you're reading...
Learning from The Movies, Thoughts to Share

Unnecessary Madness

Learning From The Movies Vol. 3

Selain punya adiksi berlebihan terhadap drama romantis Hollywood, orang seganteng George Clooney, frappuccino-nya Starbucks atau Cookies and Cream Coffee-nya Grazia Cafe, juga warna pink yang sama sekali tidak mencerminkan karakter pribadi *oh, I am cute, but definitely not that cute! wekeke*, saya juga punya beberapa adiksi yang lain, salah satunya adalah: SELF TORTURING.

Self torturing alias menyakiti diri sendiri adalah salah satu dari kebiasaan buruk saya. Kalau boleh pinjam istilah teman saya, “Lo itu, ya, La… suka banget sih naburin garam di atas luka lo sendiri…” (pembelaan saya: “Lah, daripada gua naburin di atas luka elo, Bu?” dan kepala saya pun benjol seketika karena stiletto ber-hak tujuh sentinya itu melayang ke muka saya! Hihihi)

Self torturing, huh?
Menyakiti diri sendiri? Menabur garam di atas luka yang masih basah?

Lalu saya pun mulai mengingat-ingat, kapan kira-kira sahabat-sahabat itu mulai bawel dan menuduh saya suka menyakiti diri sendiri.

Apakah karena waktu itu saya selalu penasaran dengan berita seorang peragawati dan fotomodel terkenal yang pernah menjadi pasangan Pacar saya? (my first ex-boyfriend, gitu, deh… entah, itu orang kesambet apa gimana sih, kok mau-maunya sama saya! Haha…)

Saat itu, saya mengaktifkan internet dan mulai browsing, mencari-cari berita soal perempuan cantik itu (any kind of news and stories would be okay!). Lantas, saya mulai hobi mengaduk-aduk isi majalah dan tabloid yang dijual di tempat fotokopi kampus — yang kebetulan menjadi markasnya GangGila — hanya karena ingin melihat profil si peragawati atau gambarnya ketika sedang berjalan di atas catwalk. Itu aja? Oh tidak. Bahkan saya mencandui sinetron yang dia bintangi dan percayalah, saat itu, saya tidak pernah beranjak dari depan televisi, bahkan saat jeda iklan sekalipun! Gila, kan?

Kata Tat waktu itu, “Ngapain, sih, La, nyakitin diri sendiri?”
Saya bilang, “Nggak, kok… Siapa yang sakit?”
“Udah, deh, nggak usah bohong… Semua orang juga tahu, kali…”

Dan saya memang sakit hati, sebetulnya. Cemburu berlebihan (ugh, come on… she’s a total Goddess and look at me! Heaven and earth… Heaven and earth… *sigh*) Bertanya-tanya apakah pacar saya itu sedang tidak mengalami gangguan penglihatan atau mind disorder di mana dia melihat saya sebagai puteri cantik? Atau, mudahnya, kok bisa ada laki-laki seperti dia yang mau sama saya… Seberapa khilaf sih? 🙂 Ujung-ujungnya, saya malah berantem dengan Pacar, nggak enak hati, dan mulai merasa minder-seminder-mindernya. Edan!

But the stories kept on going…

Saya menyebut ini sebagai adiksi yang berlebihan, karena memang saya selalu melakukannya pada hubungan-hubungan saya yang berikutnya. Entahlah, seolah ada semacam ‘kesenangan’ tersendiri ketika saya ‘mengintip’ masa lalu orang terdekat saya. Bertanya-tanya; siapa saja mantan kekasihnya; berapa banyak perempuan yang sudah dipacarinya; tempat favorit mereka di mana; kenangan yang paling berkesan saat pacaran dengan mereka; seberapa intens komunikasi mereka sampai hari ini; sampai memaksa Pacar untuk menunjukkan foto mantan-mantannya!

Iya… gebleg kan?
Buat apa coba saya melihat wajah-wajah perempuan yang bibirnya (mungkin) pernah berciuman dengan bibir kekasih saya? Nama tanpa wajah saja sudah cukup bisa meluluhlantakkan hati seorang perempuan, apalagi ditambah dengan visualisasi yang sempurna lewat foto-foto, kan? Iya kalau mereka tidak lebih cantik daripada saya, lha kalau semuanya cantik dan saya termasuk si Buruk Rupa? Apa nggak suicidal mode jadinya?

