*terinspirasi dari tulisan Om Trainer Ganjen, NH18 yang ini, Abangku, Hery Azwan yang ini dan Emi-Chan, the Wonder Woman yang ini*
Baru saja saya berhenti mengaduk cangkir yang berisi bubuk kopi instan dan air panas. Ah, rupanya larutannya sudah cukup homogen sehingga kopi kesukaan saya itu, Torabika three in one with choco granule, sudah siap untuk dinikmati. Hm… wanginya kopi sudah menusuk-nusuk indera penciuman saya dan membuat saya nggak sabar untuk segera menyisip sedikit demi sedikit di bibir mug bergambar a little cute angel with wings and fashionable bag. Berjalanlah saya kembali ke meja sambil meniup-niup permukaan kopi itu supaya nggak terlalu ‘menyakitkan’ kalau menyentuh bibir saya.
Sampai di meja, barulah saya sibuk menyisip perlahan, sambil menghirup aroma sedap yang melayang di udara dan saya tangkap dengan semena-mena oleh hidung pesek saya.
Ah.. coffee…
A little piece of heaven in my days…
Kalau boleh hiperbolis, saya akan bilang, “I can’t live my life without coffee.” Dan kalaupun hari terlewat tanpa kopi yang membasahi tenggorokan saya, I got to say this, “Hell, I’ll get through it.. But it’s going to be a tough day…”
Mungkin kandungan kafein di dalam kopi yang saya konsumsi tidak memberikan efek candu yang segitu bombastisnya, tapi efek sugesti yang terpola di dalam pikiran saya, bahwa minum kopi bisa menenangkan mood yang sedang tidak bersahabat, telah membuat saya begitu mencandui kopi sampai sedemikian dahsyatnya.
Ah, itulah kenapa saya bilang… Coffee…. A little piece of heaven in my days… Karena memang, tanpa kopi, saya akan otomatis merasa super ngantuk dan malas melakukan apa saja….
But hey, the funny part is… with or without coffee, I can’t help my self to do this… visiting my Cyber BestFriends’ ‘home’… 🙂
Yeah. Saya kenal tiga orang di dunia maya yang bisa dibilang Sahabat. Mereka adalah Om NH18, Abang Hery Azwan, dan The Wonder Woman, Emi-Chan. Rumah ketiga orang hebat itulah yang paling sering saya kunjungi setiap hari dengan beragam alasan. Pertama, karena isi blog yang sangat menarik. Kedua, karena saya ingin mengetahui perkembangan terakhir mereka dan apa kabar mereka hari ini. Dan ketiga karena… hey… they’re my bestfriends! Don’t you think that it’s so damn normal that we want to visit our bestfriends’ houses?? In the name of we really care about them?? ^_^
Saya nggak tahu bagaimana awalnya saya bersahabat dengan orang-orang hebat itu. Posting mana yang mengakrabkan kami, posting mana yang menjadi awal mula persahabatan kami, dan kenapa, dan bagaimana… Yang saya tahu, setelah dengan berjalannya waktu, orang-orang inilah yang menjadi sumber energi saya setiap hari; untuk terus menulis dan mengingatkan saya pada sebuah mimpi yang pernah terlupakan.
Mereka mendukung saya dengan cara mereka masing-masing.
Om NH, dengan motivasi-motivasinya yang luar biasa serta kalimatnya yang sungguh fenomenal: “Percayalah, La. Someday aku akan lihat buku-buku kamu terpajang di toko buku terkenal dan aku akan menjadi orang pertama yang minta tanda tangan kamu…” 🙂
Emi-Chan, dengan kehebatannya dalam menjalani hidup sebagai Ibu yang super sibuk untuk kedua anaknya, menjadi penerjemah, menjadi sensei, bahkan pernah menjadi seorang DJ, telah mengajari saya bahwa tidak ada kata tidak bisa sebelum mencoba. Dan sebelum waktu benar-benar membuat saya tak bisa melakukannya, then that’s the time I should not stop. She always encourages me to do every positive things. And keep on believing that we can do it…
Dan Abang Hery Azwan, dengan cara menulisnya yang membuat saya terkagum-kagum karena mirip sebuah artikel koran *ah Abang, how I love your writings!* sehingga menginspirasi saya untuk terus belajar menulis dan ya.. pastinya dukungan yang benar-benar terasa nyata: he was the one who introduced me to an editor, which made my life brighter than ever… 😀
Saya nggak tahu apa peran saya buat kehidupan mereka. Apa yang bisa mereka ambil dari postingan seorang ‘Pengangguran Tersamar di Kantor’ usia 28 tahun ini untuk kehidupan mereka bertiga. Am I worthy enough for their lives? Apakah segala macam cerita bawel saya setiap hari akan memberikan a little something to think about afterwards?
I’m totally clueless, meskipun dengan sedikit pengharapan bahwa bersahabat dengan ‘Anak Kecil’ seperti saya ini*hey, biar begini, saya yang paling muda lho.. hahaa, bangga….*, their lives will be as bright as mine since the moment I met them in the forest of technology…
Hmmm.
Ternyata teknologi tidak menghalangi perasaan emosional yang tumbuh di hati saya buat mereka bertiga. Ternyata teknologi tidak seangkuh yang dibayangkan orang-orang bahwa persahabatan tidak mungkin bisa hadir tanpa tersentuh oleh fisik.
Tapi teknologi-lah yang membawa saya sampai hari ini.
Sampai di hari ketika saya menyadari, bahwa hidup saya semakin menyenangkan karena mereka ini…bukan GangGila, Gang Maru…. tapi THE ASUNAROS, empat sekawan, empat orang blogger yang sampai detik ini hanya saling bercanda lewat sentuhan keyboard dan klik mouse, tapi terasa begitu dekat….
Dan kini.
Sambil menyisip kopi yang perlahan mulai dingin dan aroma nikmat yang mulai lenyap dari udara, saya tahu… there’s nothing more exciting than doing this:
Sipping my coffee and visiting my bestfriends’ homes… 😀
Halo, Om… Abang… Emi-Chan…… ^_^