

“Hidih! Kok bisa nggak tahu sih, La? Masa lu punya cita-cita sedahsyat itu tapi nggak jelas kenapa-kenapanya? Nggak asyik, ah!” 

Saya hanya tertawa saja, meskipun sumpah mati aku jadi penasaran… sampai matipun akan kuperjuangkan…  *malah nyanyi 😀 * Saya jadi bertanya-tanya sendiri: “Memangnya kenapa, ya, saya sampai punya mimpi yang sehebat itu, menjadi tukang pel di Broadway, hanya karena saya kepingin bisa menyaksikan pertunjukan teater musikal dalam jarak yang sangat dekat dan gratis… S-E-T-I-A-P-H-A-R-I???”

I’ve been traveling space and time, to find the answer… (lebay.com)
I’ve been searching for the perfect answer… (masih lebay.com)
Then one day, I stopped doing all the searching…

Karena saya sudah menemukan jawabannya.
Ya. Ada satu alasan paling esensial kenapa saya punya cita-cita terpendam seperti itu.  There’s one good reason why I have this kind of dream…

And do you have any idea what the hell it is?

Hm.. 

It’s simply because I love this movie… 

Sebetulnya, selain Serendipity, One Fine Day, Little Black Book, atau Sweet November yang pernah saya tulis belakangan ini, saya punya satu film favorit, PALING favorit, sepanjang masa… dan sampai kini, posisinya aman dan tenteram di posisi pertama… Film yang sampai kini belum pernah sekalipun tergeser ke nomor dua, tiga, atau melorot sampai ke bawah. Karena film The Sound of Music, adalah film terbaik yang pernah saya tonton… EVER!

I remember almost every line…
I remember almost every scene…
I can sing every song…. and remember almost every lyrics!

Saya mengenal fim musikal klasik ini ketika saya masih berumur empat atau lima tahun. Diperkenalkan oleh seorang Ayah dan Ibu yang mengatakan, “Ini film bagus, Nduk…” dan kedua orang tua saya itu menemani saya serta kedua kakak saya saat menonton film hebat itu, yang terkemas dalam pita video betamax sejumlah dua buah. Ini karena durasi filmnya yang terlalu panjang sehingga harus dipisah dalam dua bagian (hey, I remember, di ujung video bagian kedua, ada film kartun Robin Hood! Lucu banget deh!)

The Sound of Music memberikan kesan yang sangat mendalam untuk seorang bocah kecil, montog, dan doyan nari itu…. yap, that’s me, Folks! 😀 
Kata orang, ingatan anak kecil itu sangat terbatas. Apalagi saat umur empat atau lima tahun, apa sih yang bisa terekam dengan jelas? Segalanya pasti masih terlalu samar, kan? Tapi lain halnya dengan Lala kecil; dia bisa mengingat semua adegan di film itu… SEMUANYA.

Bagaimana tidak hafal dan ingat, kalau setiap hari yang ditonton adalah film yang sama? Apalagi kalau nggak diturutin, Lala kecil hobi banget ngambek; biasanya dia mengambil bantal, guling, selimut, lalu tidur di depan kulkas! Haha! Jadi wajar saja, kan, kalau saya begitu hafal setiap lagu, hampir setiap dialog, dan semua scene?

Malah saat kecil dulu, setiap bermain ke rumah Mbah Tien di Malang, saya paling suka duduk di tangga rumahnya, lalu pelan-pelan naik ke atas sambil bernyanyi ngawur: “Solong, tewel….” padahal sebetulnya adalah “So long, farewell…” Hehe…

*buat kamu yang sudah nonton filmnya, pasti tahu deh adegan ketika si bungsu, Gretl, mengakhiri pementasan kecil-kecilan di hall rumah keluarga Von Trapp yang malam itu mengadakan pesta. And remember how Liesl (the eldest one) carried her youngest sister who pretended to fall asleep on the stairs and sang “Goodbye….”? Cantik banget, kan?*

Nah, saya sering membuat pertunjukan sendiri setiap kali bermain di rumah Mbah Tien atau rumah siapapun yang memiliki tangga! Ah, untung aja kebiasaan itu berhenti sehingga saya nggak perlu duduk ngeleset di tangga saat naik ke lantai tiga tempat saya bekerja, setiap hari! Hehe.. kapan sampai di mejanya, coba? Yang ada saya malah dipikir edan-suedan sama seluruh penghuni kantor yang bilang, “Aduh, cakep-cakep begini ternyata gila, ya?” (iya kalau begitu, lha kalau bilangnya, “Udah jelek, gila pula!”? Bisa gantung diri di bawah pohon toge!) 

