I thank you…
for coming to my life.
I thank you…
for ruining my life, afterward.
I thank you…
for all the endless waiting that you made me,
and for the unexpected nightmare you gave me.
I thank you…
for yelling at me…
for ignoring me…
for cheating behind my back…
for not giving me the proper goodbye that I really needed…
for always hanging up my phone calls…
for pretending that I was invisible. Continue reading
I’m getting married..
Next February…
It’s a big deal!
And I’m wondering: Is it the right thing to do?
Do I ‘NEED’ to get married?
Or am I just being paranoid of being end up as an Old Maid?
I’m a twenty eight years old gal,
and I’m…
confused.
**
OK.
Setelah termehek-mehek cukup parah dan bikin teman-teman bloggers bersemangat untuk menjadi ‘cheerleaders‘ supaya saya bisa semangat lagi… (hehe, entah kenapa saya sekarang ngebayangin teman-teman The Asunaros saya memakai kostum cheerleaders dengan kaus ketat, rok super mini yang melambai, rambut diikat dua samping kiri kanan, dan membawa pom-pom sambil teriak, “Go, Lala, Go!” hihihi)
Dan setelah saya akhirnya menemukan konklusi bahwa sebetulnya setiap ujian yang datang dalam hidup kita menunjukkan bahwa kita adalah The Strong and Chosen People…
Apalagi setelah saya semakin menyadari bahwa saya memang tidak pernah sendirian…
Bahwa banyak sekali manusia-manusia yang sedang menghadapi badainya masing-masing…
Bahwa kemungkinan besar, badai yang sedang saya hadapi, ketakutan-ketakutan yang menghinggapi hati saya, hanya secuil saja dari besarnya badai yang sedang mencoba menggulung mereka… meluluhlantakkan segala pondasi kekuatan yang mereka bangun…
Ya.
Saya sudah memutuskan untuk menghentikan mourning period saya π
Saya sudah memutuskan untuk ketawa lagi, senyum lagi, seneng-seneng lagi…
No more silent cry… (apalagi nangis-nangis bombai seperti beberapa malam kemarin yang berhasil membuat saya buntu ide dan kepingin nangis melulu — tapi herannya, kenapa makannya jalan terus, ya? hihihi) Continue reading
Memang tidak percuma saya mengagumi Oprah Winfrey dan talkshow populernya. Dan memang tidak percuma saya membeli henpon China hanya untuk memastikan bahwa saya tidak akan ketinggalan episod-episodnya, kapanpun, dimanapun… π
Karena dalam durasi kurang dari enam puluh menit saja, saya bisa mempelajari banyak hal. Termasuk dari sebuah episod tentang kesuksesan Hannah Montana a.k.a Miley Cyrus dengan seorang ayah yang juga populer, Billy Ray Cyrus, peraih Grammy Award untuk musik country.
Ada satu pelajaran dari episod yang hari Sabtu kemarin saya tonton dengan mata merem melek (kalau udah wiken, biasanya males bangun dari tempat tidur.. hihihi). Sebuah jawaban dari seorang Ayah yang membuat si Anak Perempuan melangkah dengan begitu tegarnya di dunia showbiz yang menghabiskan energi yang tidak sedikit…
Saat itu, Oprah bertanya, “So, Billy… Bagaimana kamu menguatkan hati anakmu, padahal Miley mencapai sukses setelah melalui kegagalan audisi yang berkali-kali… Untuk anak seumur dia saat itu, bukankah kegagalan adalah hal yang sulit diterima?”
Dan jawaban spektakuler yang membuat saya terkagum-kagum Sabtu kemarin, adalah… Continue reading
Setelah semalam kita menangis di telepon.
Setelah semalam saya memohon-mohon sama kamu supaya tidak berbuat sesuatu yang nekat.
Setelah semalam saya berdoa kepada Pemilik Nafas agar selalu berbisik di telinga kamu, bahwa Dia ada dan tak pernah akan meninggalkanmu, bahkan berkedip sekalipun.
Setelah semalam saya akhirnya kecapaian dan memutuskan untuk tidur saja meskipun kamupun tahu, bahwa saya sangat, sangat, kepikiran…
Dan pagi ini,
I am glad.
Hanya dengan membaca sebuah pesan pendek yang mampir di ponsel saya, early in this morning. Continue reading
Pernah nggak, ketika seseorang yang kamu sayangi, bisa itu sahabat, teman baik, keluarga, Pacar, atau rekan kerja, menghadapi sebuah masalah… kamu bilang sama mereka, “Tuhan tidak akan menguji umatNya melebihi batas kemampuan mereka…”?
