“Kenapa kamu milih aku?”
“No specific reason, karena kamu adalah kamu.”
“Cuman karena itu?”
“Memangnya cinta perlu alasan? Aku cinta kamu karena aku memang cinta sama kamu. Lepas dari segala macam alasan yang mungkin akan hilang di kemudian hari.. Dan aku nggak pingin itu terjadi…”
Hmm.
Pernah dengar percakapan ini? Atau mungkin terlibat dengan percakapan yang serupa?
Entah kenapa percakapan itu memenuhi pikiran saya hari ini, ketika miskin ide dan pekerjaan yang sangat minim sekali di kantor, dan saya duduk di depan laptop sambil diiringi suara John Legend yang merdu mendayu di lagunya Ordinary People (ah, saya masih sangat jatuh cinta dengan lagu ini nih!). Ditemani juga secangkir kopi plus krim dengan sedikit gula yang perlahan menghabis, saya jadi kepikiran dengan percakapan itu dan mulai bertanya.
Kenapa saya memilih dia?
Betulkah jatuh cinta bisa tanpa alasan, cuman karena itulah seorang Pacar, yang baik maupun buruknya adalah kelebihan buat kita?
Bisakah? Just fall, outta the blue, without any reasons why?
Banyak Pelaku Cinta yang berlindung dengan alasan I love you because it’s you, no body else. Tapi tidakkah ada penyebab kita jatuh cinta dengan seseorang? Tidakkah kita punya alasan kenapa kita jatuh cinta dengan pasangan kita? What make them look so special in our eyes? Dan kenapa binar-binar di mata kita selalu muncul saat melihat pasangan? Dan kenapa degup jantung seolah nggak karuan saat berdekatan dengan orang tersayang kita itu?
Buat saya, selalu ada alasan kenapa kita jatuh hati dengan seseorang. Entah itu fisiknya, entah itu kepandaiannya, entah itu apa yang dia miliki *harta benda, mungkin 🙂 *, entah itu personality-nya, dll dsb. Itu adalah awal kita menoleh, memandang kagum, dan dengan berjalannya waktu, perasaan itu berubah menjadi something good or even something bad. Mungkin ada yang terperangkap dengan ‘bungkus’ lalu menyadari bahwa bukan orang ini yang kita cari. Mungkin malah ada yang semakin meyakini bahwa orang inilah our own missing puzzles.
Waktu yang akan membuktikan apakah it was really there atau it was something like that but then it wasn’t.
Tapi, selalu ada alasan kenapa kita jatuh cinta dengan seseorang; kenapa kita begitu tak ingin berjauhan dengan orang itu dan berusaha memberikan the best of us untuk orang yang kita sayangi itu. Kenapa kita memilih dia menjadi pasangan berbagi cerita, berbagi sayang, berbagi sedih…
Itulah kenapa, di pagi yang dingin (yang pastinya karena hembusan AC persis di depan meja kantor saya) ini, saya ingin bilang sama Pacar kalau someday somehow he ask me this question, I will definitely say that I know the reasons why I chose him over any other guys that came along into my life.
Ya. Awalnya adalah… karena dia pintar. Because he knows what he’s doing.
Lalu makin jatuh cinta… karena dia bisa bermain piano. I just love a man with his piano or guitar.
Setelah dekat dengan dia, saya jatuh cinta… karena dia begitu dewasa. Usianya yang di atas saya membuat dia selalu bisa ngemong, menjaga, memperhatikan, dan mau memahami seorang saya yang masih moody dan meledak-ledak.
Those three major reasons membuat saya jatuh cinta sama Pacar, yang membuat saya ingin terus berdekatan dengannya, membuat saya ingin terus-menerus mendengarkan suaranya, membuat saya tak ingin kehilangan dia…
Ya. Sekalipun akhirnya saya tahu kalau dia itu posesif dan pencemburu, meskipun kedewasaannya kadang membuat saya salah tingkah karena seolah-olah saya masih seperti anak belasan tahun meskipun dia suka sekali membuat saya spaneng karena cemburu juga dan mencium saya setelahnya sambil berterimakasih karena saya telah cemburu sama dia…… Saya tetap jatuh hati padanya.
Lalu saya ingat dengan seorang teman yang pernah bilang, “Kalau alasan-alasan seseorang mencintai pasangan itu menghilang, misalnya wajahnya tak lagi tampan? Dia kehilangan pekerjaannya yang fantastis itu? Bukankah malah akan berantakan jadinya?”
“So? Maksud kamu?”
“Jadi bukankah cinta memang nggak perlu alasan?”
Mmm…
Kalau ada di antara kamu yang bertanya itu pada saya, hari ini, saya akan bilang begini:
Saya punya alasan kenapa saya tertarik sama dia. Ya, karena tiga alasan utama itu tadi. Kepintarannya, kebisaannya bermain piano, dan kedewasaannya. Itu menggiring saya ke perasaan yang lebih dari sekedar tertarik. Waktu yang berjalan mengantarkan saya pada seorang Pacar yang pastinya memiliki kekurangan *we’re just ordinary people, rite?*. Dan ketika sampai di situ saya masih bertahan dengan kekurangan Pacar dan bisa menerima…. that’s the moment I realize, I was totally in love with him… Hm, not just was, but still am.
Seperti yang pernah saya tulis di blog, semingguan yang lalu.
It’s just about a trigger… or a rock that makes us fall.
After we fall… the rest is destiny.
Dan bagaimanakah destiny itu?
Hmmm… jangan tanya saya, ya? Karena, sumpah… saya nggak tahu… ^_^
Kadang alasan-alasan itu tidak perlu juga diberitahukan ke penanya kan?
Itu antara kamu dan him, dan jika alasan itu kuat mestinya foundation itu kuat juga.
counting days nih
Cinta memang tidak perlu alasan…
Alasan seseorang jatuh hati adalah karena dorongan-dorongan biologis dan psikologis untuk mendapatkan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Alasan seseorang terus memberikan dan mencintai adalah karena dorongan-dorongan biologis dan psikologis untuk memastikan dia tidak rugi atau kehilangan karena sudah menginvestasikan sesuatu dahulu (bisa waktu, uang, tenaga, dsb) ketika dia pertama kali jatuh hati.
itu saya..ga pernah punya alasan yang pas kenapa jatuh cinta sama iblis..
yg jadi masalah adalah waktu cinta tanpa alasan itu juga gak nemuin alasan untuk tetap bersama… *bingung*
kenapa ya? entahlah, ya gaktau ya.. trus gimana ya? gangerti.. kusut.. pokoknya I love you de..
aduhduh * garing mode on *
darling ..aku sudah baca tulisan mu ini..bahkan aku sudah baca tulisan tulisan mu yang lalu..huahuahuahua
bener bangettt…intinya…memang tidak perlu alasan untuk mencitai seseorang ya say 🙂
hehehe.
….that just totally rite….for an extreme example;
even if there’s no positive thing came from her…..by ordinary people from time to time……it could be possible that the negative thing is also one of the charming part of her..that we like………….to put it simply,there’s not any chance that love ‘d came and stop by no reason.and the reason’s not always came from the one we love,but also by people around us,and from our self too