Sejak teradiksi pada film klasik ini, saya jadi sering bernyanyi. Umur lima tahun, sudah berani bernyanyi di depan umum. Jangan bayangkan suara yang merdu, ya? Aduh, balonku ada lima mau semerdu apa sih, Guys? Paling ya segitu-segitu aja kan? Tapi paling tidak, sejak saat itu, saya mulai narsis dan menjadi anak kecil yang nggak malu saat tampil di panggung, nyanyi di depan umum, atau cuman cengengesan aja di depan sana karena lupa liriknya.. 🙂

Umur sembilan… saya sudah menjadi seorang penyanyi cilik dan hobi menari! Beberapa panggung seni sudah saya cicipi (Apa rasanya, La? Rasa coklat apa stroberi? Hehe), mulai dari pentas seni biasa, perlombaan, sampai mengisi acara pertukaran budaya dengan sekolah Jepang *eh, Akiko-san dan Aya-san, kalian sekarang ada di mana, ya?* Seru, deh, meskipun sayangnya, semakin lama, kostum tari yang disediakan guru tari saya banyak yang nggak muat akibat perkembangan tubuh yang terlalu signifikan sehingga saya terpaksa gantung selendang. Saya masih ingat, terakhirkali  menari adalah ketika saya menarikan tarian Jaka Tarub dan saya menjadi salah satu bidadarinya! Haduh! Mana ada bidadari yang gendut seperti saya? Jelas aja ketinggalan di bumi! hihi… *lagipula, kalaupun dengan alasan selendang saya hilang, itu pasti karena saya maksa si Jaka Tarub buat ngambil selendang saya, bukan karena dia kepingin!* 🙂

Kalau ‘karir menari’ saya berhenti *dan saya memang cukup tahu diri! hihihi*, ‘karir’ menyanyi saya malah semakin edan-edanan. Hobi menyanyi saya itu bersaing ketat dengan hobi menulis yang baru saya tekuni ketika umur dua belas tahun. Walaupun sempat berkarir sebentar di dunia nyanyi *jadi vokalis gitu deh.. hehe.. itu telinganya pada budeg semua atau mereka demen aja ngeliat cewek aneh teriak-teriak di depan microphone?*, akhirnya ‘karir’ itu mandek karena ijin nggak turun lagi. Sementara di saat yang sama, saya tak pernah bisa berhenti menulis sampai sekarang… Ya. Dan mudah-mudahan, keinginan menulis itu akan selalu ada… sampai nafas saya habis! 🙂

Nah,

Mungkin karena perpaduan saya yang hobi nari *meskipun sekarang musti puasa satu bulan nggak pakai buka puasa dulu supaya kostum tarinya muat*, hobi nyanyi, dan suka menulis sehingga akhirnya saya memiliki mimpi yang begitu hebatnya untuk bisa menjadi bagian dari pertunjukan teater musikal di panggung Broadway. Whatever it takes, deh, asal bisa terlibat; tukang pel, bersih-bersih, ngatur cahaya, sampai jadi pemainnya *idih! Maunya elu kali, La!*, saya rela, deh! Benerann….. Asal seperti yang saya bilang tadi: Saya bisa melihat pertunjukan teater musikal Broadway… S-E-T-I-A-P-H-A-R-I. 

Someone here knows what should I do to make this huge dream of mine come true?
Or is there someone here knows any medicines to cure me from this madness? 😀

Terserah, deh. Sinting atau tidak sinting, seperti itulah sebuah film klasik berjudul The Sound of Music ini telah menjadikan saya sebagai seorang perempuan yang hari ini sedang mengantuk berat tapi tak bisa berhenti menulis di depan laptopnya. Menjadikan saya sebagai seorang perempuan yang senang sekali bernyanyi, hampir setiap saat. Bathroom? Ah, itu bukannya studio rekaman, ya? 🙂 Dan tentunya, menganggap bahwa lelaki yang bisa bermain musik *mostly, guitar or piano* adalah lelaki cihui banget! Hehe..

