Pernah nggak sih, kamu punya keinginan memiliki saudara kembar? Seorang manusia yang bentuk fisiknya sama persis dengan kamu, mulai dari postur tubuh, warna kulit, bentuk mata, sampai bentuk jempol kakinya?
Pernah nggak, sih, setelah itu kamu berandai-andai bagaimana serunya memiliki seorang manusia yang mirip sekali sama kamu, sehingga kalau kamu sedang jenuh dengan suasana di kantor, kamu bisa bertukar tempat dengan saudara kembar kamu itu?
Atau, crazy experiment yang melibatkan gebetan-gebetan kamu, sekedar untuk membuktikan apakah mereka hafal dengan segala kebiasaan kamu, bunyi sendawa kamu, atau bau kentut kamu? (haha, jorok amat sih!)
Nah,
Kalau saya sih pernah! Seringkali, malah.
Di dalam isi kepala saya, sepertinya, punya saudara kembar itu sangat, sangat menyenangkan. Bisa bertukar tempat saat bosan, bisa bertukar pacar (idih, Lala!), bisa jadi pusat perhatian (karena sumpah, Bow, kalau saya melihat ada sepasang orang kembar, saya pasti nggak ragu-ragu untuk menoleh sampai berkali-kali!). Apalagi kalau kembarnya sangat identik. Dan pastinya.. kalau sama-sama cantik. Pasti semua orang bakal nggak bisa kedip, deh! (Lala, biar kata nggak kembar, tapi kalau yang lewat itu Sandra Dewi atau Dian Sasto, pasti lelaki-lelaki itu nggak bisa kedip semua, deh! π )
Ah..
Karena saya sudah keburu lahir, tentu saja saya nggak bisa memilih untuk jadi bayi yang kembar atau tidak, kan? Yang keluar dari perut Mami, dua puluh delapan tahun yang lalu, adalah bayi gendut, montok, cantik, dan menggemaskan (ayo, ayo, siapa yang mau muntah duluan.. hihi) yang kini berubah menjadi perempuan yang sangat anggun (Lala, fitnah itu!). Dan ya… bukan bayi kembar, pastinya.
Jadi, Lala…
Lupakan segera angan-angan kamu untuk memiliki saudara kembar ya… Percuma, Sayang… Buang-buang waktu, boros energi, dan kapasitas otakmu yang sudah minim itu bakal lebih mengenaskan nasibnya kalau kamu terlalu banyak berimajinasi yang nggak penting-nggak penting ituh! π
Tapi, tapi…
Setahun belakangan ini…
Kok setiap saya jalan sama si Mbak Pit, si Sulung, banyak sekali yang bilang begini..
“Mbak, Mbak… Kembar ya?”
“Mmm… Mbak, mirip banget… Kembar ya?”
“Mbak, Mbak… makanannya dibayar dulu, baru boleh pergi!” …ups! Ini sih, kalau saya sok amnesia dan maen pulang aja sebelum bayar makanan di restoran! hihi.
Setiap saya nge-mal sama Mbak…. banyak yang ngeliatin dengan takjubnya…
Setiap saya berdiri di pinggir jalan (ngapain Lala????) berdua dengan Mbak Pit (aduh, Mbak, ngapain juga kamuuhhh???)… pas lagi mau nyebrang atau beli-beli barang di pinggir jalan (see? Makanya jangan nyolot duluan, napah! π ), banyak mata yang memandang dengan takjubnya juga…
*pst, ganti kata ‘Dengan Takjubnya’ dengan kata ini ‘Dengan Anehnya’ π *
Dan kalau mereka berkesempatan untuk ngobrol dengan saya dan Mbak Pit, baru ketahuan deh kalau mereka semua mengira saya dan Mbak Pit adalah saudara kembar…
Haduh…
Mereka itu berhalusinasi…
Atau kami memang mirip, yah?
Hmmm..
Kalaupun kami dibilang mirip, ini tentu saja merupakan metamorfosa yang sangat menyenangkan dan mengherankan.
Kenapa dibilang mengherankan? Hm, karena dulu, kami ini nggak ada mirip-miripnya sama sekali lho…
Dan..
kenapa ini dibilang metamorfosa yang menyenangkan??
Karena..
Nggak lain dan nggak bukan..
karena akhirnya… saya bisa merasakan betapa excitednya being assumed as TWIN…! π
Aih, aih.. jadi begini ini yaa rasanya jadi orang kembar… Senang sekali…. ^^