Learning From The Movies Vol.1
Life’s full of signs.
Rambu-rambu lalu lintas yang bertebaran di pinggir jalan; mulai dari perintah untuk jalan terus kalau hendak belok ke kiri, dilarang berhenti sampai rambu berikutnya, dilarang parkir di sini, dilarang putar U, dilarang masuk, sampai petunjuk kalau jalan yang benar adalah belokan ini dan beberapa kilometer lagi kamu akan sampai ke tempat tujuanmu.
Safe and sound.
Selama kamu mematuhi semua rambu-rambu lalu lintas tersebut, kemungkinan terjadinya error sepanjang perjalananmu bisa diminimalisasi, kecuali adanya gangguan semacam bensin yang menghabis tanpa kamu sadari, kendaraanmu yang tiba-tiba ngadat, atau kamu berkali-kali berhenti di pom bensin untuk pipis dan mencari air mineral dingin yang lupa kamu bawa dari dalam kulkas untuk melegakan dahagamu.
Because those signs are designed and created to help you, to guide you, to please your journey. Memuluskan perjalananmu agar kamu tidak tersesat, agar kamu tidak berkali-kali turun dari kendaraanmu lalu bertanya pada setiap orang yang kebetulan ada di sisi jalan, agar kamu tidak perlu mengira-ira dengan cemas, “Am I getting there yet? Atau masih lama? Atau keliru? Atau sudah benar tapi sebetulnya ada jalan yang lebih cepat? Lebih mulus dengan aspalnya yang masih mengkilat?”
Those signs are created for you.
For me.
To guide and help us.
To make everything easier.
So, now, I’m going to ask you something.
Do you believe that there are signs in our lives? Bukan berwujud lempengan besi yang memuai karena panas matahari, bukan berwujud tulisan-tulisan penunjuk jalan, bukan berwujud lampu merah-kuning-hijau di setiap intersections, tapi berupa petunjuk yang hanya kamu saja yang tahu?
Signs which could be anything!
Pertemuan dengan seseorang, dompet yang tertinggal, mesin kendaraan yang tiba-tiba ngadat, perjalanan yang tanpa kamu rencanakan sebelumnya, atau sapaan seseorang yang barely you know tapi akhirnya malah merangkai satu cerita yang tak pernah kamu sangka sebelumnya.
OK. Before you start giving me all the answers, I’m going to share mine…
***
Do you know how addicted I am to Serendipity?
Sebuah film drama romantis yang bercerita tentang dua orang manusia yang bertemu secara tiba-tiba dan percaya bahwa hidup boleh menggelinding kemana saja, tapi destinasi akhir tetap tidak akan berubah. Cerita romantis yang membuat saya terkagum-kagum dengan kekuatan ‘destiny’ yang akhirnya menyatukan mereka setelah terpisah bertahun-tahun lamanya. OK, it’s only a drama, a human’s masterpiece which we called movie script, di mana akan memungkinkan seorang saya menjadi Cinderella sekalipun! π
But hey, don’t you agree with me, kalau saya bilang tentang master plan setiap manusia? Tentang segala hal yang telah diciptakan sedemikian menariknya oleh Tuhan saat roh dihembuskan dalam tubuh?
Kalau kamu setuju dengan saya; you have got to be agree with me that even in some ridiculously or made up scenario, film Serendipity telah meyakinkan saya bahwa, “There are signs out there… In every place you lay your eyes at. We just have to be clever and use our intuitions.”
Karena masing-masing dari kita telah memiliki takdir yang berbeda.
Yang menjadikan hidup ini terasa mendebarkan adalah how we got there. Jalan mana yang kita tempuh. Which road should we take. Apakah jalan berbatu itu bukan jalan yang benar dan apakah highway always safe?
All of us have our own specific destinations.
“Oh come on… be creative!” God says. “Don’t worry, I give you all the signs you need.”
Dan bisakah kita membaca semua petunjuk-petunjuk itu?
Well,
Tidak selamanya petunjuk itu dapat diterjemahkan sedemikian mudahnya. Kalau ada mata kuliah mengenai How to translate all the Signs in Lives, mungkin dosen-nya akan menjadi orang yang paling dikagumi di seluruh dunia. Karena yang tahu persis arti setiap signs adalah yang memberikan clue itu sendiri.
Seperti seorang penulis novel detektif pembunuhan, yang menyebarkan signs and clues di seluruh chapter-nya, membiarkan imajinasi kita bergerak liar menduga-duga siapa pembunuhnya, apa motifnya, dan mencoba menjadi sok pintar dengan menyimpulkan siapa yang menjadi dalang dari semua peristiwa ini… padahal di halaman akhir, kita bisa saja keliru.
…dan bisa saja benar π
Who will ever know until it’s really happened?
Cuman si pembuat clue.
And in our lives…. siapa lagi kalau bukan Tuhan?
Ketika Sara dan Jonathan harus berpisah karena pola pikir Sara yang mengatakan bahwa jika mereka memang harus bertemu, mereka akan bertemu kembali entah kapan, seperti itulah saya mempercayai bahwa segalanya belum benar-benar selesai, sampai benar-benar tidak bisa.
Selama hidup masih menggelinding, selama itulah saya akan terus menerus bermain tebak-tebakan dengan suguhan signs di depan mata saya.