Hmm.
Saya percaya, sebuah film yang bagus bisa mengubah seseorang ketika film itu usai ditonton. Sebuah film yang bagus, akan memberikan pesan-pesan dan kenangan tersendiri saat layar televisinya meredup bahkan mati sama sekali atau saat layar di bioskop tak lagi terkembang. A movie has all the power to change people. Dan tidak semuanya berubah menjadi orang yang sama; bisa jadi pengaruhnya berbeda-beda *tergantung dari persepsi dan pengalaman hidup setiap orang, pastinya*.

The Sound of Music has changed me into this wonderful myself today *nggak tahu dirinya mulai kumat* dan saya yakin, seorang Mbak Tanti, Mbak Yoga, Om NH18, Mas DM, dan Sis Imelda (nama sahabat-sahabat yang seingat saya pernah bilang kalau mereka mencintai film indah ini) telah mengubah hidup mereka, entah apa. Because this movie is so damn good and teach us so many thing, in every song they sung, in every word they spoke, and in every scene they played. Sederhana, tapi dahsyat!

So,
Thank you, Mom… Thank you, Dad… For forcing me to watch this movie…
I have no idea if you never asked me to watch this movie.
Karena Lala tahu banget, nggak menonton The Sound of Music
dan jatuh hati pada keluarga Kapten Von Trapp, akan membuat anak bungsumu ini menyesal seumur hidupnya! Dan anakmu ini sedang tidak lebay atau bercanda…

 Dan juga karena anak ragilmu ini tahu banget, sangat tahu, that she lives in a perfect world.. and enjoys so much her singing life…


Uhui! Nyanyi aja yuk….

 Doe, a deer, a female deer
Ray, a drop of golden sun
Me, a name I call my self
Far, a long long way to run
Sew, a needle pulling thread
La, a note to follow sew
Tea, a drink with jam and bread
That will bring us back to do… 

 Ps.
My favorite scene adalah ketika Capt. Von Trap dan Maria bernyanyi Something Good…. eh, bukan… pas Maria bernyanyi My Favorite Thing di malam yang ramai dengan bunyi petir menyambar… eh, salah, salah… pas Capt. Von Trap berduet dengan Liesl, menyanyikan lagu Edelweiss… ya, ampun! Bukan, bukan… saat Liesl bernyanyi Sixteen Going On Seventeen…. ADUH! SEMUANYA DEH! SEMUANYA!!! 😀 

 

 

About Lala Purwono

Published writer (or used to be, darn!). A wife. A mom. A friend that you can always count on.

Discussion

44 thoughts on “My Singing Life

  1. Iya deh La… saya Doain semoga cita citanya tercapai …. tapi koq susah susah amat ya …. ikuti aja Green card Lottery proram … siapa tau kamu langsung dapet Green card, kan beres …. he..he..he…

    Posted by michaelsiregar | February 6, 2009, 12:47 am
  2. emang cihui bgt tuch mba’ film na..

    g akan bosen nonton nya..

    suka film musical yaw.. udah pernah nntn film RENT blm?
    diulas dunk, kalo dah nntn 😀

    Posted by inge | February 6, 2009, 1:13 am
  3. Perhaps I had a wicked childhood
    Perhaps I had a miserable youth
    But somewhere in my wicked, miserable past
    There must have been a moment of truth
    For here you are, standing there, loving me
    Whether or not you should
    So somewhere in my youth or childhood
    I must have done something good
    Nothing comes from nothing
    Nothing ever could
    So, somewhere in my youth or childhood
    I must have done something good……..

    Posted by Ikkyu_san | February 6, 2009, 1:23 am
  4. aku seneng liat timestamp nya deh

    February 6, 2009 at 1:23 am

    silly me 😉

    Posted by Ikkyu_san | February 6, 2009, 1:25 am
  5. wew, lagu penyemangat yach…

    film ini lg, emg keren sih..
    numpang lewat
    ho iy salam kenal 😀
    hehe

    Posted by _subhan_ | February 6, 2009, 2:01 am
  6. Ohh I have fave quote from this movie… When Trapp’s family decide to leave the place where they live because of the colonial people… Max, Trapp’s best friend tried to convinced Maria to convinced her husband to just just lie n pretending but Maria refused…

    Max: He’s got to at least *pretend* to work with these people. You must convince him.
    Maria: I can’t ask him to be less than he is.