Atau kalimat lain, yang sejenis, yang intinya adalah bahwa apapun masalah yang kita hadapi ini, Tuhan selalu tahu persis berapa takaran yang sesuai? Bahwa ujian-ujian untuk mendewasakan kita, untuk membuat kita lebih baik, tidak akan terlalu berat sehingga kita malah lebih dewasa dan tidak tersungkur karenanya?
Pernah?
Hm, kalau saya sih pernah.
Biasanya, ini saya ucapkan ketika saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi…
Biasanya, setelah ngomong ini pun, saya lebih memilih diam.. mendengarkan… atau mentraktir dia makan yang enak dan minum yang segar π
Dan malam ini, di atas sebuah mobil sedan milik Bro yang melaju menembus lalu lintas Surabaya yang tidak padat, ditambah dengan tumpahan air hujan yang memberikan efek lumayan dramatis, saya pun berpikir.
Jika Tuhan memberikan ujian yang dahsyat kepada kita… don’t you think that we are the strong people?
Jika Tuhan secara spesifik dan sengaja menguji kekuatan kita… don’t you think that we are the chosen ones?
Tuhan percaya kita mampu.
Kenapa kita tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri?
Kita diuji oleh Tuhan karena kita adalah orang yang pasti bisa melewati ujian itu. Tuhan hanya menciptakan MASTERPIECE dan kreator seni manapun tidak mungkin akan menghancurkan karya terindah mereka, dengan cara apapun… Yeah, we’re just too beautiful to be destroyed…
Jadi malam ini, ketika saya keluar dari dalam mobil untuk membuka pintu pagar, masih dengan air hujan yang turun lumayan deras dan membuat rambut saya basah, saya tahu… bahwa saya… adalah the strong one.
So what kalau lagi-lagi saya musti patah hati? aih… that’s not a big deal… I’ll get through this.. like I got through these similar heartaches for so many f**king times.. hehehe…
(no more silent cry… I promise!) ^_^
Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu berada di posisi ini:
Duduk sendiri, dengan hembusan angin dingin air conditioner yang menghembus ubun-ubun kepalamu, di depan sebuah laptop yang menyala, dan menikmati barisan kata-kata yang teruntai apa adanya di mesin percakapan via internet, dari seseorang yang pernah menjadi segalanya buat kamu…
Si Segalanya (SS) : Eh you know what?
Kamu (K) : What? Apaan?
SS : Tebak, aku pakai baju apa sekarang?
K : ?
SS : Baju biru kotak-kotak dan celana jeans…
K : (baju yang selalu berhasil membuat Si Segalanya itu terlihat begitu mempesona dan membuat kamu bertanya-tanya apakah si Segalanya telah terbuat dari zat semacam candu yang membuatmu terus menerus mencanduinya!)
SS : Dan kamu tahu?
K : Apa?
SS : I still can scent your smell in my shirt… Aku sengaja pakai ini karena aku kangen kamu…
Karena di pertemuan terakhir kalian, Si Segalanya itu memakai baju kesenangan kamu, baju yang akhirnya membuatnya menjadi GR setengah mati karena merasa paling ganteng sedunia barangkali (hihi!), baju yang melindungi tubuhnya… Tubuhnya yang menjadi tempat bersandarmu di malam terakhir kamu bertemu dan menunggu malam menghabis…
Dan ketika sodoran untaian kata-kata itu tersaji di depan mata kamu, ketika hubungan dia dan kamu harus berakhir, meskipun sejuta rasa cinta itu masih ada di dalam setiap helaan nafasmu, juga nafasnya….what will you do?
…
Like sand on my feet
The smell of sweet perfume
You stick to me forever
and I wish you didn’t go
I wish you didn’t go, I wish you didn’t go away
To touch you again with life in your hands,
it couldn’t be any harder…
(Could It Be Any Harder — The Calling)
…
karena ketika itu terjadi pada saya… dua hari yang lalu….
I was…
mmm..
silently crying.
Ketika saya iseng membuka-buka postingan lama saya dan ketemu dengan judul why do you love him yang bercerita tentang apa alasan saya sehingga begitu jatuh cinta dengan Pacar (okay, sekarang dia sudah menjadi Mantan Pacar, tapi tetap menjadi sahabat saya ^_^ ), naluri iseng saya pun timbul dan mulai beranalisa.
Okay.
Yang tiba-tiba terlintas di dalam pikiran saya adalah tentang rasa cinta saya terhadap GangGila, lima orang sahabat saya, yang kadar kegilaannya sudah tak bisa ditolerir lagi dan sama sekali tidak berniat untuk insyaf dalam waktu dekat (atau bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun untuk insyaf! hihihi).
Ya.