It was a suicidal mode, definitely.
Pernah, saya malah menelusuri jejak masa lalunya via Friendster yang malah menggiring saya pada kenyataan ini: “She’s a total gorgeous. Dari komunikasi di FS, mantannya ini masih begitu berharap untuk bisa kembali dengan Pacar saya (iya, sekarang mantan), and she seems so nice, kind, and friendly. Pekerjaaannya bagus. Agamanya seiman dengan dia (oh ya, saya pernah pacaran beda agama). What the hell had happened?”

Karena mereka seolah benar-benar meant to be, tapi kenapa musti terpisah…
Apa yang sudah terjadi?
Apa yang membuat mereka berjauhan?
Dan satu hal: kenapa Pacar nggak pernah memberitahu saya soal perempuan ini, padahal dia selalu cerita pada saya semua perempuan-perempuan yang pernah dekat dengannya?
Was I missing something?

Diam-diam membuka his little black book (=sebuah istilah untuk buku/folder/blacberry/dll yang memuat tentang masa lalu kekasih dengan semua mantan pacarnya), mendapati sejumlah fakta yang tak pernah saya tahu sebelumnya, mengetahui bahwa the flame was never die dan saya berdiri di tengah-tengah merek berdua, jelas-jelas semakin membuat saya sakit hati.

Bagaimana tidak? They were still in love, but he was with me. Didn’t it sound totally unbelieveable; I stood between those two lovebirds with the thought that my boyfriend was in love me, when infact he wasn’t at all?

Tat was right. Saya sedang menaburi garam di atas luka sendiri karena saya nekat berenang terlalu dalam di lautan masa lalu kekasih saya. Meskipun memang,  karena ulah iseng-iseng saya itu, saya bisa menyudahi sebuah hubungan tanpa masa depan bersama kekasih which is good, tapi tetap saja saya merasa sangat, sangat sedih.

Dan apakah ini berhenti sampai di situ saja?

Oh, tidak, tidak.
Seperti adiksi saya terhadap kopi, yang tak bisa berhenti saya candui sekalipun kopi berhasil membuat perut saya melilit karena masalah di lambung, seperti itulah adiksi saya terhadap masa lalu kekasih. Menelusuri setiap jejaknya di masa lalu, mencari tahu setiap detil cerita yang pernah tertulis di dinding kehidupannya, dan mengunyah setiap fakta manisnya di masa lalu yang kemudian menyakiti gigi geraham saya! Da*n!

Dan kamu tahu?
I just did, recently…

I opened someone’s little black book.
Berbahaya, I know.
Tapi tidak menyurutkan minat saya untuk membaca masa lalunya, untuk mengetahui seperti apa masa lalunya, dan siapakah perempuan-perempuan yang pernah hadir di dalam hatinya.

Yeah.
I saw those women.
I saw those pretty faces.
I saw the sparks.
I saw the faces, the smart and talented women that I could never compete with. *Da*n!*
And suddenly, I’m broken……  and helpless.

 

 

Kemudian saya segera teringat dengan salah satu film favorit saya ini: Little Black Book, bagaimana konyolnya seorang Stacy yang sesungguhnya pintar dan berbakat, tapi menjadi sangat dumb ketika ia harus menelusuri masa lalu kekasihnya. Smashing the answering machine, misalnya. Menjadi pasien penyakit bisul di alat kelamin hanya karena salah satu perempuan cantik di black book kekasihnya adalah seorang Dokter! Konyol, kan?

Rasa penasaran itu menggiringnya pada kenyataan yang bitter and painful.
Sama seperti rasa penasaran saya yang berlebihan sehingga saya malah merasa menjadi perempuan bodoh yang tak akan pernah bisa berkompetisi dengan perempuan-perempuan yang pernah hadir di masa lalunya..

I’m not a stupid girl…
At least, I don’t wanna become stupid and silly over this unnecessary madness. I have to stop torturing myself because I know, it’s definitely not worth it.

Siapa yang bisa menghapus masa lalu? Kecuali dengan bantuan alat brain washer, masa lalu akan terekam selamanya di dalam hidup seseorang. It’s a one whole package of a human and there is no way we expect to have the past, the current, or the future only. And if you love someone, truly in love with that someone, you have to accept him for whatever he was, whatever he is, and whatever he will be.