    Love this movie also!!…

    Posted by liswari | February 6, 2009, 2:34 am
  7. eh La… kmu kalau di Amrik suka kali ya… soalnya disini banyak banget yg gretongan (gratisan) klo mau nonton konser musik2 gitu.. asal mau jadi volunteer nya bantu2 dikit.. bisa nonton gratis… cocok buat yg kere2 kayak saya ini :-p

    Posted by liswari | February 6, 2009, 4:10 am
  8. Hmmm …
    Memang lagu-lagu Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II ini legendaris …

    Dan satu lagi hal yang aku tarik dari film ini …
    Cara Maria mengajar anak-anak (yang mulanya ) bandel itu … sehingga mereka bisa menjadi anak-anak yang baik dan nurut.
    Ini juga inspiratif … (at least for me)

    Salam Saya …
    My Fave one …

    Climb evry mountain … !!!
    (hah …)(merinding gua …)

    Posted by nh18 | February 6, 2009, 9:06 am
  9. wah referensi film jadul yg mesti ipi tonton niy..:)
    jeung dah ntn film if only??ak siy suka…siapa tau jeung jg suka soalnya filmnya jeunglala bgt deh :mrgreen:

    Posted by ipi | February 6, 2009, 10:16 am
  10. dan ini lagu favorite saya La…

    Edelweiss, Edelweiss
    Every morning you greet me
    Small and white, clean and bright
    You look happy to meet me

    Blossom of snow may you bloom and grow
    Bloom and grow forever

    Edelweiss, Edelweiss
    Bless my homeland forever

    and the little me, was in love with the way The Captain sing that song… ahahahahahahahahak 😳

    Posted by Chic | February 6, 2009, 10:29 am
  11. kalo gue sih, pengen ke broadway,, karena dunia teatrikal emang menarik buangetzz..

    meski suara pales, dan juga mimik datar2 aja… 😛

    Posted by Billy Koesoemadinata | February 6, 2009, 10:29 am
  12. saya sudah lama dengar soal film ini, tapi belum pernah sempat buat nontonnya… sekarang jadi semakin penasaran mau nonton, jadi kepengen tahu, sehebat apa sih itu film, sehingga bisa membuat seorang Lala bercita2 jadi tukang pel broadway… (duh la, kalau mau jadi tukang pel ngapain jauh2, rumah saya ajah…. hehe…)

    eh jeung… pamit dulu ya, mau ngumpetin segala tangga di rumah saya, takut nanti dijadiin “panggung dadakan” oleh seseorang yg kepengen banget jadi penyanyi… hihihi…. 🙂

    Posted by vizon | February 6, 2009, 11:06 am
  13. @Uda Vizon …
    Jangan lupa selamatkan juga Cermin … kaca …
    Bisa ngaca terus dia …

    Juga Tiang-tiang tolong di perhatikan … Bisa “meregehese” kalap menari India si Lala kalo liat tiang …

    (Ups …)
    Eh Ada Lala … Halo La …
    Apa kabar …?

    Posted by nh18 | February 6, 2009, 11:19 am
  14. My fave scene …

    waktu semua suster suster ngomongin maria, dan dia dateng tergopoh gopoh takut ketahuan telat. pas ketahuan…santay aja..dan si suster suster nerusin nyanyinya…wekekekekekeke

    Posted by yessymuchtar | February 6, 2009, 11:30 am
  15. pagi-pagi minum segelas kopi sambil memandangi monitor, sambil membaca postingan jeung lala dan mendengarkan lagunya Richard Rodgers…

    indahnya pagi ini…

    Posted by Bayu | February 6, 2009, 11:31 am
  16. Aku suka semua lagu di film itu, actually! 😀

    Posted by agoyyoga | February 6, 2009, 11:45 am
  17. kehidupan memang
    tak ubahnya seprti nyanyian
    terkadang PENASARAN (rhoma irama),
    PATAH JADI DUA (Alda),
    DILANDA CINTA (Anang & KD),
    and To make somebody happy (Eric Clapton)
    hmmmmm……sorry sista
    ngga nyambung ya 😦

    Posted by mikekono | February 6, 2009, 12:27 pm
  18. mbak jeung lala…..traa lala….triii lili…..
    orang yg suka ama musik tuh orang rata-rata bisa menikmatin hidup mereka dengan sangat enjoy…
    betul kan mbak lala ?
    pasti sangat enjoy jg hidup mbak lala… 🙂 and yg pasti mbak lala tuh cantik deh…. 🙂 🙂 🙂

    Posted by gwgw | February 6, 2009, 1:09 pm
  19. life with music
    music for better life
    better life is the happiness

    😉 enjoy your life jeung Lala

    GBU

    Posted by sejenaksaja | February 6, 2009, 2:32 pm
  20. Ah, umur 4 or 5 tahun udah lumayan ‘gede’ lho untuk bisa menyimpan memori yang masih diinget ketika beranjak dewasa, asalkan pengalamannya mengesankan atau malah menyakitkan, ahahaha 😀

    Menari. Menyanyi. Menggambar. Menulis.

