I used to date with a guy. Seorang lelaki dengan tampang jauh di atas rata-rata, wajah kebule-bulean, tubuhnya menjulang setinggi 178cm dengan berat badan proporsional. Not to mention, dia dari keluarga yang sangat berada. Pas kencan sama dia, mobilnya berganti-ganti. Dari yang ‘cuman’ Kijang kapsul sampai BMW.
Bahagiakah saya? Continue reading
Di atas pesawat yang membawa gue pulang ke Jakarta, pikiran gue mengembara kemana-mana. Gue nggak bisa ikut bersenang-senang sama Erick, Daanish, Mas Ben, atau Miko yang terlihat asyik mengobrol soal, I don’t know, gue sendiri seperti nggak mendengarkan apa-apa, selain suara hati gue.
What was his intention?
Just went to my place and looked for me to tell me, what? Miss me? Please forgive me?
Or something like this.
“I’m planning to marry Jo…”