Lagipula, setiap orang punya masa lalu, kan? Seperti masa lalu saya yang pernah pacaran dengan seorang bintang film Hollywood, George Clooney, yang tidak pernah saya bagi dengan siapapun itu… *soalnya ini mimpi!! wekekekeke*

Then I remember a great line from Stacy in that movie, yang membuat saya senyam-senyum sendiri sambil menggigit kain sprei … eh, nggak.. nggak… menggigit bibir saya dengan gemas! Haha… I was so ridiculous!

Stacy said, “I’ve spent a life time looking for the truth and I have become the lie. Maybe some secrets should just stay secret…”

Ya.
Maybe there are things that better left unspoken.
Untold.
And remain as mystery.
Maybe, those things are created to be untold, unspoken, and never meant to be uncovered for the rest of our lives, because they’re better that way?

Lagipula, what really matter is…
life’s moving forward, not the other way around.
Saya masih bisa mencoba merancang masa depan, mencoba mengatur bagaimana kehidupan yang saya inginkan di waktu-waktu mendatang… one thing that I could never do for my past… our past… 

About Lala Purwono

Published writer (or used to be, darn!). A wife. A mom. A friend that you can always count on.

Discussion

39 thoughts on “Unnecessary Madness

  1. ngerti banget loh bahwa kita ingin TAHU soal cewe-cewenya dia. (meskipun aku lebih ingin tahu DIA sehat atau tidak, lagi ngapain, masih suka sesuatu atau tidak)

    sesekali boleh La…. tapi harus ada pengurangan frekuensi. Dan ketika kamu sampai satu saat bisa tertawa mengejek.
    “Ehh ternyata aku beruntung ngga jadi sama kamu”
    That is…. STOP. Jangan buka lagi.

    EM

    Well,
    tadi pagi aku iseng-iseng maen ke FS mantan.. hehe.. you know, cowok itu tuh, yang sukses bikin aku kayak orang gila *haduh, gila bukannya bawaan kamu, Dek Lala? hehe*
    Nah, tahu ga sih, ternyata dia udah jalan sama cewek laen pas masih jalan sama aku! huakakakakak… perih, men.. perih.. 😀

    But I am lucky though.
    I AM… 🙂

    Posted by Ikkyu_san | January 24, 2009, 11:10 am
  2. Untuk laki-laki itu : anda kurang beruntung.

    Untuk mba Lala : kebahagiaan tengah menanti 🙂

    Kurang beruntung? Kayak undian.. hihihi
    Kebahagiaan menanti? AMIEN!! 🙂
    thanks, say…

    Posted by tea! | January 24, 2009, 4:24 pm
  3. Kyknya semua ce hampir sama deh kyk gitu
    (ato jgn2 cuma ak n jeung y xixixixixi)
    tp abis buka his little black book kyk buka kotak pandora. Nyesel abis buka jd mending ga usah buka aza….
    pokoknya setuju lah ama jeung sometimes there are better left thing unspoken.
    Better unknown than knowing but it hurts 😀

    Yap. Like opening a Pandora’s Box.
    Penasaran pingin tahu isinya, begitu dibuka, nyesel dah.. hahaha…

    Posted by ipi | January 24, 2009, 5:15 pm
  4. Setujuu bangets kalau kita emang bisa belajar dari banyak hal, even movies 😉

    Aahh aahh.. Gua ngerasa dalam diri tiap dari kita ada bagian itu, Laa, yang senang ‘menyakiti’ diri sendiri :p

    Asal jangan jadi addiction aja seeh, Laa, berasa ada yang kurang kalau ga berasa sakit, hahaha 😀

    Happy loong wiken, Laa ^o^

    Iya, nih.. Addiction apa kelaenan jiwa sih, Say.. bete.. sumpah bete sama kebiasaan anehku ini…
    Musti bawa ke psikolog kayaknya… 😀

    Posted by Indah | January 24, 2009, 7:46 pm
  5. Eh La…ini gak ada hubungannya dengan kamu nemuin fsku kan…..maksudddddddd……..hahaha…guyon kok…..