    Wah, Laa, nyeni bangets dhe nih ^o^

    Tapi enaknya kalau punya kemampuan di bidang seni tuh bisa menghibur diri sendiri dan orang lain, hehehe 😉

    Posisi film no. 2 saat ini dipegang film apa, Laa? 😀

    Posted by Indah | February 6, 2009, 2:40 pm
  21. makin parno aja nih..
    koleksi film lu kok sama semua sih ama koleksi film gw.. ???
    yakin gak pernah ngintip rak dvd gw ?

    😉

    Posted by hawe69 | February 6, 2009, 3:42 pm
  22. Wah pengin ke Broadway ya ? Saya doain deh semoga kecandak cita-citanya … ntar saya nitip salam buat Lea Salonga yach hehhee

    Salam hangat
    Ben

    http://benedikawidyatmoko.wordpress.com
    http://benagewe.blogdetik.com

    Posted by Benedict Agung Widyatmoko | February 6, 2009, 4:47 pm
  23. It’s a nice blog. Salam Kenal.

    Posted by mbak maya | February 6, 2009, 4:47 pm
  24. Daku suka sih sama musik, tapi gak seheboh dan separah dirimu lho, La…
    dan…sepanjang ini ulasannya bo.. ck..ck..ck
    *bagooos*

    Posted by p u a k | February 6, 2009, 5:24 pm
  25. nyanyi? aku tutup telinga ah…. he..he…

    ***kaburrr sebelum dijitak ibu…

    Posted by Masenchipz | February 6, 2009, 6:12 pm
  26. hahahahahahahahahahahaha…..
    (maap blm kenal udah ngetawain :p)
    pertama kenalan dulu yang jeung lala, nama saya andika (mungkin jeung lala tau ^^)
    Impian jeung lala gak salah 100% koq tapi salah bgth hahahahahahahahaha (piss yah)
    But honestly i’m stunned by your dream…

    Posted by andikasonata | February 6, 2009, 6:23 pm
  27. wakzzz, saya malah suka pelemnya yang anak2 dari shirley temple ama little rascals :mrgreen:

    tapi ndak pernah nonton lagi 😦

    Posted by gdenarayana | February 6, 2009, 6:39 pm
  28. saya taunya sound of music aja. nyari green card aja..tapi udah tutup deng bulan december lalu

    Posted by boyin | February 6, 2009, 10:25 pm
  29. Wah.. untung aja waktu kecil itu qm nyanyi “solong tewel”, kalo smpat nyanyinya “tolong jewer” gimana coba, hehehe..

    Posted by jiwakelana | February 6, 2009, 11:03 pm
  30. film jadul hhe,,

    jadi pengin nonton,,

    o iya,,
    buat yg belom tw,gue dah pindah ke http://finyster.co.cc ,,jadi kalo mw ke blog gue jangan klik nama kahfinyster di komen gue,,klik link yg finyster ajah,,okeh??
    datengin yah,, :mrgreen:

    Posted by kahfinyster | February 7, 2009, 5:51 am
  31. bentar aku ta’ ngelamun dulu ahhh

    bayangi aunty lagi di Broadway (ngga ngepel n ngga jadi tkang lampunya koq)
    beneran nich….

    waktu itu sich aku lagi penonton sich…. tapi dirimu ngapain say koq duduk bengong mojok gitu???