Rasa cinta saya buat mereka telah membuat saya tidak bisa berhenti untuk tertawa ketika mengenang kegilaan-kegilaan kami (dan yang terus terjadi sampai sekarang)…
Tidak bisa berhenti untuk merasa terharu, ketika mereka kumat sok melankolis… (ya, terutama elu, Lin! hihi)
Tidak bisa berhenti untuk mengajak bertemu, apalagi ketika sedang sedih, sedang butuh dukungan, atau sekedar ingin ketawa sampai berguling-guling di lantai (sumpah! Meskipun ini kemungkinan besar bisa terjadi, tapi sekarang saya sedang hiperbolis! hihi)…
Rasa cinta yang akhirnya membuat saya kepikiran untuk menganalisa: why oh why do I love them all?
Dengan dibantu oleh Lin di ujung telepon, pukul dua belas kurang tadi, akhirnya saya menemukan jawabannya…. π Continue reading
Kamu pernah mengalami ini nggak:
Sedang patah hati karena diputusin sama si kekasih yang ternyata berselingkuh, datanglah seorang sahabat atau siapapun juga dengan kata-kata standar begini: “Ah, sudahlah… the show must go on… Dia bukan laki-laki satu-satunya… Kamu pasti mendapatkan laki-laki yang lebih baik…” dll, dsb, mirip-mirip dengan kalimat penghiburan seperti tadi.
Atau..
Sedang gagal mendapatkan promosi yang sudah menjadi incaran kamu sejak jaman hidung gajah masih pesek, dan membuat kamu males makan, malas kerja, malas ke kamar mandi sampai-sampai rekan kerja yang duduk di dekat meja kamu lalu mulai berbaik hati dengan berkata, “Sudahlah… Nantinya, kalau memang sudah tepat waktunya, pasti Tuhan akan kasih kesempatan kok… Kamu kerja yang baik aja.. tetap semangat ya!” Dan ya, masih banyak varian nasehat lain yang sejenis dengan tujuan sama, yaitu membangkitkan hawa nafsu.. eh, maksudnya, membangkitkan semangat kamu. Continue reading
Ketika saya berbicara soal London dan betapa saya ingin, someday, saya bisa berada di sana. Larut bersama suasananya. Hanya duduk di sebuah bangku kayu di taman kotanya sambil merasakan hembusan angin dingin yang menggoda di sela-sela lilitan syal tebal warna merah menyala favorit saya. Duduk saja. Sambil menghirup nafas banyak-banyak. Duduk saja. Sambil menatap langit yang cerah dan hijaunya tetumbuhan. Duduk saja. Menikmati saja. A moment of myself… A moment where I see how beautiful is the world that I live in…
Hm…
But should I wait that ‘someday‘, should I wait London, and should I wait the day I sit in the wooden bench somewhere in the other part of the world?
….
kalau saya bisa nikmati pagi ini…
Dengan melihat gumpalan awan-awan yang menghiasi langit biru Surabaya dari balik kaca mobil sedan Bro yang mengantarkan saya ke kantor… Dengan celoteh riang tentang sweet nothings… Dengan wajah anak manis penjaja koran yang begitu senang ketika korannya saya beli tanpa menuntut uang kembali (yang meskipun hanya lima ratus Rupiah itu)… Dengan hembusan udara Surabaya yang entah kenapa hari ini terasa sejuk ketika saya membuka jendela untuk mengeluarkan lembaran ribuan Rupiah tadi… Dan ya. Diiringi suara berat Louis Armstrong, yang merdu mendayu, menyanyikan lagu What a Wonderful World dari MP3 player mobil Bro..
I see trees of green…….. red roses too
I see them bloom….. for me and for you
And I think to myself…. what a wonderful world.I see skies of blue….. clouds of white
Bright blessed days….dark sacred nights
And I think to myself …..what a wonderful world.The colors of a rainbow…..so pretty ..in the sky
Are also on the faces…..of people ..going by
I see friends shaking hands…..sayin.. how do you do
They’re really sayin……i love you.I hear babies cry…… I watch them grow
They’ll learn much more…..than I’ll never know
And I think to myself …..what a wonderful world(What a Wonderful World)
Kemudian saya berpikir.
I don’t have to wait that ‘someday’… or even that London.. to have a moment of myself.. where I realize that I’m living a wonderful world…
Karena dunia kecil yang berputar di sekeliling saya sudah nampak indah.
Karena dunia kecil yang pernah menawarkan luka, tapi sering pula menawarkan kebahagiaan tanpa kata-kata yang saya tinggali sekarang…. sudah begitu indah.
Hm…
It’s just a matter of what eyes just couldn’t see…
But if you take a moment to see it with your heart… you’ll find a piece and warmth that you’ve been looking for is in a one exhale away…
Seperti yang sudah saya lakukan pagi ini.
Dan membuat saya tersenyum.
Just a light smile that says all the unspoken words.
Ps. But still…. London, save me a little of you, alrite? π