    Sesuatu yang berbalut cinta itu kadang absurd antara menyakiti dan memberi. yang penting adalah keikhlasan menerima masa lalunya……

    Ada hubungannya dengan nemuin FSmu, Mbak?
    ohh… ada dong… *kedip-kedip* 🙂

    He’s just a whole package.
    Kayak paket hemat MCD yang musti dibeli semuanya, ya? 🙂

    Posted by prameswari | January 25, 2009, 3:15 am
  6. mau tauuu.. aja..
    Hahahahaha…

    tapi panjang juga ceritanya.
    untungnya saya ndak ada kerjaan, jadi bisa baca sampe abis 😛

    Hehe… iseng bener ya?
    Saya malah ga bisa nulis yang pendek-pendek Mas…
    biasa bawel, soalnya… hehe

    Posted by Mus_ | January 31, 2009, 2:28 am
  7. btw, mbak…
    mukanya mirip sama Brittany Murphy, ternyata.
    😛

    Luna Maya aja deh… hihihihi…

    Posted by Mus_ | January 31, 2009, 2:29 am
  8. hhe,,hhe,,

    bingung mw bilang apa,,hhe,,

    Bingung mau bilang apa?
    gimana kalau kasih duit aja?? *dipentung* 😀

    Posted by kahfinyster | January 31, 2009, 10:16 am
  9. what really matter is…
    life’s moving forward, not the other way around.

    Did you ??

    I’m doing it, Om… I’m doing it… 🙂

    Posted by nh18 | January 31, 2009, 10:57 am
  10. . kata katanyaa baguus
    . mnyakiti dri sndiri? kerjaan tmen tmenku tuh ampe nyilet2 tangan :s
    . tp kalo pngen tau little black book nya pacar/mantan tu ya ‘gw banget’
    . rasanya blom puas klo blom keungkap smuany
    . but yeah, maybe some secrets should just stay secret
    . bersyukur sm apa yg qt punya dan treak skenceng2ny dlm hati “i am gorgeous and i am proud”
    . abis itu tepe tepe lagi donkz
    wakakaka ~

    Makasih, Sheila…
    Memang, intinya sih merasa secure dengan diri kita sendiri; bisa dengan feeling absolutely gorgeous, bisa dengan pikiran kalau kita yang ada di samping lelaki itu saat ini… 🙂

    Posted by sheilajrina | January 31, 2009, 1:18 pm
  11. ngobok-obok masa lalu pacar tuh penting…jadi nggak ada rahasia lagi. tapi jangan colong-colongan juga nyarinya, mending tanya langsung…
    dan kalo udah tau ya buat asal tau aja…jangan dibawa-bawa. berattt!!!

    Hehe… tapi ntar kalau yang diobok ndak mau diobok, gimana dong? terpaksa ngobok sendiri jadinya…..
    *aduh, kenapa kesannya jorok gini ya kalimat itu tadi? hahaha*
    Begonya perempuan itu… *okay, begonya saya! hehe* begitu tahu, malah bete surete semelekete.
    Susah bener deh perempuan itu..
    makanya saya lebih demen laki2 daripada perempuan…. 😀

    Posted by geRrilyawan | January 31, 2009, 3:00 pm
  12. Hi friend.. Nice cool post.. Keep posting.. Do visit my blog and post your comments.. Take care mate.. Cheers!!!!

    HI..
    thanks..
    Be there after this… 🙂

    Posted by starbozz | January 31, 2009, 3:24 pm
  13. daku juga pernah seperti itu kok la..
    tapi udah ‘tobat’.
    That’s a stupid thing and I think it happen when we were young.
    *mature and wise woman said* hehehe…

    CIeee…
    young? YOUNG????
    Bukannya kita emang masih muda, Say..
    kalo udah gini aja ngakunya tue… hahahahaha……

    Rumah barumu apa kabar?