    Ya ampun aunty… ck ck ck ck …

    *kaburrr ahhhh*

    apa kabar darling??? miss u

    nice post… luengkap buanget dech…

    Mudah2an ada sutradara yg khilaf trus ngajakin dirimu main ya 😀

    Posted by Retie | February 7, 2009, 1:09 pm
  32. Lala….Bunda sudah pernah nonton di Broadway Teater…2 kali malahan, trus yang terakhir Bunda juga nonton Blueman Show..di Newyork….Sangat luar biasa….
    Btw…wah…Film itu memang indah,rasanya semua orang yang nonton terus terkesan ya..
    Ehmmm..Uda Vizon…lala mau ke Jogja nih…sediakan panggung khusus untuk Lala agar menampilkan bakat nya..he..he…

    Posted by dyahsuminar | February 7, 2009, 2:52 pm
  33. weheheh…ini film wajib tonton. soalnya dulu buat materi kuliah komposisi waktu saya masih belajar arsitektur. jadi ya harus berkali-kali ngeliat julie andrews sebagai freulein maria nyanyi dan joget-joget. dulua walnya nggak begitu tertarik.

    tapi setelah liat berkali-kali jadi menggumam sendiri..”so long, farewell, auf wiederschein, goodbye….” berkali-kali…

    Posted by geRrilyawan | February 7, 2009, 3:06 pm
  34. Emang mesti punya filmnya (inget, original!). Biar ntar bisa ditunjukkan pada anakmu.

    (themes kok ganti mulu?)

    Posted by Daniel Mahendra | February 7, 2009, 5:46 pm
  35. film emang kadang menjadi inspirasi terhadap mimpi kita… Jangan pernah berhenti bermimpi La… kamu pasti bisa… 🙂

    anyway… do re mi itu lagu favoritenya Anya… Anya autistic seneng banget nonton film Sound Of Music ini, dan ini jadi film WAJIB untuk anya, hehhee 🙂

    Good luck sist… you will have the best thing in your life, for sure 🙂

    Posted by silly | February 7, 2009, 7:39 pm
  36. berarti kamu suka bombay juga dong, la. kan juga musikal..

    Posted by suhadinet | February 7, 2009, 7:42 pm
  37. Wah.. iya ya, Gimana rasanya terlibat di broadway..
    Pengen banget. Yuk kita bareng aja jadi tukang lampunya 😀

    Posted by Ucha | February 7, 2009, 8:07 pm
  38. wah , kayak istri saya dong .. suka sound of music … one fine day juga asyik .. serendy pity juga lucu ..

    Posted by Hilal Achmad | February 7, 2009, 9:28 pm
  39. Kami sekeluarga juga penggemar the sound of music lho … Tapi karena “masa kecil kurang bahagia” saya tahunya ya setelah jadi bapak2. Saya pertama kali denger lagu “my favorite things” itu y waktu dinyanyika Al Jarreau.

    Posted by Oemar Bakrie | February 8, 2009, 12:35 am
  40. saya kirain lagu apa gitu mbak,,,, huehue,,,

    Posted by Myryani | February 9, 2009, 8:08 am
  41. kerja di Braodway??as a costume designernya maybe yah? tapi kalo disuruh nyanyi gitu..ohh tidak akyu takuyuutt..hahahaha

    Posted by stey | February 9, 2009, 1:23 pm
  42. Hm.. kok kayak bini gue yah… suka banget nonton Theater Musical gitu.. walaupun dalam bahasa yg gak dimengerti sekalipun… Hahaha.

    PS: La.. sementara belum ke Broadway, ini lampu dirumah ada yang pada mati, apa Lo latihan dulu aja betulin dan ganti2in lampu dirumah gue yaa..? Katanya mau jadi tukang lampu..? Xixixi 😀

    Posted by Nug | February 10, 2009, 7:32 am
  43. lah mbak… jangan kerja di broadway jadi tukang ngepel dong, masa nanti di headline news kantorku tertulis
    “seorang Wanita muda asal indonesia, yang cantik-imut-menggemaskan- ditemukan dalam kondisi pingsan ditengah jalan. setelah diselidiki, gadis itu ternyata kelelahan setelah ngepelin jalan tol ” :mrgreen:

    Posted by INDAH REPHI | February 11, 2009, 3:58 pm
  44. The most famous people in the world reach what ever they want start from dreaming. So keep yous dream dear sist….
    Pokoke oneday, kalo Mbak lala ngetop jadi bagiand ari panggung broadway aku pasti maju minta tanda tangan dan bilang kesemua orang kalo Lala yang ngetop itu arek suroboyo yang juga penulis te o pe be ge te deeeeeeeehhh 🙂

    Posted by Titie | April 24, 2011, 9:03 pm

Leave a reply to dyahsuminar Cancel reply

Catatan Harian

February 2009
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
232425262728