I’ll tell you my story.
I’ve met a guy when I was with my boyfriend.
Then I broke up with my boyfriend and suddenly we’re (me and the guy) getting closer.
Until one time, I realize that he’s in love with someone else.
Apakah itu pertanda bahwa, “Okay, that’s it. Selesai.”
Atau, “Hm, kira-kira apa maksud semua ini, ya? Apa Tuhan meminta saya untuk lebih tegar? Apa Tuhan menyuruh saya untuk do something before regret everything? Atau memang saya harus berhenti?”
Destinasi tidak berubah, again I said.
Tapi jalan menujunya, bisa bervariasi.
Bisa melalui air mata seember penuh dulu, bisa melalui proses gonta-ganti pacar yang nggak selesai-selesai sampai hari ini, bisa melalui pengkhianatan berkali-kali *hidih, Jeung… idup lo miris amat!! hahaha*, tapi saya akan bahagia di ujung cerita.
Ah, kalau langsung bahagia sejahtera lahir batin nggak pakai acara nangis-nangisan segala, film India nggak bakal laku sampai segitunya, kan? Hehe… *heh, berhenti ngebayangin saya pake baju yang keliatan pusernya itu lalu jejogetan meluk tiang listrik ya! Awas! π *
Jadi, seperti percakapan dua tokoh utama di dalam film ini.
Sara: You don’t have to understand. You just have to have faith.
Jonathan: Faith in what?
Sara: Destiny
Saya memilih untuk percaya saja, menikmati semua petunjuk yang hanya bisa dirasakan oleh hati, bukan logika. Ini bukan sesuatu yang perlu dipahami. Ini sesuatu yang perlu kita percayai.
And my Friends,
It’s as simple, as that.
***
Β
Β
….
Maybe all we need
Is just a little faith.
Cause baby, i believe
That love will find a way
…
Ada beberapa hal yang tak pernah bisa diubah.
Jodoh, rejeki, dan maut.
Buat saya, takdir manusia itu mati… ajal…. itu tak bisa diubah… Kalau sudah berhati-hati, tapi memang sudah waktunya, bahkan saat tidurpun manusia bisa menutup usia…
Hey…
While you were sleeping itu favorit gue juga, Say!!!! Hahaha…. apa sih yang nggak.. π
kapan-kapan gue bahas ya, Boss…
Btw,
pertanyaan lo yang terakhir itu sukses bikin aku bertanya-tanya. Haha… Ntar ya, kalau gue udah rada kreatif dan nemuin jawabannya, I’ll write it… special for yoU! π
Saya juga salah sama Dhanny dan Ayu, nih…
Sepaham banget, deh, pokoknya.. π
Dejavu ya, Pak?
Ugh… sama!
Thanks… π
Haha…. ternyata ada yang sama ‘isengnya’ kayak aku.. kirain aku yang aneh ndirian… welcome to the club, ya! Tos dulu ah…! π
Betul itu…
tidak ada kebetulan…
everything is meant to be happened π
Wicker Park? Josh Harnett itu bukan sih…. Kalo iyaa… udah dong.. π
and I like it!
But if we’re not meant to be together, when we decided to fall in love with someone, we will never be together… That’s what I always believe… π
Aduh,
Kawaii Ayu kenapa, nih? Kok nggak adil, sih?
Ada apa….. cerita yuk…
Mmuachh juga, Retie….
rumah barunya bagus.. π
So?
gimana, Raff?
Keren ga seeh?
Yanti pasti suka, deh! π
Boring? ugh…. selera kita beda, ya, Boss.. hehehehe… π
Keep on fighting? You too, Darl!
Lebih seru kalau unpredictable, ya, Mbak? Biar semangat terus, besok gimana yaa…. nanti bakal ada apa yaa… π
Able to accept our lot in life?
Ugh yeah!! Setubuh.. eh, setujuh! π
Ah, paling juga banyakan aku nontonnya… hehehe…
Cassiopeia?
Itu rasi bintang, kan?
kenapa jadi mabuk? Emang ada alkoholnya???
*ditendang DM sampai ke Timbuktu!*
Signs are everywhere, In..
Dan kamu benar…. kadang kita pura-pura nggak ngebaca itu semua… (yang terkadang, demi kesenangan hati sendiri biar ga terlalu sakit… huhuhu)
R U OK now, Babe?
Hai…
makasih yaa.. komentar dari kamu membuat saya makin semangat nulis nih…
maaf belum sempat main ke sana… nanti ya…
Gue? Ada dong……… hehehe… *sok banget ya gue?*
Amin deh, amin…… pokoknya cowok cakep, tajir, keren, dan ngebolehin kita belanja dan arisan tiap hari!
haha.. kira-kira ada ga ya, cowok yang se-khilaf itu? π
La, aku belum nonton film nya.
Tapi yang selama ini kutahu, aku merasa tahu kapan saya harus melangkah, kapan harus berhenti…semacam itulah.
Setiap kali bingung memaknai tanda-tanda, saya kembali berdoa, semoga jalan yang kupilih benar…
Aku sih percaya nggak ada yang namanya kebetulan. Karena kalo bilang sesuatu itu terjadi karena kebetulan, maka dimanakah letak kerja Tuhan? π
Mau bagaimanapun itu terjadinya, pasti ada campur tangan Tuhan. In every single way..