    Posted by p u a k | January 31, 2009, 6:27 pm
  14. hhhhmmm menarik ceritanya…. 😀

    Makasih, Kang Deni…

    Posted by Kang Deni | January 31, 2009, 6:31 pm
  15. hhahaha…emang semua cew kayak githu g y? Huuee….g tau lah mbak…klo skrg sich, kayaknya g pengen ngebhs ttg ms lalu DIA, kadang sich ada saatnya githu, tp kdg jg rasanya tak perlu, kenapa y? Mmmm….so hard 2 believe aj, and aQ punya alasannya sendiri, i Can’t tell to evrybdy…mm..yg penting rasanya saki*.. hueheu

    Kebiasaan itu seolah sudah disetel secara otomatis di dalam pikiranku, Sar.. nggak tahu kenapa.. Padahal setelah tahu juga nyesel, marah, ngamuk, gondok… udah, deh.. jelek banget pokoknya… 🙂
    Now I’m trying to stop doing that.
    Wish me luck, okay…..
    Supaya bisa seperti kamu juga, Sar… 🙂

    Posted by sarahtidaksendiri | January 31, 2009, 7:51 pm
  16. sepakat lala…
    “Maybe some secrets should just stay secret”
    gak mungkin donk rahasia’ku dulu dengan BEBERAPA wanita (ehm..ehm) harus kuceritakan pada calon istri
    wah bisa ditalak 5 tuh
    hihihi

    HUAKAKAKAKAKAK!
    Ditalak lima yaa????
    Bininya ada 1 apa 5?
    Kalau bininya 5, kan berarti masih bisa rujuk! wekekeke….

    Tapi emang bener yaa… kalau terlalu membeberkan rahasia juga malah berantem jadinya… Alasannya sesederhana itu yaa… bukan karena nggak mau memberitahu pasangannya, tapi simply hanya ingin menjaga perasaannya aja….

    Posted by AFDHAL | January 31, 2009, 8:01 pm
  17. Iya ya kalo dipikir sebenernya cuman dapet sakit hati aja,tp kenapa kita suka banget begitu.Pengen tau…aja mungkin udah dari sononya kali ya cewek kayak gitu.Padahal ntar ujung-ujungnya pasti ribut..capeee deh..tapi sumpah mampus La,gue juga suka begitu.Kenapa ya?

    Kenapa, ya?
    Waduh, Vica… aku juga nanya hal yang sama… hehehehe…
    udah setelannya perempuan kali yaa…. 😀

    Posted by vica | January 31, 2009, 8:32 pm
  18. Kayaknya setiap lelaki yang singgah di hatimu memiliki karisma masing-masing yang sulit ditepis begitu saja, ya Jeung. Celakanya, meski mereka telah putus kontrak, rasa itu masih ada. Jadinya, penasaran ingin tahu siapa perempuan-perempuan yang mampu merebut sang mantan. Mengapa sang mantan kelihatannya tak tertarik padamu lagi. Apa rahasia penakluk yang dimiliki para perempuan “pendatang baru” itu. Semua ingin dikorek. Ujung-ujungnya sang pengorek terkapar kesakitan sendiri…

    Syukurlah, dirimu menyadari bila hal itu merusak jiwa sendiri, menjadi ganjalan roda hidup. Karena, jika tidak, adiksi itu berbahaya. Syukurlah sadar. Tinggal dipraktikkan aja. Eh! Jangan-jangan ini cuma cerita fiksi Jeung Lala aja?

    Salam anget banget 😀

    Semoga kesadaran itu kemudian diikuti dengan tindakan konkrit, Mas. Seringnya, aku ini suka banget naburin garam di atas luka… haduh… bener-bener kebiasaan yang menyebalkan! 😦

    Ini bukan fiksi.
    Kalau fiksi, aku menulisnya di category fiktif 🙂

    Posted by Hejis | February 1, 2009, 10:23 am
  19. Weh, Aulia Fitaretnani, themes-nya kembali seperti bulan Juli 2008, eh?

    Emang aku pernah pakai themes ini ya? 🙂

    Posted by Daniel Mahendra | February 1, 2009, 11:14 am
  20. banyak bahasa inggrisnya, ga ngerti

    hehe..
    ntar aku tulis yang pake bahasa daerah aja, deh… 🙂
    maaf ya, gara-gara sobatan sama Chinca Lawra, jadinya ya gini deh.. hihihi…

    Posted by soulharmony | February 1, 2009, 11:42 am
  21. eddaaaannnn….
    ada yang inget themes lo jeung 😛

    Pasti fans gue, tuh, Say! wekekeke…
    *udah deh, Boss, ga usah lebay.. hehehe…*

    Posted by yessymuchtar | February 1, 2009, 1:32 pm
  22. Untuk apa sih La … kamu mengingat dan mencari tau tentang orang yang sudah ninggalin kamu…?! it’s just wasting Your Time… sementara banyak yang menantikan dan mengharapkan perhatianmu dengan sepenuh hati dan harapan…..?! lebih baik kamu berikan perhatian dan kasih sayang pada mereka yang benar benar mengharapkan dan menyayangimu …. yang mungkin kamu sendiri tak pernah menyadarinya…. seperti saya misalnya …. &%&$#@&%#…?! he..he..he….
    Salam dari Antwerp Belgia….

    Itulah, Bang… suka merasa aneh… I’ll stop doing that… definitely not worth it. Thanks Abang…
    Jadi Abang mengharapkan dan menyayangi diriku nih ceritanya?
    uhuii…… *kedip-kedip*

    Apa kabar, Bang…
    jaga kesehatan, ya…

    Posted by michaelsiregar | February 1, 2009, 2:51 pm
  23. Jeung lala, selalu ada ada aja idenya… tapi bahasa cewek ya? aku sebagai cowok nggak ngerti…:)

    Hehe.. yang nulis juga perempuan, Mas… 🙂
    Ada-ada aja idenya?
    Yang nulis juga pengangguran nggak jelas di kantor, Mas… hihihi…

    Posted by bujanglahat | February 1, 2009, 3:45 pm
  24. Hi friend.. nice cool post.. do visit my blog and post your comments.. take care mate.. Cheers!!!

    thanks…

    Posted by starbozz | February 1, 2009, 4:34 pm
  25. jeung………..sorry banget kemaren saat blue sedang ngobrol dengan mas goenoneng nyerempet nyerempet tentang abaout kamu hahaha……….maaf ya. kan hanya sebuah selingan siapa tahu udah jodohnya blue..heheh……(hancur dach masa depanmu hihihi…)
    canda jeung..canda……..
    salam hangat selalu

    Huaduh.. gosipin aku ya? Mudah-mudahan bagus-bagus aja yang dibahas.. 🙂

    Posted by bluethunderheart | February 1, 2009, 7:26 pm
  26. self torturing? asal jgn sampe ke tahap menyakiti diri sendiri secara fisik ya say 😉

    eh La, jd penasaran nih sm peragawatinya.. siapa siapa? inisial jg gpp deh *halah! mulai bigos hehehe

    Fisik?
    ow no.. nggak lah… fisiknya udah cukup ancur tanpa perlu disakiti.. hihihi…
    Peragawatinya?
    2 bersaudara, kakak dari seorang adek yang maen sinetron juga…
    muka mereka mirip banget…
    inisial? tanya si Yessy aja, ah.. nggak enak euy di sini.. hihihi…

    Posted by idawy | February 1, 2009, 9:35 pm
  27. Hehe… tapi ntar kalau yang diobok ndak mau diobok, gimana dong? terpaksa ngobok sendiri jadinya…..hahahah apa tak obok2???salam kenal..maen keblogku ya

    Haha… emangnya air di baskom, pake acara diobok-obok segala? hehe..
    Nanti saya maen ke situ ya….
    Salam kenal..

    Posted by anto84 | February 2, 2009, 2:43 am
  28. eh….bener La..??? hehehe
    ya kalo paketan dari sononya dah gitu ya… diterima aja…
    (asal bisa nerima lo ya)…
    eh eh…niy bicara apa siy….

    Nah, ya…
    Dirimu aja nggak tahu, apalagi dirikyu Mbakyu… hihihi…

    Posted by prameswari | February 2, 2009, 5:57 am
  29. …”Lagipula, setiap orang punya masa lalu, kan? Seperti masa lalu saya yang pernah pacaran dengan seorang bintang film Hollywood, George Clooney, yang tidak pernah saya bagi dengan siapapun itu… *soalnya ini mimpi!! wekekekeke*…

    wekekeke..definitely a mood breaker..lagi serius baca juga..grmbl..:D

    Hahaha…
    Maap ya, Mbak….. Maklum…. suka nggak tahan aja mau bagi ke seluruh dunia kalau diriku pernah pacaran sama George Clooney yang uhui itu! hehe….

    Posted by RSari | February 2, 2009, 8:09 am
  30. kalo…Nyesel abis setelah buka jd mending ga usah buka aza….
    pokoknya setuju lah ama jeung sometimes there are better left thing unspoken.

    He eh, nih. Mending ga usah dibuka aja……. daripada nyesek… 🙂

    Posted by mrpall | February 2, 2009, 8:47 am
  31. hmm.. pernah neh… mengalaminya.. dan merasa benar2.. fully moron..

    Fully moron??
    Ah….. penyakit perempuan kali ya, Yan?

    Posted by latqueire | February 2, 2009, 9:31 am
  32. masih ga ngerti deh artinya naburin garem di muka ndiri??
    artinya apaan yach??
    mbak boleh tukeran link ga?
    link ke blog ini dah kupasang di blogku
    biar gampang kunjungan rutin gitu

    Naburin garem di atas LUKA bukan MUKA.. 🙂
    Pingin tahu?
    coba deh, kamu taburin garem di situ…. di atas luka yang masih basah… pasti rasanya pedih nggak karuan…

    Posted by neta | February 2, 2009, 2:21 pm
  33. la, tau nggak sih kalau black book itu ternyata sampulnya bewarna oranye! (eh, black box apa black book gitu deh. lupa!) huehehe!

    aku juga pernah nonton filmnya, dua kali malah! dan aku pikir semua orang begitu, beda-beda kadar aja, dari minimal (hingga terkesan nggak pedulian) sampe mungkin lebih obsesif–dan akhirnya jadi posesif–daripada stacy. kalau kasusmu kayak gitu sih emang parah kali, ye? ke dukun gih! hihi!

    Black Box kaleeeee… hahahaha…. Uni, Uni… plis deh.. ntar aku balikin ke Ostrali lho… 😀
    Aku malah baru nonton lagi, Uni (eh, sekarang aku panggil Uni ya? Daripada Abang atau Mas atau Paklik, gitu? hihihi). Mau aku pinjemin nggak? Kemarin aku baru beli film2 yang bagus…. Ada When Harry Met Sally, The Sweetest Thing, Definitely Maybe, As Good As It Gets…. dan masih banyak lagi! Seru deh! Maruk nonton juga! wekekeke…

    Eniwei,
    Soal ke dukun itu.. hmm…. memang perlu sih *hihi*, tapi nggak usah deh…

    …kecuali dirimu buka praktek dukun di sini, boleh dah! 😀

    Posted by marshmallow | February 2, 2009, 3:35 pm
  34. *ngakak baca komen neta*
    emang ikan mau digoreng, muka digaremin, net?
    duh, sakit perut gara-gara si neta.
    pis ah…

    Posted by marshmallow | February 2, 2009, 3:39 pm
  35. La, aku punya teman yang juga tergila-gila dengan George Clooney ini, katanya tampangnya cowo banget.
    Hehehehe, berarti yang bukan GC, ngak cowo dong.
    Halah ngak nyambung ama topik.
    Btw, garam itu juga bisa bikin pegel-pegel cepet hilang La. Makanya cuci kaki pakai air panas digaramin kan enak 😀

    Posted by IndahJuli | February 3, 2009, 2:27 pm
  36. mbak La kayaknya harus buka facebookku deh, terus menyelidiki aku sedetail2nya whahaha….

    perempuan itu mahluk yang luar biasa unik ya mbak..
    ga jauh beda dari mbak la..
    mungkin karena rasa penasaran yg super duper,
    aku sampe nyimpen foto2nya cewek yg pernah deket sm pacarku lho mbak hehe…

    Posted by INDAHREPHI | February 3, 2009, 3:39 pm
  37. eh, Lala drama freak juga yah.. suammmaaaa dunnkkk..

    Posted by hawe69 | February 3, 2009, 5:03 pm
  38. mampir yaaa… Duh… rasanya saya sering bgt ngalamin yg kek gini :-p jd malu sendiri bacanya… hehehe. BTW aku link blognya yaaa mbak… 🙂

    Posted by autumnleafes | February 4, 2009, 12:56 pm
  39. mampir yaaa… Duh… rasanya saya sering bgt ngalamin yg kek gini :-p jd malu sendiri bacanya… hehehe. BTW aku link blognya yaaa mbak… 🙂

    Posted by autumnleafes | February 4, 2009, 12:57 pm

Leave a reply to prameswari Cancel reply

Catatan Harian

January 2009
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031